Solat Berjamaah - Drs. Dame Siregar, M.A


Permasalah tentang solat berjamaah masih perlu ada kesepahaman berdasarkan hadis Rosululloh saw. Karena sepanjang yang dilakukan kaum muslimin masih ada yang menyimpang dari hadis Rosululloh saw. Oleh karenanya perlu dibaca buku ini. Di dalam uraian buku ini masih jauh dari yang diharapakan. Makanya sangat
diharapakan kritikannya serta dalil yang meluruskannya agar penulis tidak tetap di dalam kekeliruan yang salah.
            Adapun pedoman atau cara umtuk memahami buku ini adalah kutipan buku ini adalah Program Kitab 9 Imam Hadis dan Program al-Maktabah asy-Syamilah. Kutipannya adalah bodynote artinya kutipan hanya yang dicantumkan  periwayatnya  dan nomor hadis pada arti hadis jika dikutip dari Program Kitab 9 Imam Hadis, jika dari  Program al-Maktabah asy-Syamilah nomor hadisnya diawal hadis dan nama Perowinya di ujung hadisnya. Ada yang disingkat dan ada yang sempurna penulisan namanya denagn tulisan bahasa Arab
            Kekhawatiran sebahagian pembaca apakah hadis-hadis yang ada dalam dua Program Kitab 9 Imam Hadis dan Program al-Maktabah asy-Syamilah) sudah benar, maka jawabannya adalah jika masih khawatir atau ragu maka cara menceknya adalah ambil 1 atau 2 kata dari matan hadis tersebut, kemudian masukkan kata kunci itu ke dalam Program al-Maktabah asy-Syamilah, selanjutnya klikkan ke syimbol كتب التخريج – شروح الحديث – مصطلح الحديث apakah ada perbedaan matannya atau tidak, jika sama berarti benar Program Kitab 9 Imam Hadis dan Program al-Maktabah asy-Syamilah
            Kebenaran dalam kitab kutub mukhorrij yang 9 dan lainnya yang berbentuk buku atau kitab, tentu masih diragukan jika belum dicek kebenarannya ke dalam kitam Manuskrif masing-masing mukhorrijnya. Di mana Manuskrif aslinya mungkin sulit menemukannya saat sekarang sekalipun jika ada kamauan untuk menceknya. Oleh karenanya kebenaran 2 program ini dan keaslian kitab-kitab mukhorrij yang 9 kita harus husnuhz zhon saja kepada pencetak dan ulama yang membahasnya dalam kitab syarah hadis dan kitab takhrij hadis  jika ada kesesuaianny maka hadis itu benar adanya seperti itu.
            Jika selama ini yang kita amalkan berdasarkan fiqh yang ada, maka jangan  berhenti sampai di situ, tetapi harus dilanjutkan melihat ke dalam hadis Rosululloh saw. Jangan ada dalam hati pembaca apakah belum cukup apa yang ada dalam kitab fiqh. Jawabannya belum karena para Fuqhoa yang satu tidak mungkin semua hadis dapat  ditemukannya. Demikian juga para Mukhorrij hadis yang satu tidak semua hadis Rasul dapat dia kumpul semuanya sebagai contoh al-Bukhori tidak semua hadis Rasul ada dalam kitab sohihnya. Oleh karenanya harus dilihat ke dalam  kitab yang 9 setiap satu persoalan bagaimana jawabannya itu yang diikuti.
            Persolan tarjamah hadis penulis sangat mengharapkan perbaikan dari saudaraku pembaca untuk memperbaikinya, demikian juga tentang  komentar dan analisis penulis. Jangan ada dipikiran pembaca ini terlalu maju, tetapi itu adalah batas kemampuan penulis. Demikian juga bahasa dan pengetikannya salah dan tidak pada tempatnya. Selamat membaca dan menganalisa, karena kunci kemajuan ilmu adalah dengan menerima kritikan dari ahlinya ( فاسئلوا اهل الذكر ان كنتم لا تعلمون )
            Penulis sangat mengharapkan atas partisipasi dari pembaca untuk menyebarkan dua program ini dalam rangka percepatan pengetahuan umat terhadap Hadis Rosululloh saw, agar perbedaan pendapat dan pengamalan agama selama ini bisa terkikis sedikit demi sedikit agar kembali keapda awal Islam yaitu pedomannya Alquran dan Hadis. Jangan merasa khawatir dengan kembali merujuk kepada keduanya akan semakin tidak baik umat dan menyusahkan pemikiran mereka. Justru dengan kembali merujuk kepada keduanya akan semakin murni pengamalan umat dan jauh dari perbedaan.
            Analisanya madzhab yang empat ( Ja’far bin Shodiq, Abu Hanifah, Anas bin Malik, Asy-Syafi’I dan Ahmad bin Hanbal) mereka ini semuanya ahli hadis seperti Abu Haniah karyanya Musnad Abu Hanifah, Anas bin Malik karya hadisnya al-Muwaththo’, Asy-Syafi’I karya hadisnya Musnad Imam Asy-Syafi’I  dan Ahmad bin Hanbal karya hadisnya Musnad Ahmad bin Hanbal. Tetapi pada masa mereka hadis masih terbatas sementara persoalan umat semakin banyak dan konperhensif maka mereka mengeluarkan hasil ijtihadnya dalm fiqh mereka.
            Zaman sekarang sudah banyak kumpulan hadis sepert kitab 9 Imam hadis dan ditambah dengan mukhorrij abad berikutnya tentu sangat dituntut kepada kita untuk kembali kepada hadis menjawab beberapa persoalan ibadah ekonomi sosial politik dan persoalan akhira. Merasakesal kita jika hanya sampai jawaban kita menurut madzhab ini. Seharusnya hadisnya ini syarahnya ini kemudia baru pendapat ulama fiqh, agar jelas kepada umat demiian Nabi dan sahabatnya mengamalkan iabadah, sosial, ekonomi dan politik dan sebagainya.

No comments: