و حَدَّثَنَا أَبُو
بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ كِلَاهُمَا عَنْ أَبِي خَالِدٍ
قَالَ أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ
إِسْمَعِيلَ بْنِ رَجَاءٍ عَنْ أَوْسِ بْنِ ضَمْعَجٍ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ
الْأَنْصَارِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ
فَإِنْ كَانُوا فِي الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ فَإِنْ
كَانُوا فِي السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانُوا فِي
الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ سِلْمًا وَلَا يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ
فِي سُلْطَانِهِ وَلَا يَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلَّا
بِإِذْنِهِ قَالَ الْأَشَجُّ فِي رِوَايَتِهِ
مَكَانَ سِلْمًا سِنًّا حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ ح
و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ ح و حَدَّثَنَا
الْأَشَجُّ حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ كُلُّهُمْ عَنْ الْأَعْمَشِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ
(MUSLIM - 1078) : Dan telah menceritakan kepada kami
Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Abu Said Al Asyaj,
keduanya dari Abu Khalid. Abu Bakr mengatakan; telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al Ahmar dari Al A'masy, dari Ismail bin Raja' dari Aus bin Dham'aj dari Abu Mas'ud Al Asnhari, katanya; Rosululloh shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Yang berhak menjadi imam atas suatu kaum adalah yang paling menguasai bacaan kitabullah (Alquran), jika dalam bacaan kapasitasnya sama, maka yang paling tahu terhadap sunnah, jika dalam as sunnah (hadis) kapasitasnya sama, maka yang paling dahulu hijrah, jika dalam hijrah sama, maka yang pertama-tama masuk Islam, dan jangan seseorang mengimami seseorang di daerah wewenangnya, dan jangan duduk di rumah seseorang di ruang tamunya, kecuali telah mendapatkan izin darinya." Kata Al Asyaj dalam periwayatannya dengan redaksi "Maka yang menjadi pertimbangan kapasitas adalah keIslaman dan usia, " Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami Ishaq telah mengabarkan kepada kami Jarir dan Abu Mu'awiyah (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami Al-Asyajj telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudlail (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar telah menceritakan kepada kami Sufyan, semuanya dari Al A'masy dengan sanad seperti ini.
keduanya dari Abu Khalid. Abu Bakr mengatakan; telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al Ahmar dari Al A'masy, dari Ismail bin Raja' dari Aus bin Dham'aj dari Abu Mas'ud Al Asnhari, katanya; Rosululloh shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Yang berhak menjadi imam atas suatu kaum adalah yang paling menguasai bacaan kitabullah (Alquran), jika dalam bacaan kapasitasnya sama, maka yang paling tahu terhadap sunnah, jika dalam as sunnah (hadis) kapasitasnya sama, maka yang paling dahulu hijrah, jika dalam hijrah sama, maka yang pertama-tama masuk Islam, dan jangan seseorang mengimami seseorang di daerah wewenangnya, dan jangan duduk di rumah seseorang di ruang tamunya, kecuali telah mendapatkan izin darinya." Kata Al Asyaj dalam periwayatannya dengan redaksi "Maka yang menjadi pertimbangan kapasitas adalah keIslaman dan usia, " Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami Ishaq telah mengabarkan kepada kami Jarir dan Abu Mu'awiyah (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami Al-Asyajj telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudlail (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar telah menceritakan kepada kami Sufyan, semuanya dari Al A'masy dengan sanad seperti ini.
و حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ رَجَاءٍ قَالَ
سَمِعْتُ أَوْسَ بْنَ ضَمْعَجٍ يَقُولُ سَمِعْتُ أَبَا مَسْعُودٍ يَقُولُا قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ
الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ وَأَقْدَمُهُمْ قِرَاءَةً فَإِنْ
كَانَتْ قِرَاءَتُهُمْ سَوَاءً فَلْيَؤُمَّهُمْ أَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ
كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَلْيَؤُمَّهُمْ أَكْبَرُهُمْ سِنًّا وَلَا
تَؤُمَّنَّ الرَّجُلَ فِي أَهْلِهِ وَلَا فِي سُلْطَانِهِ وَلَا تَجْلِسْ عَلَى
تَكْرِمَتِهِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا أَنْ يَأْذَنَ لَكَ أَوْ بِإِذْنِهِ
(MUSLIM - 1079) : Dan telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyar kata Ibnul Mutsanna; telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far dari Syu'bah dari Ismail bin Raja'
katanya; aku mendengar Aus bin Dham'aj mengatakan; Aku mendengar Abu Mas'ud
berkata; Rosululloh shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami:
"Hendaknya yang berhak menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak
dan paling baik bacaan kitabullah (alquran), jika dalam bacaan sama, maka yang
paling dahulu hijrah, jika mereka dalam hijrah sama, maka yang lebih dewasa,
dan jangan sampai seseorang menjadi imam dalam keluarga orang lain dan jangan
pula dalam wilayah kekuasaan (wewenang) nya dan jangan duduk di tempat duduk di
rumah orang lain selain telah mendapat izin, atau seizinnya."
حَدَّثَنَا أَبُو
الْوَلِيدِ الطَّيَالِسِيُّ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنِي إِسْمَعِيلُ بْنُ
رَجَاءٍ سَمِعْتُ أَوْسَ بْنَ ضَمْعَجٍ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ
الْبَدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ
وَأَقْدَمُهُمْ قِرَاءَةً فَإِنْ كَانُوا فِي الْقِرَاءَةِ سَوَاءً
فَلْيَؤُمَّهُمْ أَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً
فَلْيَؤُمَّهُمْ أَكْبَرُهُمْ سِنًّا وَلَا يُؤَمُّ الرَّجُلُ فِي بَيْتِهِ وَلَا
فِي سُلْطَانِهِ وَلَا يُجْلَسُ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلَّا بِإِذْنِهِ قَالَ شُعْبَةُ فَقُلْتُ لِإِسْمَعِيلَ مَا تَكْرِمَتُهُ قَالَ فِرَاشُهُ
حَدَّثَنَا ابْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ بِهَذَا
الْحَدِيثِ قَالَ فِيهِ وَلَا يَؤُمُّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ قَالَ
أَبُو دَاوُد وَكَذَا قَالَ يَحْيَى الْقَطَّانُ عَنْ شُعْبَةَ أَقْدَمُهُمْ
قِرَاءَةً حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
نُمَيْرٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ رَجَاءٍ عَنْ أَوْسِ بْنِ
ضَمْعَجٍ الْحَضْرَمِيِّ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا الْحَدِيثِ قَالَ فَإِنْ كَانُوا فِي
الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ فَإِنْ كَانُوا فِي السُّنَّةِ
سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً وَلَمْ يَقُلْ فَأَقْدَمُهُمْ قِرَاءَةً قَالَ
أَبُو دَاوُد رَوَاهُ حَجَّاجُ بْنُ أَرْطَاةَ عَنْ إِسْمَعِيلَ قَالَ وَلَا
تَقْعُدْ عَلَى تَكْرِمَةِ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِهِ
(ABUDAUD - 494) : Telah menceritakan kepada kami
Abul Walid Ath-Thayalisi telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah
mengabarkan kepadaku Isma'il bin Raja` Saya telah mendengar Aus bin Dlam'aj
telah menceritakan dari Abu Mas'ud Al-Badri berkata; Rosululloh Shallallahu
alaihi wasallam bersabda: "Orang yang paling berhak menjadi imam shalat
suatu kaum adalah yang paling pandai dalam Kitabullah (Al Quran) dan lebih
dahulu membacanya. Jika dalam hal bacaan mereka sama, maka hendaklah yang
menjadi imam orang yang lebih dahulu hijrah. Jika dalam hal hijrah mereka sama,
maka hendaklah yang menjadi imam yang lebih tua, dan janganlah seseorang
menjadi imam di rumah orang lain dan jangan pula ketika dalam kekuasaan orang
lain, serta jangan pula dia duduk di tempat yang khusus untuk tuan rumah
kecuali dengan izinnya." Syu'bah berkata; Saya katakan kepada Isma'il;
Apakah tempat yang khusus itu? Dia menjawab; Yaitu kasurnya. Telah menceritakan
kepada kami Ibnu Mu'adz telah menceritakan kepada kami Ayahku telah
menceritakan kepada kami Syu'bah dengan hadits ini dan dia menyebutkan di
dalamnya; Dan janganlah seseorang mengimami orang lain pada daerah kekuasaannya
(wewenangnya). Abu Daud berkata; Dan begitu juga Yahya Al Qathan dari Syu'bah;
Yang lebih dahulu bacaannya. Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Ali
telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair dari Al-A'masy dari Isma'il
bin Raja` dari Aus bin Dlam'aj Al-Hadhrami dia berkata; Saya telah mendengar
Abu Mas'ud dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hadits ini, beliau
bersabda: "Apabila mereka dalah hal bacaan sama, maka hendaklah yang
paling mengetahui tentang sunnah. Dan apabila mereka dalam hal sunnah sama,
maka hendaklah yang lebih dahulu hijrah." Dalam riwayat ini beliau dia
tidak menyebutkan; Yang paling dahulu bacaannya. Abu Dawud berkata; Hadits ini
juga diriwayatkan oleh Hajjaj bin Arthaah dari Isma'il dia menyebutkan; Dan
janganlah dia duduk di tempat yang khusus bagi tuan rumah kecuali atas
idzinnya.
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ
حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ قَالَ و حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ
غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ عَنْ
الْأَعْمَشِ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ رَجَاءٍ الزُّبَيْدِيِّ عَنْ أَوْسِ بْنِ
ضَمْعَجٍ قَال سَمِعْتُ أَبَا مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيَّ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ
الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ كَانُوا فِي الْقِرَاءَةِ
سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ فَإِنْ كَانُوا فِي السُّنَّةِ سَوَاءً
فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَكْبَرُهُمْ
سِنًّا وَلَا يُؤَمُّ الرَّجُلُ فِي سُلْطَانِهِ وَلَا يُجْلَسُ عَلَى
تَكْرِمَتِهِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا بِإِذْنِهِ قَالَ
مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ قَالَ ابْنُ نُمَيْرٍ فِي حَدِيثِهِ أَقْدَمُهُمْ سِنًّا
قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي سَعِيدٍ وَأَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
وَمَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ وَعَمْرِو بْنِ سَلَمَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى
وَحَدِيثُ أَبِي مَسْعُودٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ
أَهْلِ الْعِلْمِ قَالُوا أَحَقُّ النَّاسِ بِالْإِمَامَةِ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ
اللَّهِ وَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ وَقَالُوا صَاحِبُ الْمَنْزِلِ أَحَقُّ
بِالْإِمَامَةِ و قَالَ بَعْضُهُمْ إِذَا أَذِنَ صَاحِبُ الْمَنْزِلِ لَغَيْرِهِ
فَلَا بَأْسَ أَنْ يُصَلِّيَ بِهِ وَكَرِهَهُ بَعْضُهُمْ وَقَالُوا السُّنَّةُ
أَنْ يُصَلِّيَ صَاحِبُ الْبَيْتِ قَالَ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ وَقَوْلُ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا يُؤَمُّ الرَّجُلُ فِي
سُلْطَانِهِ وَلَا يُجْلَسُ عَلَى تَكْرِمَتِهِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا بِإِذْنِهِ
فَإِذَا أَذِنَ فَأَرْجُو أَنَّ الْإِذْنَ فِي الْكُلِّ وَلَمْ يَرَ بِهِ بَأْسًا
إِذَا أَذِنَ لَهُ أَنْ يُصَلِّيَ بِهِ
(TIRMIDZI - 218) : telah menceritakan kepada kami
Hannad berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy
berkata; dan telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan berkata; telah
menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dan Abdullah bin Numair dari Al A'masy
dari Isma'il bin Raja` Az Zubair dari Aus bin Dlam'aj ia berkata; "Aku
mendengar Abu Mas'ud Al Anshari berkata; "Rosululloh shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Yang paling berhak untuk menjadi imam pada suatu kaum
adalah yang paling bagus dalam membaca Al Qur`an. Jika mereka sama dalam
membaca maka yang paling paham dengan sunnah. Jika mereka sama dalam sunnah
maka yang paling dahulu hijrah. Jika mereka sama dalam hijrah maka yang paling
tua umurnya. Janganlah seseorang menjadi imam dalam kekuasaan orang lain dan
jangan duduk di tempat keistimewaannya di rumahnya kecuali dengan
izinnya." Mahmud bin Ghailan berkata; "Ibnu Numair menyebutkan dalam
haditsnya, "Yang paling tua umurnya." Abu Isa berkata; "Dalam bab
ini juga ada riwayat dari Abu Sa'id Al Khudri, Anas bin Malik, Malik bin Al
Huwairits dan 'Amru bin Salamah." Abu Isa berkata; "Hadits Abu Mas'ud
ini derajatnya hasan shahih. Hadits ini diamalkan oleh ahli ilmu, mereka
berkata; "Yang paling berhak untuk menjadi imam adalah yang paling bagus
dalam membaca Al Qur`an dan yang paling paham dengan sunnah." Mereka juga
berkata; "Pemilik rumah berhak untuk menjadi imam." Sebagian mereka
berkata; "Jika pemilik rumah memberikan izin kepada yang lain maka tidak
mengapa shalat bersamanya." Namun sebagian yang lain memakruhkannya,
mereka mengatakan, "Yang sunnah adalah seorang pemilik rumah yang menjadi
imam." Imam Ahmad bin Hambal berkata; "Sabda Rosululloh shallallahu
'alaihi wasallam: "Janganlah seseorang menjadi imam di dalam kekuasaan
orang lain dan jangan duduk di tempat keistimewaannya di rumahnya kecuali
dengan izinnya." Jika mengizinkan maka saya berharap izin itu untuk
semuanya." Kemudian ia berpendapat bolehnya mengimami shalat jika
diizinkan olehnya (pemilik rumah)."
أَخْبَرَنَا
قُتَيْبَةُ قَالَ أَنْبَأَنَا فُضَيْلُ بْنُ عِيَاضٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ
إِسْمَعِيلَ بْنِ رَجَاءٍ عَنْ أَوْسِ بْنِ ضَمْعَجٍ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ
الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ كَانُوا فِي الْقِرَاءَةِ
سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ فِي الْهِجْرَةِ فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً
فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ فَإِنْ كَانُوا فِي السُّنَّةِ سَوَاءً
فَأَقْدَمُهُمْ سِنًّا وَلَا تَؤُمَّ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ وَلَا تَقْعُدْ
عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلَّا أَنْ يَأْذَنَ لَكَ
(NASAI - 772) : Telah mengkabarkan kepada kami
Qutaibah dia berkata; telah memberitakan kepada kami Fudhail bin 'Iyadh dari Al
A'masy dari Isma'il bin Raja' dari Aus bin Dham'aj dari Abu Mas'ud dia berkata;
bahwa Rosululloh Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, orang yang menjadi imam
untuk suatu kaum adalah yang paling menguasai AI Qur'an. Jika bacaan mereka
sama, maka yang jadi imam adalah orang yang lebih dulu hijrah. Jika dalam
hijrah mereka sama. maka yang jadi imam adalah orang yang paling mengetahui
tlenlang Sunnah. Jika pengetahuan mereka tentang Sunnah sama, maka yang jadi
imam adalah orang yang paling tua di antara mereka. Janganlah kamu mengimami
seseorang di tempat yang menjadi wewenangnya dan janganlah duduk di atas tempat
kemuliaannya kecuali seizinnya.'"
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ
إِسْمَعِيلَ بْنِ رَجَاءٍ قَالَ سَمِعْتُ أَوْسَ بْنَ ضَمْعَجٍ قَالَ سَمِعْتُ
أَبَا مَسْعُودٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ
فَإِنْ كَانَتْ قِرَاءَتُهُمْ سَوَاءً فَلْيَؤُمَّهُمْ أَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً
فَإِنْ كَانَتْ الْهِجْرَةُ سَوَاءً فَلْيَؤُمَّهُمْ أَكْبَرُهُمْ سِنًّا وَلَا
يُؤَمَّ الرَّجُلُ فِي أَهْلِهِ وَلَا فِي سُلْطَانِهِ وَلَا يُجْلَسْ عَلَى
تَكْرِمَتِهِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا بِإِذْنٍ أَوْ بِإِذْنِهِ
(IBNUMAJAH - 970) : Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Ja'far berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Isma'il bin Raja`
Ia berkata; aku mendengar Aus bin Dlam'aj ia berkata; aku mendengar Abu Mas'ud
berkata, "Rosululloh shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaknya
yang menjadi imam pada suatu kaum yang paling banyak hafalan Al Qur'annya. Jika
mereka sama dalam hafalan, maka yang paling dulu hijrah. Dan jika mereka sama
dalam hijrah, maka yang paling tua. Seseorang tidak boleh diimami dalam
keluarga dan kekuasaannya, serta tidak boleh duduk pada tempat khusus miliknya
kecuali dengan izin darinya. "
حَدَّثَنَا عَفَّانُ
قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ أَخْبَرَنِي إِسْمَاعِيلُ بْنُ رَجَاءٍ قَالَ
سَمِعْتُ أَوْسَ بْنَ ضَمْعَجٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيَّ
الْبَدْرِيَّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ
تَعَالَى وَأَقْدَمُهُمْ قِرَاءَةً فَإِنْ كَانَتْ قِرَاءَتُهُمْ سَوَاءً
فَلْيَؤُمَّهُمْ أَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانَ هِجْرَتُهُمْ سَوَاءً فَلْيَؤُمَّهُمْ
أَكْبَرُهُمْ سِنًّا وَلَا يُؤَمُّ الرَّجُلُ فِي أَهْلِهِ وَلَا فِي سُلْطَانِهِ
وَلَا يُجْلَسُ عَلَى تَكْرِمَتِهِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا أَنْ يَأْذَنَ لَكَ أَوْ
إِلَّا بِإِذْنِهِ
(AHMAD - 16446) : Telah menceritakan kepada kami
'Affan berkata; Telah menceritakan kepada kami Syu'bah berkata; telah
mengabarkan kepadaku Isma'il bin Raja' berkata; saya telah mendengar Aus bin
Dlam'aj berkata; saya telah mendengar Abu Mas'ud Al Anshari Al Badari dari Nabi
Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Orang yang menjadi imam suatu kaum
adalah orang yang menguasai dalam membaca kitab Allah Ta'ala, dan orang yang
lebih mula-mula membacanya. Jika bacaannya sama, maka setelahnya adalah yang
lebih dulu hijrah. Jika hijrahnya bersamaan adalah lebih tua. Janganlah seorang
laki-laki menjadi imam dalam keluarga orang lain atau di wilayah yang menjadi
wewenangnya dan janganlah duduk pada tikar di suatu rumah kecuali jika
diijinkan, " atau "kecuali dengan seijinnya."
حَدَّثَنَا أَبُو
مُعَاوِيَةَ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ رَجَاءٍ عَنْ
أَوْسِ بْنِ ضَمْعَجٍ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَؤُمَّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ
لِكِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ كَانُوا فِي الْقِرَاءَةِ سَوَاءً
فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ فَإِنْ كَانُوا فِي السُّنَّةِ سَوَاءً
فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَكْبَرُهُمْ
سِنًّا وَلَا يُؤَمَّنَّ رَجُلٌ فِي سُلْطَانِهِ وَلَا يُجْلَسْ عَلَى
تَكْرِمَتِهِ إِلَّا أَنْ يَأْذَنَ
(AHMAD - 16477) : Telah menceritakan kepada kami Abu
Mu'awiyah berkata; Telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Isma'il bin
Raja` dari Aus bin Dlam'aj dari Abu Mas'ud Al Anshari berkata; Rosululloh
Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Hendaklah yang menjadi iman suatu
kaum adalah orang yang paling hafal kitab Allah Ta'ala. Jika mereka bacaannya
sama, maka setelahnya adalah yang lebih tahu dengan sunah. Jika dalam sunah
sama, maka yang lebih dulu hijrahnya. Jika hijrahnya bersamaan maka yang lebih
tua. Janganlah seseorang menjadi imam dalam kekuasaan orang lain dan janganlah
duduk pada tikar di suatu rumah orang lain kecuali jika diijinkan."
Komentar
1. Hadis-hadis
di atas menjelaskan syarat Imam yang seharusnya dan berat untuk melanggarnya,
jika belum ada persyaratan itu pada pribadinya jangan dulu maju jadi Imam dan
selalul belajar untuk dampai kepada syarat tersebut
2.
Pertama yang paling bagus bacaanya dalam jamaah
sedang berlangsung, jangan beribut jadi Imam sebelum memiliki syarat tersebut
agar teramalkan hadis Rasul dan solat jamaah mendapatkan pahala yang 27 darjah
bila dibandingkan dengan solat sendirian
3.
Merasa malu beribadah jika melanggar aturan Rasul
(jika bacaannya belum memenuhi bacaan yang baik menurut ilmu yang berkaitan
dengan qiroah Alquran) seperti ilmu tajwid, makhroj dan tanda waqof
4.
Maksud أقدمهم فى القراءة(yang duluan pandai membaca) adalah bukan
dari faktor umur tetapi yang duluan bacaanya bagus sekalipun anak-anak atau
remaja bahkan sekalipun wanita
5.
Kasusnya jika suAMINya kurang bagus bacaan, sedangkan
isterinya lebih bagus, maka yang berhak jadi Imamnya adalah isterinya dalilnya
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ قَالَ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ
عِيَاضٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ
قَالَ لَمَّا قَدِمَ الْمُهَاجِرُونَ
الْأَوَّلُونَ الْعُصْبَةَ مَوْضِعٌ بِقُبَاءٍ قَبْلَ مَقْدَمِ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَؤُمُّهُمْ سَالِمٌ مَوْلَى أَبِي
حُذَيْفَةَ وَكَانَ أَكْثَرَهُمْ قُرْآنًا
(BUKHARI - 651) : Telah
menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Mundzir berkata, telah menceritakan
kepada kami Anas bin 'Iyadl dari 'Ubaidullah dari Nafi' dari 'Abdullah bin
'Umar berkata, "Ketika robongan Muhajirin yang pertama sampai di 'Ushbah,
suatu tempat di Quba', sebelum kedatangan Rosululloh shallallahu 'alaihi
wasallam, yang mengimami shalat mereka adalah Salim mantan budak Abu Hudzaifah.
Dia adalah seorang sahabat yang paling banyak bacaan (hafalan) Al Qur'annya di
antara mereka."
6. Jika suAMINya
sudah belajar dan sudah lebih bagus bacaannya maka baru suami yang berhak jadi
Imam
7.
Jika sudah mempunyai anak baik laki-laki atau wanita
maka ajari anak itu baca Alquran dengan baik, sehingga jika bacaan anak sudah
bagus dan paling bagus dari bapak dan ibunya maka mereka yang berhak jadi Imam
baik solat fardhu atau sunat
8.
Hal seperti demikian melatih anak jadi Imam sebelum
terjun di Masjid yang kecil atau yang besar
9. Maka jelas
pendidikan nonformal berhasil untuk dicontoh umat Islam yang lainnya.
No comments:
Post a Comment