أَخْبَرَنَا حُمَيْدُ
بْنُ مَسْعَدَةَ عَنْ سُفْيَانَ وَهُوَ ابْنُ حَبِيبٍ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ زُبَيْدٍ
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ عُمَرَ قَالَ صَلَاةُ
الْجُمُعَةِ رَكْعَتَانِ وَالْفِطْرِ رَكْعَتَانِ وَالنَّحْرِ رَكْعَتَانِ
وَالسَّفَرِ رَكْعَتَانِ تَمَامٌ غَيْرُ قَصْرٍ عَلَى لِسَانِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
(NASAI - 1423) : Telah mengabarkan kepada kami Humaid bin
Mas'adah dari Sufyan bin Habib dari Syu'bah dari Zubaid dari 'Abdurrahman bin
Abu Laila dari 'Umar dia berkata; "Shalat Jum'at dua raka'at, shalat Idul
Fitri dua raka'at, shalat Idul Adha dua raka? t, dan juga safar dua raka'at. Itu semua (dilaksanakan) sempurna
bukan qashar, menurut lisan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ
أَنْبَأَنَا يَزِيدُ بْنُ زِيَادِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ زُبَيْدٍ عَنْ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ عَنْ عُمَرَ قَالَ صَلَاةُ
السَّفَرِ رَكْعَتَانِ وَصَلَاةُ الْجُمُعَةِ رَكْعَتَانِ وَالْفِطْرُ
وَالْأَضْحَى رَكْعَتَانِ تَمَامٌ غَيْرُ قَصْرٍ عَلَى لِسَانِ مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
(IBNUMAJAH - 1054) : Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Abdullah bin Numair berkata, telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Bisyr berkata, telah memberitakan kepada kami Yazid bin Ziyad bin
Abu Al Ju'd dari Zubaid dari 'Abdurrahman bin Abu Laila dari Ka'b bin Ujrah
dari Umar ia berkata, "Shalat safar itu dua raka'at, jum'at dua raka'at,
iedul Fithri dan iedul Adlha dua raka'at, sempurna tanpa meringkas sebagaimana
sabda Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Komentar
1.
Hadis di atas menjelaskan bahwa solat jum’at dengan
solat ‘idul Fitri, qosor dan solat dhuha sama-sama 2 rokaat dan terdapat dalam
satu matan
2.
Menggambarkan bahwa solat jum’at minimal dianjurkan
seperti anjuran solat ‘idain
3. Dalam kenyataan di masysrakat muslim solat ‘idain semua
wanita kecuali ada ‘udzur untuk ikut solat bahkan orang yang sedang haidhpun
dianjurkan untuk ikut mendengarkan 1
khutbahnya
4. Kenapa pemahaman
sekarang solat jum’at tidak seperti anjuran solat ‘idain tersebut di mana pengganjal pemahamannya untuk tidak
perlu solat jum’at
5. Solat jum’at
2 khutbah sedangkan solat ‘idain 1 khutbah sudah sangat dianjurkan untuk ikut
sekalipun orang yang sedang haidh
6. Tempatnya
sama-sama di masjidnya berarti tempat yang aman dari fitnah dari kaum laki-laki
7. Kemudian
kenapa solat fardhu yang lainnya boleh dan dianjurkan Rasul dan para ulama
sepaham untuk ikut solat berjamaah di Masjid
8. Dan
dianjurkan juga wanita mendengarkan majelis ta’lim yang ada di masjid
9. Kenapa
mendengarkan dua khutbah jum’at menjadi masalah ikut wanita sekaligus ikut
solat jum’at
10. Di Makkah
dan di Madinah bagi jamaah haji ikutnya wanita solat jum’at
11. Pada waktu pelaksanaan ibadah haji wanita dianjurkan ikut
solat juma’t,kenapa setelah pulang ke tanah air kembali tidak ikut solat jum’at
12. Jawabannya kembalikan kepada hadis di atas bahwa solat
jum’at , ‘idain dan dhuha sama anjurnanya baik terhadap laki-laki dan wanita
yang tidak ada udzur syar’I yang menghalanginya
13. Pertanyaan
takut dan khwatir terjadi fitnah antara jamaah jum’at laki-laki dengan wanita
14. Jawabannya
kenapa pada solat ‘dain tidak dikhawatirkan fitnah antara jamaah ‘idain antara
laki-laki dengan wanita
15. Laki-lakipun tidak semuanya wajib hadir solat jum’at ke
masjid seperti yang sakit , musafir, menjaga yang sakit, hujan lebat tertidur
dan menjaga anak kecil di mana isterinya baru meninggal belum ada kawan yang
wajar menjaganya
16. Tentu
sedemikian juga terhadap wanita hanya tambahnya karena udzur haidh dan nifas
17. Itupun jika
disamakan dengan solat ‘idain boleh juga wanita ikut mendengarkan 2 khutbah
jum’atnya
18. Karena 2
khutbah tersebut adalah ilmu pengetahuan
19. Belajar
tentu wajib sama wanita juga jika tidak ada urusan yang sifatnya merusak suasana
solat dan khutbah
20. Solat jamaah
solat fardu lainnya tidak ada pemahaman yang melarang wanita untuk ikut solat
ke Masjid
21. Solat sunnah
seperti solat lail pada bulan romadon dianjurkan ulama ikut wanita, kenapa
solat fardu jumat masalah
22. Orang laki
yang musafir hari jumat boleh qosor jama’ pada hal mereka yang sehat walafiat
bahkan mereka mendapat uang. Kenapa orang yang sakit diopname di rumah sakit
masih solat zhuhur 4 rokaat, di mana yang sakit tadi menhabiskan uang lagi
tetapi yang musafir tadi mendapat uang boleh qosor jama’ dengan artian 4 rokaat
zhuhur menjadi 2 rokaat sekalipun hari jumat dan hari lainnya dan boleh jama’
lagi 2 waktu kumpul menjadi 1 waktu bahkan boleh pilih jama’ atqdi atau
takhkhir sesuai dengan jadwal waktu solat dengan jam keberangkatannya
No comments:
Post a Comment