Permasalah tentang solat berjamaah masih perlu ada
kesepahaman berdasarkan hadis Rosululloh saw. Karena sepanjang yang dilakukan
kaum muslimin masih ada yang menyimpang dari hadis Rosululloh saw. Oleh
karenanya perlu dibaca buku ini. Di dalam uraian buku ini masih jauh dari yang
diharapakan. Makanya sangat
diharapakan kritikannya serta dalil yang meluruskannya agar penulis tidak tetap di dalam kekeliruan yang salah.
diharapakan kritikannya serta dalil yang meluruskannya agar penulis tidak tetap di dalam kekeliruan yang salah.
Adapun pedoman
atau cara umtuk memahami buku ini adalah kutipan buku ini adalah Program Kitab
9 Imam Hadis dan Program al-Maktabah asy-Syamilah. Kutipannya adalah bodynote
artinya kutipan hanya yang dicantumkan
periwayatnya dan nomor hadis pada
arti hadis jika dikutip dari Program Kitab 9 Imam Hadis, jika dari Program al-Maktabah asy-Syamilah nomor
hadisnya diawal hadis dan nama Perowinya di ujung hadisnya. Ada yang disingkat
dan ada yang sempurna penulisan namanya denagn tulisan bahasa Arab
Kekhawatiran
sebahagian pembaca apakah hadis-hadis yang ada dalam dua Program Kitab 9 Imam
Hadis dan Program al-Maktabah asy-Syamilah) sudah benar, maka jawabannya
adalah jika masih khawatir atau ragu maka cara menceknya adalah ambil 1 atau 2
kata dari matan hadis tersebut, kemudian masukkan kata kunci itu ke dalam
Program al-Maktabah asy-Syamilah, selanjutnya klikkan ke syimbol كتب التخريج –
شروح الحديث – مصطلح الحديث apakah ada perbedaan matannya atau tidak, jika sama
berarti benar Program Kitab 9 Imam Hadis dan Program al-Maktabah asy-Syamilah
Kebenaran
dalam kitab kutub mukhorrij yang 9 dan lainnya yang berbentuk buku atau
kitab, tentu masih diragukan jika belum dicek kebenarannya ke dalam kitam
Manuskrif masing-masing mukhorrijnya. Di mana Manuskrif aslinya mungkin sulit
menemukannya saat sekarang sekalipun jika ada kamauan
untuk menceknya. Oleh karenanya kebenaran 2 program ini dan keaslian
kitab-kitab mukhorrij yang 9 kita harus husnuhz zhon saja kepada pencetak dan
ulama yang membahasnya dalam kitab syarah hadis dan kitab takhrij hadis jika ada kesesuaianny maka hadis itu benar adanya
seperti itu.
Jika selama ini
yang kita amalkan berdasarkan fiqh yang ada, maka jangan berhenti sampai di situ, tetapi harus
dilanjutkan melihat ke dalam hadis Rosululloh saw. Jangan ada dalam hati
pembaca apakah belum cukup apa yang ada dalam kitab fiqh. Jawabannya belum
karena para Fuqhoa yang satu tidak mungkin semua hadis dapat ditemukannya. Demikian juga para Mukhorrij
hadis yang satu tidak semua hadis Rasul dapat dia kumpul semuanya sebagai
contoh al-Bukhori tidak semua hadis Rasul ada dalam kitab sohihnya. Oleh
karenanya harus dilihat ke dalam kitab
yang 9 setiap satu persoalan bagaimana jawabannya itu yang diikuti.
Persolan tarjamah hadis penulis sangat
mengharapkan perbaikan dari saudaraku pembaca untuk memperbaikinya, demikian
juga tentang komentar dan analisis
penulis. Jangan ada dipikiran pembaca ini terlalu maju, tetapi itu adalah batas
kemampuan penulis. Demikian juga bahasa dan pengetikannya salah dan tidak pada
tempatnya. Selamat membaca dan menganalisa, karena kunci kemajuan ilmu adalah
dengan menerima kritikan dari ahlinya ( فاسئلوا اهل الذكر ان كنتم لا
تعلمون
)
Penulis
sangat mengharapkan atas partisipasi dari pembaca untuk menyebarkan dua program
ini dalam rangka percepatan pengetahuan umat terhadap Hadis Rosululloh saw,
agar perbedaan pendapat dan pengamalan agama selama ini bisa terkikis sedikit
demi sedikit agar kembali keapda awal Islam yaitu pedomannya Alquran dan Hadis.
Jangan merasa khawatir dengan kembali merujuk kepada keduanya akan semakin
tidak baik umat dan menyusahkan pemikiran mereka. Justru dengan kembali merujuk
kepada keduanya akan semakin murni pengamalan umat dan jauh dari perbedaan.
Analisanya
madzhab yang empat ( Ja’far bin Shodiq, Abu Hanifah, Anas bin Malik,
Asy-Syafi’I dan Ahmad bin Hanbal) mereka ini semuanya ahli hadis seperti Abu
Haniah karyanya Musnad Abu Hanifah, Anas bin Malik karya hadisnya
al-Muwaththo’, Asy-Syafi’I karya hadisnya Musnad Imam Asy-Syafi’I dan Ahmad bin Hanbal karya hadisnya Musnad
Ahmad bin Hanbal. Tetapi pada masa mereka hadis masih terbatas sementara
persoalan umat semakin banyak dan konperhensif maka mereka mengeluarkan hasil
ijtihadnya dalm fiqh mereka.
Zaman
sekarang sudah banyak kumpulan hadis sepert kitab 9 Imam hadis dan ditambah
dengan mukhorrij abad berikutnya tentu sangat dituntut kepada kita untuk
kembali kepada hadis menjawab beberapa persoalan ibadah ekonomi sosial politik
dan persoalan akhira. Merasakesal kita jika hanya sampai jawaban kita menurut
madzhab ini. Seharusnya hadisnya ini syarahnya ini kemudia baru pendapat ulama
fiqh, agar jelas kepada umat demiian Nabi dan sahabatnya mengamalkan iabadah,
sosial, ekonomi dan politik dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment