8 Siyasah Menteri
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاتَ وَأَبُو بَكْرٍ بِالسُّنْحِ قَالَ إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي بِالْعَالِيَةِ فَقَامَ عُمَرُ يَقُولُ وَاللَّهِ مَا مَاتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ وَقَالَ عُمَرُ وَاللَّهِ مَا كَانَ يَقَعُ فِي نَفْسِي إِلَّا ذَاكَ وَلَيَبْعَثَنَّهُ اللَّهُ فَلَيَقْطَعَنَّ أَيْدِيَ رِجَالٍ وَأَرْجُلَهُمْ فَجَاءَ أَبُو بَكْرٍ فَكَشَفَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَبَّلَهُ قَالَ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي طِبْتَ حَيًّا وَمَيِّتًا وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُذِيقُكَ اللَّهُ الْمَوْتَتَيْنِ أَبَدًا ثُمَّ خَرَجَ فَقَالَ أَيُّهَا الْحَالِفُ عَلَى رِسْلِكَ فَلَمَّا تَكَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ جَلَسَ عُمَرُ فَحَمِدَ اللَّهَ أَبُو بَكْرٍ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَقَالَ أَلَا مَنْ كَانَ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ وَقَالَ { إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ }وَقَالَ { وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ } قَالَ فَنَشَجَ النَّاسُ يَبْكُونَ قَالَ وَاجْتَمَعَتْ الْأَنْصَارُ إِلَى سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ فِي سَقِيفَةِ بَنِي سَاعِدَةَ فَقَالُوا مِنَّا أَمِيرٌ وَمِنْكُمْ أَمِيرٌ فَذَهَبَ إِلَيْهِمْ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فَذَهَبَ عُمَرُ يَتَكَلَّمُ فَأَسْكَتَهُ أَبُو بَكْرٍ وَكَانَ عُمَرُ يَقُولُ وَاللَّهِ مَا أَرَدْتُ بِذَلِكَ إِلَّا أَنِّي قَدْ هَيَّأْتُ كَلَامًا قَدْ أَعْجَبَنِي خَشِيتُ أَنْ لَا يَبْلُغَهُ أَبُو بَكْرٍ ثُمَّ تَكَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ فَتَكَلَّمَ أَبْلَغَ النَّاسِ فَقَالَ فِي كَلَامِهِ نَحْنُ الْأُمَرَاءُ وَأَنْتُمْ الْوُزَرَاءُ فَقَالَ حُبَابُ بْنُ الْمُنْذِرِ لَا وَاللَّهِ لَا نَفْعَلُ مِنَّا أَمِيرٌ وَمِنْكُمْ أَمِيرٌ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ لَا وَلَكِنَّا الْأُمَرَاءُ وَأَنْتُمْ الْوُزَرَاءُ هُمْ أَوْسَطُ الْعَرَبِ دَارًا وَأَعْرَبُهُمْ أَحْسَابًا فَبَايِعُوا عُمَرَ أَوْ أَبَا عُبَيْدَةَ بْنَ الْجَرَّاحِ فَقَالَ عُمَرُ بَلْ نُبَايِعُكَ أَنْتَ فَأَنْتَ سَيِّدُنَا وَخَيْرُنَا وَأَحَبُّنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخَذَ عُمَرُ بِيَدِهِ فَبَايَعَهُ وَبَايَعَهُ النَّاسُ فَقَالَ قَائِلٌ قَتَلْتُمْ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ فَقَالَ عُمَرُ قَتَلَهُ اللَّهُ وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَالِمٍ عَنْ الزُّبَيْدِيِّ قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْقَاسِمِ أَخْبَرَنِي الْقَاسِمُ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ شَخَصَ بَصَرُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ فِي الرَّفِيقِ الْأَعْلَى ثَلَاثًا وَقَصَّ الْحَدِيثَ قَالَتْ فَمَا كَانَتْ مِنْ خُطْبَتِهِمَا مِنْ خُطْبَةٍ إِلَّا نَفَعَ اللَّهُ بِهَا لَقَدْ خَوَّفَ عُمَرُ النَّاسَ وَإِنَّ فِيهِمْ لَنِفَاقًا فَرَدَّهُمْ اللَّهُ بِذَلِكَ ثُمَّ لَقَدْ بَصَّرَ أَبُو بَكْرٍ النَّاسَ الْهُدَى وَعَرَّفَهُمْ الْحَقَّ الَّذِي عَلَيْهِمْ وَخَرَجُوا بِهِ يَتْلُونَ { وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ إِلَى الشَّاكِرِينَ }
(BUKHARI - 3394) : Telah bercerita kepada kami Isma'il bin Abdullah telah bercerita kepada kami Sulaiman bin Bilal dari Hisyam bin 'Urwah berkata, telah mengabarkan kepadaku 'Urwan bin Az Zubair dari 'Aisyah radliallahu 'anhu, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggal dunia, Abu Bakr sedang berada di Sunuh". Isma'il berkata; "Yakni sebuah perkampungan 'Aliyah, Madinah". Maka 'Umar tampil berdiri sambil berkata; 'Demi Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidaklah meninggal". 'Aisyah radliallahu 'anhu berkata, Selanjutnya 'Umar berkata; "Tidak ada perasaan pada diriku melainkan itu. Dan pasti Allah akan membangkitkan beliau dan siapa yang mengatakannya (bahwa beliau telah meninggal dunia), pasti Allah memotong tangan dan kaki mereka". Lalu Abu Bakr datang kemudian menyingkap penutup (yang menutupi) jasad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menutupnya kembali. Abu Bakr berkata; "Demi bapak ibuku, sungguh baik hidupmu dan ketika matimu. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh Allah tidak akan memberikan merasakan dua kematian selamanya". Kemudian dia keluar dan berkata; "Wahai kaum yang sudah bersumpah setia, tenanglah". Ketika Abu Bakr berbicara, 'Umar duduk. Abu Bakr memuji Allah dan mensucikan-Nya lalu berkata; "Barangsiapa yang menyembah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sesungguhnya Muhammad sekarang sudah mati, dan siapa yanng menyembah Allah, sesungguhnya Allah adalah Dzat yang Maha Hidup selamanya tidak akan mati". Lalu dia membacakan firman Allah Qs az-Zumar ayat 30 yang artinya: ("Sesungguhnya kamu akan mati dan mereka pun akan mati") dan QS Alu 'Imran ayat 144 yang artinya: ("Muhammad itu tidak lain kecuali hanyalah seorang Rasul sebagaimana telah berlalu Rasul-rasul sebelum dia. Apakah bila dia mati atau terbunuh kalian akan berbalik ke belakang (murtad). Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka sekali-kali dia tidak akan dapat mendatangkan madlarat kepada Allah sedikitpun dan kelak Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur"). Perawi ('Amru) berkata; "Maka orang-orang menangis tersedu-sedu. Perawi berkata lagi; "Kemudian kaum Anshar berkumpul menemui Sa'ad bin 'Ubadah di tenda Bani Sa'adah lalu mereka berkata; "Dari pihak kami ada pemimpinnya begitu juga dari pihak kalian (Muhajirin) ada pemimpinnya". Lalu Abu Bakr dan 'Umar bin Al Khaththab serta Abu 'Ubaidah bin Al Jarah mendatangi mereka. 'Umar memulai bicara namun Abu Bakr menenangkannya. Sebelumnya 'Umar berkata; "Sungguh aku tidak bermaksud hal seperti itu. Hanya saja aku telah mempersiapkan pembicaraan yang membuatku kagum namun aku khawatir jika tidak disampaikan oleh Abu Bakr. Kemudian Abu Bakr mulai berbicara dengan perkataan-perkataan yang menunjukkan pembicaraan manusia bijak. Dia berkata dalam bagian pembicaraannya itu; "Kami (Muhajirin) adalah pemimpin sedangkan kalian adalah para menterinya". Spontan Hubab bin Al Mundzir berkata; "Tidak, demi Allah, kami tidak mau seperti itu. Tapi kami mempunyai pemimpin dan kalianpun mempunyai pemimpin tersendiri". Abu Bakr menjawab; "Tidak. Tapi kami adalah pemimpin sedangkan kalian para menterinya. Para Muhajirin adalah orang Arab yang tempat tinggalnya paling tengah dan keturunan Arab yang paling murni. Untuk itu berbai'atlah (berjanji setia) kepada 'Umar atau Abu 'Ubaidah bin Al Jarah". Maka 'Umar berkata; "Tidak begitu. Sebaliknya kami yang berbai'at kepadamu. Karena, sungguh kamu adalah penghulu kami, orang terbaik kami dan orang yang paling dicintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Lalu 'Umar memegang tangan Abu Bakr lalu berbai'at kepadanya dan kemudian diikuti oleh orang banyak. Ada seseorang yang berkata; "Kalian telah membinasakan Sa'ad bin 'Ubadah"."Umar segera membalas; "Semoga Allah membinasakannya". Dan Abdullah bin Salam berkata, dari Az Zubaidiy telah berkata Abdurrahman bin Al Qasim telah mengabarkan kepadaku Al Qasim bahwa 'Aisyah radliallahu 'anhu berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuka matanya ke atas sambil berkata; "Menuju Kekasih yang Maha Tinggi", sebanyak tiga kali. Lalu dia menceritakan hadits selengkapnya lalu berkata; "Tidak ada satupun dari khuthbah keduanya melainkan Allah telah memberikan manfaat dengan khuthbah itu, 'Umar telah membuat takut orang-orang dengan kemungkinan timbulnya di tengah mereka sifat nifaq, lalu Allah mengembalikkan mereka (untuk istiqamah menjaga persatuan) lewat khuthbahnya 'Umar tersebut. Sedangkan Abu Bakr telah menunjukkan kematangan pandangannya untuk membawa manusia di atas petunjuk dan dia sebagai orang yang paling tahu tentang kebenaran yang ada pada mereka, dia keluar sambil membacakan ayat QS Alu 'Imran ayat 144 tadi ("Muhammad itu tidak lain kecuali hanyalah seorang Rasul sebagaimana telah berlalu Rasul-rasul sebelum dia...). hingga akhir ayat (...orang-orang yang bersyukur").[1]
Penguat
حَدَّثَنَا عَفَّانُ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ دَاوُدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَوْدِيِّ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ فِي طَائِفَةٍ مِنْ الْمَدِينَةِ قَالَ فَجَاءَ فَكَشَفَ عَنْ وَجْهِهِ فَقَبَّلَهُ وَقَالَ فِدَاكَ أَبِي وَأُمِّي مَا أَطْيَبَكَ حَيًّا وَمَيِّتًا مَاتَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَبِّ الْكَعْبَةِ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ قَالَ فَانْطَلَقَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ يَتَقَاوَدَانِ حَتَّى أَتَوْهُمْ فَتَكَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ وَلَمْ يَتْرُكْ شَيْئًا أُنْزِلَ فِي الْأَنْصَارِ وَلَا ذَكَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ شَأْنِهِمْ إِلَّا وَذَكَرَهُ وَقَالَ وَلَقَدْ عَلِمْتُمْ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ سَلَكَ النَّاسُ وَادِيًا وَسَلَكَتْ الْأَنْصَارُ وَادِيًا سَلَكْتُ وَادِيَ الْأَنْصَارِ وَلَقَدْ عَلِمْتَ يَا سَعْدُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَأَنْتَ قَاعِدٌ قُرَيْشٌ وُلَاةُ هَذَا الْأَمْرِ فَبَرُّ النَّاسِ تَبَعٌ لِبَرِّهِمْ وَفَاجِرُهُمْ تَبَعٌ لِفَاجِرِهِمْ قَالَ فَقَالَ لَهُ سَعْدٌ صَدَقْتَ نَحْنُ الْوُزَرَاءُ وَأَنْتُمْ الْأُمَرَاءُ
(AHMAD - 18) : Telah menceritakan kepada kami 'Affan dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Daud Bin Abdullah Al Audiy dari Humaid Bin Abdurrahman dia berkata; ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat, Abu Bakar sedang berada di pinggiran Madinah, dia (Humaid Bin Abdurrahman) berkata; kemudian dia datang dan membuka kain yang menutupi wajah beliau lalu menciumnya seraya berkata; "aku rela bapak dan ibuku sebagai tebusanmu, alangkah indahnya hidup dan matimu, Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam telah meninggal, dan demi Rabb pemilik Ka'bah." lalu dia menyebutkan hadits. Dia berkata; "kemudian Abu Bakar dan Umar berangkat (kepada kaum Anshar) yang sedang saling berbantahan masalah kepemimpinan, sehingga mereka menemui mereka (kaum Anshar), kemudian Abu Bakar berbicara dan tidak meninggalkan sesuatupun yang telah diturunkan kepada kaum Anshar dan tidak juga yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang mereka kecuali dia sebutkan semua, dan dia berkata; "sesungguhnya kalian telah mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "seandainya manusia meniti sebuah lembah dan kaum Anshar melewati lembah yang lain, maka aku akan melewati lembah kaum Anshar." dan kamu telah mengetahui wahai Sa'd bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda sementara kamu duduk (tidak melakukan apa-apa), "kaum Quraisy adalah pemegang urusan ini, maka orang yang berbakti dari manusia itu mengikuti orang yang berbakti dari mereka (Quraisy) dan orang yang durhaka mereka mengikuti orang yang durhaka mereka." dia berkata; kemudian Sa'd menjawab Abu Bakar; "kamu benar, kami adalah para menteri sedangkan kalian adalah para pemimpin."[2]
Menteri untuk mengigatkan pemimpin
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عَامِرٍ الْمُرِّيُّ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِالْأَمِيرِ خَيْرًا جَعَلَ لَهُ وَزِيرَ صِدْقٍ إِنْ نَسِيَ ذَكَّرَهُ وَإِنْ ذَكَرَ أَعَانَهُ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهِ غَيْرَ ذَلِكَ جَعَلَ لَهُ وَزِيرَ سُوءٍ إِنْ نَسِيَ لَمْ يُذَكِّرْهُ وَإِنْ ذَكَرَ لَمْ يُعِنْهُ
(ABUDAUD - 2543) : Telah menceritakan kepada kami Musa bin 'Amir Al Murri, telah menceritakan kepada kami Al Walid telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Muhammad dari Abdurrahman bin Al Qasim, dari ayahnya, dari Aisyah, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Apabila Allah menghendaki kebaikan pada diri pemimpin maka Allah akan menjadikan baginya menteri yang jujur, apabila ia lupa maka ia akan mengingatkannya dan apabila ia ingat maka ia akan membantunya. Dan apabila Allah menghendaki selain itu (keburukan) pada diri seorang pemimpin maka Allah jadikan baginya menteri (pembantu) yang buruk, apabila ia lupa maka ia tidak mengingatakannya, dan apabila ia ingat maka ia tidak membantunya."[3]
Penguat
حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُسْلِمٌ يَعْنِي ابْنَ خَالِدٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ قَالَ أَخْبَرَنِي الْقَاسِمُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ وَلَّاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ أَمْرِ الْمُسْلِمِينَ شَيْئًا فَأَرَادَ بِهِ خَيْرًا جَعَلَ لَهُ وَزِيرَ صِدْقٍ فَإِنْ نَسِيَ ذَكَّرَهُ وَإِنْ ذَكَرَ أَعَانَهُ
(AHMAD - 23278) : Telah menceritakan kepada kami Husain bin Muhammad berkata; Telah menceritakan kepada kami Muslim, yaitu Ibnu Khalid dari Abdurrahman bin Abi Bakar berkata; Telah mengabarkan kepadaku Al-Qasim bin Muhammad dari Aisyah berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barangsiapa yang Allah AzzaWaJalla walikan kepadanya dari urusan kaum muslimin, lalu Allah menginginkan kebaikan kepadanya, maka Allah akan menjadikan seorang menteri yang jujur untuknya. jika ia lupa, maka para menteri tersebut mengingatkannya dan jika ia ingat, menteri tersebut menolongnya."[4]
Tujuh menteri dari Muhajirin dan anshor
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ قَالَ عَبْد اللَّهِ وَسَمِعْتُهُ أَنَا مِنْ مُحَمَّدِ بْنِ الصَّبَّاحِ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ زَكَرِيَّا عَنْ كَثِيرٍ النَّوَّاءِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُلَيْلٍ قَالَ سَمِعْتُ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَيْسَ مِنْ نَبِيٍّ كَانَ قَبْلِي إِلَّا قَدْ أُعْطِيَ سَبْعَةَ نُقَبَاءَ وُزَرَاءَ نُجَبَاءَ وَإِنِّي أُعْطِيتُ أَرْبَعَةَ عَشَرَ وَزِيرًا نَقِيبًا نَجِيبًا سَبْعَةً مِنْ قُرَيْشٍ وَسَبْعَةً مِنْ الْمُهَاجِرِينَ
(AHMAD - 629) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Ash Shabbah, Abdullah berkata; dan aku mendengarnya dari Muhammad Bin Ash Shabbah Telah menceritakan kepada kami Isma'il Bin Zakaria dari Katsir An Nawwa' dari Abdullah Bin Mulail, dia berkata; aku mendengar Ali berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "tidaklah seorang Nabi sebelumku kecuali telah diberi tujuh wakil, menteri dan dermawan. Dan sesungguhnya aku telah diberi empat belas menteri, wakil dan dermawan, tujuh dari Quraisy dan tujuh dari Muhajirin."[5]
Gebernur pilihan Pemimpin bukan atas pilihan rakyat
و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُبَيْدٍ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ رَبِيعَةَ قَالَ أَتَيْتُ الْمَسْجِدَ وَالْمُغِيرَةُ أَمِيرُ الْكُوفَةِ قَالَ فَقَالَ الْمُغِيرَةُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ و حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ قَيْسٍ الْأَسْدِيُّ عَنْ عَلِيِّ بْنِ رَبِيعَةَ الْأَسَدِيِّ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ وَلَمْ يَذْكُرْ إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ
(MUSLIM - 5) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair telah menceritakan kepada kami Bapakku telah menceritakan kepada kami Sa'id bin 'Ubaid telah menceritakan kepada kami Ali bin Rabi'ah dia berkata, "Aku mendatangi masjid sedangkan al-Mughirah, gubernur Kufah. Ia berkata, "Lalu al-Mughirah berkata, 'Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta atas nama seseorang, barangsiapa berdusta atas namaku secara sengaja maka hendaklah dia menempati tempat duduknya dari neraka." Dan telah menceritakan kepadaku Ali bin Hujr as Sa'di telah menceritakan kepada kami Ali bin Mushir telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Qais al Asdi dari Ali bin Rabi'ah al Asdi dari al-Mughirah bin Syu'bah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan semisal hadits tersebut, hanya saja dia tidak menyebut, "Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta atas nama seseorang."[6]
Ibnu Qurth gubernur himsh
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ الْيَزَنِيُّ حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ بْنُ الْوَلِيدِ عَنْ سَعْدٍ الْأَغْطَشِ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَائِذٍ الْأَزْدِيِّ قَالَ هِشَامٌ وَهُوَ ابْنُ قُرْطٍ أَمِيرُ حِمْصَ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَمَّا يَحِلُّ لِلرَّجُلِ مِنْ امْرَأَتِهِ وَهِيَ حَائِضٌ قَالَ فَقَالَ مَا فَوْقَ الْإِزَارِ وَالتَّعَفُّفُ عَنْ ذَلِكَ أَفْضَلُ قَالَ أَبُو دَاوُد وَلَيْسَ هُوَ يَعْنِي الْحَدِيثَ بِالْقَوِيِّ
(ABUDAUD - 183) : Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Abdul Malik Al-Yazani telah menceritakan kepada kami Baqiyyah bin Al-Walid dari Sa'd Al Aghthasy yaitu Ibnu Abdullah dari Abdurrahman bin 'A`idz Al Azdy, Hisyam berkata ia adalah Ibnu Qurth gubernur Himsh dari Mu'adz bin Jabal saya pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang apa yang dibolehkan bagi seorang suami terhadap istrinya yang sedang haidl. Maka beliau menjawab: "Boleh apa yang ada di atas kain (selain jimak), namun menahan diri dari hal tersebut adalah lebih utama." Abu Dawud berkata; Hadits ini tidak kuat.[7]
Gubernur Mesir
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَقَ حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ مَرْثَدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ لَمَّا قَدِمَ عَلَيْنَا أَبُو أَيُّوبَ غَازِيًا وَعُقْبَةُ بْنُ عَامِرٍ يَوْمَئِذٍ عَلَى مِصْرَ فَأَخَّرَ الْمَغْرِبَ فَقَامَ إِلَيْهِ أَبُو أَيُّوبَ فَقَالَ لَهُ مَا هَذِهِ الصَّلَاةُ يَا عُقْبَةُ فَقَالَ شُغِلْنَا قَالَ أَمَا سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ أَوْ قَالَ عَلَى الْفِطْرَةِ مَا لَمْ يُؤَخِّرُوا الْمَغْرِبَ إِلَى أَنْ تَشْتَبِكَ النُّجُومُ
(ABUDAUD - 354) : Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Umar telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishaq telah menceritakan kepadaku Yazid bin Abu Habib dari Martsad bin Abdullah dia berkata; Tatkala Abu Ayyub mendatangi kami sebagai tentara perang, dan pada saat itu Uqbah bin Amir menjadi gubernur Mesir. Dia mengakhirkan shalat Maghrib. Maka Abu Ayyub mendatanginya dan berkata; Shalat apa ini wahai Uqbah? Dia menjawab; Kami disibukkan. Lantas Abu Ayyub berkata; Tidakkah engkau pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Umatku akan senantiasa dalam kebaikan atau di atas fithrah selama mereka tidak mengakhirkan shalat Maghrib hingga semua bintang-bintang nampak.[8]
Gubernur Madinah
حَدَّثَنَا النُّفَيْلِيُّ وَعُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ نَحْوَهُ قَالَا حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ إِسْحَقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كِنَانَةَ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبِي قَالَ أَرْسَلَنِي الْوَلِيدُ بْنُ عُتْبَةَ قَالَ عُثْمَانُ ابْنُ عُقْبَةَ وَكَانَ أَمِيرَ الْمَدِينَةِ إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ أَسْأَلُهُ عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الِاسْتِسْقَاءِ فَقَالَ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَبَذِّلًا مُتَوَاضِعًا مُتَضَرِّعًا حَتَّى أَتَى الْمُصَلَّى زَادَ عُثْمَانُ فَرَقَى عَلَى الْمِنْبَرِ ثُمَّ اتَّفَقَا وَلَمْ يَخْطُبْ خُطَبَكُمْ هَذِهِ وَلَكِنْ لَمْ يَزَلْ فِي الدُّعَاءِ وَالتَّضَرُّعِ وَالتَّكْبِيرِ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَمَا يُصَلِّي فِي الْعِيدِ قَالَ أَبُو دَاوُد وَالْإِخْبَارُ لِلنُّفَيْلِيِّ وَالصَّوَابُ ابْنُ عُقْبَةَ
(ABUDAUD - 984) : Telah menceritakan kepada kami An Nufaili dan Utsman bin Abu Syaibah semisalnya, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Hatim bin Ismail telah berkata kepada kami Hisyam bin Ishak bin Abdullah bin Kinanah dia berkata; telah mengabarkan kepadau ayahku dia berkata; bahwa AlWalid bin Utbah-atau Utsman bin Uqbah- gubernur Madinah mengutus aku untuk menemui Ibnu Abbas untuk menanyakan kepadanya tentang shalat istisqa yang dilakukan Rasulullah Shollallahu alaihi wasallam, maka Ibnu Abbas menjawab bahwa Rasulullah Shollallahu alaihi wasallam keluar untuk melaksanakan shalat istisqa dalam keadaan lusuh, tawadhu' dan khusyu' hingga beliau sampai di tempat shalat- Utsman menambahkan- kemudian beliau naik mimbar -dan keduanya sepakat bahwa- beliau tidak khutbah, akan tetapi beliau berdo'a dan betul-betul khusyu' dalam berdo'a dan beliau bertakbir kemudian beliau shalat dua rakaat sebagaimana shalat Ied. Abu Daud berkata ikhbar bagi Nufaili dan yang benar adalah Ibnu Uqbah.[9]
[1] umber : Bukhari Kitab : Perilaku budi pekerti yang terpuji Bab : Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam "Sekiranya aku boleh mengambil kekasih…" No. Hadist : 3394. Doif. Namun dikuatkan dengan riwayat Ahmad nomor 18. Doif juga sehingga digabungkan menjadi hasan lghoirih
[2] umber : Ahmad Kitab : Musnad sepuluh sahabat yang dijamin masuk surge Bab : Musnad Abu Bakr As Siddik No. Hadist : 18. Doif
[3] umber : Abu Daud Kitab : Pajak, Kepemimpinan dan Fai Bab : Mengangkat menteri No. Hadist : 2543. Doif , namun dikuatkan riwayat Ahmad nomor : 23278. Doif juga sehingga digabung menjadi hasan lighoirih
[4]
umber : Ahmad Kitab : Sisa musnad sahabat Anshar Bab : Hadits Sayyidah 'Aisyah
Radliyallahu 'anha
No. Hadist : 23278. Doif
[5] umber : Ahmad Kitab : Musnad sepuluh sahabat yang dijamin masuk surge Bab : Musnad Ali bin Abu Thalib Radliyallahu 'anhu No. Hadist : 629. Doif
[6] umber : Muslim Kitab : Mukadimah Bab : Terguran keras untuk dusta atas nama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam No. Hadist : 5. Sohih
[7] umber : Abu Daud Kitab : Thaharah Bab : Madzi No. Hadist : 183. Doif
[8] umber : Abu Daud Kitab : Shalat Bab : Waktu shalat maghrib No. Hadist : 354. Tadlis
[9] Sumber : Abu Daud Kitab : Shalat Bab : Bab No. Hadist : 984. Hasan
No comments:
Post a Comment