ULUMUL HADIST PERTEMUAN KELIMA
TBI 5
Skema Sanad ,I’tibar Sanad dan Skema Gabungan Seluruh Jalur Sanad
Skema Sanad
Kemudian susun skema sanadnya mulai dari awal sampai akhir tetapi tampilkan hadis yang sedang ditakhrij satu persatu, yaitu hadis pertama mulai dari nama al- Humaidi ‘Abdullah bin al-Zubair dan seterusnya. Caranya klik simbol perowi pada data program Kitab 9 Imam hadis, maka hasilnya sebagai berikut:
Umar bin Al Khaththab bin
Nufail
Alqamah bin Waqash bin
Mihshan
Muhammad bin Ibrahim bin
Al Harits bin Khalid
Sufyan bin 'Uyainah bin
Abi 'Imran Maimun
Abdullah bin Az Zubair
bin 'Isa bin 'Ubaidillah
Rosul saw.
Umar bin Al Khaththab bin
Nufail
Alqamah bin Waqash bin
Mihshan
Muhammad bin Ibrahim bin
Al Harits bin Khalid
Sufyan bin 'Uyainah bin
Abi 'Imran Maimun
Abdullah bin Az Zubair
bin 'Isa bin 'Ubaidillah
Bukhori
(No.1)
Rosul saw.
Umar bin Al Khaththab bin
Nufail
Alqamah bin Waqash bin
Mihshan
Muhammad bin Ibrahim bin
Al Harits bin Khalid
Sufyan bin 'Uyainah bin
Abi 'Imran Maimun
Abdullah bin Az Zubair
bin 'Isa bin 'Ubaidillah
Al-Bukhori (Mukhorrij )[1]
Selanjutnya lakukan pembuatan skema hadis penguat 1 atau hadis urutan kedua (no.52 ) hadis riwayat al- Bukhori seperti hadis 1 di atas dengan cara yang sama, maka hasilnya sebagai berikut:
Rosul saw
Umar
bin Al Khaththab bin
Nufail
Alqamah
bin Waqash bin
Mihshan
Muhammad
bin Ibrahim bin
Al
Harits bin Khalid
Malik
bin Anas bin Malik
bin Abi
'Amir
Abdullah
bin Maslamah bin
Qa'nab
Al-Bukhori (Mukhorrij )[2]
Skema hadis penguat ( no.6195) riwayat al- Bukhori sebagai berikut:
Rosul Saw
Umar
bin Al Khaththab bin
Nufail
Alqamah
bin Waqash bin
Mihshan
Muhammad
bin Ibrahim bin
Al
Harits bin Khalid
Abdul
Wahhab bin 'Abdul
Majid
bin Ash Shalti
Qutaibah
bin Sa'id bin
Jamil
bin Tharif bin
'Abdullah
Al-Bukhori (Mukhorrij )[3]
Skema sanad hadis ( no. 6439) riwayat al-Bukhori sebagai berikut:
Rosul saw.
Umar
bin Al Khaththab bin
Nufail
Alqamah
bin Waqash bin
Mihshan
Muhammad
bin Ibrahim bin
Al
Harits bin Khalid
Al-Bukhori (Mukhorrij [4]
Selanjutnya buat kumpulan skema hadis nomor 1, 52, 6195 dan 6439 dengan cara menuliskan satu kali nama yang sama. Kemudian tarik anak panah ke nama persamaan itu. Dan perlu membuat tahun lahir dan wafat setiap sanad jika ada dua- duanya jika tidak ditemukan lahir dan wafat cukup tahun wafat, caranya kopi dari tahun yang ada di kolom tahun lahir dan wafat pada kotak tarjamatur ruwat.
Dengan demikian maka diketahui mana hadis yang bersambung sanadnya dan yang terputus dari segi umur, kota kelahiran dan wafat apakah layak bertemu atau liqo’ antara guru dan murid. Apabila ada sanad yang terputus maka diketahuilah kualitas hadisnya tidak bisa jadi dalil yaitu ( mauquf, maqtu’, mursal, mungkoti’, mu’dol, mu’allaq, matruk, mudllas, mungqolib dan lain-lainnya sebagaimana penjelasan di atas), terkecuali ada jalur pendukungnya. Jika bersambung sanadnya maka diketahuilah istilah kualitas hadis yang bisa jadi hujjah yaitu ( sohih li zatih, sohih ligoiri zatih, hasan lizatih, hasan ligori zatih dan doif. Demikian juga apakah kualitas hadisnya mutawatir, masyhur, ‘aziz atau gorib). Untuk jelasnya dibaca uraian berikut.
Sohih Lidzatih (yaitu hadis yang memenuhi syarat hadis sohih yakni bersambung sanadnya, adil, dobit, tidak syaz atau jarang dan tidak illat atau cacat sanadnya).
Sohih ligoiri dzatih yaitu hadis apabila satu jalur dinilai sohih, tetapi dari jalur lain dinilai hasan. Hadisnya boleh jadi hujjah.,
Hadis Hasan lidzatih yaitu apabila seluruh jalur perowi dinilai hasan di mana antara sanad ada yang kurang dobith. Hadisnya boleh jadi hujjah.
Hadis hasan ligoiri dzatih yaitu hadis satu jalur dinilai hasan, jalur lain dinilai doif demikian juga dua jalur atau lebih dinilai sama –sama dho’if
Doif adalah hadis yang tidak memenuhi syarat hadis sohih di atas dan hanya satu jalur perowi saja yang meriwayatkannya. Jika ada jalur lain yang doif maka naik kualitasnya menjadi hasan li goiri zatih
Hadis Mutawatir yaitu jika satu matan hadis sohih diriwayatkan oleh 4 perowi atau mukhorrij atau lebih dan tidak mungkin sepakat mengadakan dusta. Atau satu perowi umpamanya Al-Bukhori dapatnya dari 4 jalur atau lebih. Ini bisa dilihat contohnya dalil yang ada dalam buku ini, apabila satu perowi 4 kali atau lebih berturut turut namanya tercantum. Hadisnya mutawatir atau sangat kuat dan bisa jadi hujjah walaupun hanya satu Perowi yang meriwayatkannya.
Hadis Masyhur yaitu hadis sohih diriwayatkan oleh 3 orang perowi, atau satu perowi dapatnya 3 jalur tetapi kualitas ada yang kurang dobit menurut penilian para kritikus sanad. Contohnya, apabila nampak satu matan hadis diriwayatkan oleh Muslim 3 kali berturut tercantum namanya . hadisnya kuat jadi hujjah. Hanya sedikit lebih rendah dari hadis Mutawatir.
Hadis ‘Aziz yaitu hadis apabila satu matan hadis diriwayatkan oleh 2 orang perowi, atau seorang perowi diperolehnya dari 2 jalur. Ini bisa pembaca perhatikan, apabila ada hadis diriwayatkan oleh seorang perowi nampak dua kali berturut -turut namanya tercantum atau 2 orang perowi seperti Abu Dawud dan An-Nasai. Hadisnya kuat bisa jadi dalil.
Hadis Gorib atau ahad yaitu satu matan hadis hanya diriwayatkan oleh satu jalur saja di mana setiap tingkat sanad hanya satu orang. Tetapi dinilai para Kritikus ulama hadis sohih
Keriteria penilan hadis di atas adalah penilaian dari Imam 9 hadis yang dikenal dalam istilah Kutub at-Tis’ah. Sekarang tugas umat adalah meneliti hadis dengan metode kritik matan, caranya adalah dengan mengumpul matan hadis yang setopik dan yang berkaitan dengan topik tersebut dengan cara manual dalam Kutub at-Tis’ah atau melalui program Al-Maktabah Asy-Syamilah atau Program Kutub As-Sittah atau Program Kitab 9 Imam, hadisnya sudah diterjemahkan dan sekaligus ada program Takhrij dan mengetahui jarah wat ta’dil para perowi dan tarjamatur ruwat yang sudah diterjemahkan.seperti yang dilakukan di atas.
I’tibar Sanad
Keempat jalur hadis tentang niat di atas , selanjutnya di i’tibar dengan cara mengkombinasikan antara sanad yang satu dengan yang lain, sehingga terlihat dengan jelas seluruh jalur sanad hadis yang diteliti, demikian juga dengan seluruh perowinya jika banyak perowinya tetapi) contoh in hanya riwayat al-Bukhori saja)dan metode periwayatannya.
Dengan melakukan i’tibar tersebut, akan dapat diketahui apakah ada unsur syawahid atau mutabi’ pada hadis tersebut atau tidak. Dan hasil i’tibar dari sanad tentang niat dapat dilihat pada skema berikut:
Skema Sanad
Pembuatan skema sanad sangat perlu sebagai langkah takhrij manfaatnya untuk mengetahui secara mudah apakah sandnya bersambung atu tidak, jiuka tidak bersambung ditingkat mana yang terputus untuk mudah membuat kesimpulan bagaimana kualitas sanad hadis yang sedang diteliti, kemudian memudahkan penilaian berapa jalur periwayatnya, apakah ada sanad pada tingkat sahabat yang syawahid ( sanadnya ada 2 atau lebih pada tingkat sahabat) atau terjadi mutabi’ ( ada 2 atau lebih sanadnya pada tingkat tabi’in sampai pada mukhorrij). Adapun cara membuat skema sanad sebagai berkut:
1. Kopi paste dulu satu jalur riwayat yang ada. Jika ada nama yang sama dengan jalur yang lain maka cukup satu kali saja nama dicantumkan. Maka selanjutnya buat tanda panah ke nama yang sama itu, menunjukkan bahwa sama nama sanadnya pada jalur tersebut
2. Cantumkan tahun lahir dan wafatnya jika ada atau tahun wafatnya saja. agar jangan terjadi kesalahan penulisan nama tahun lahir dan wafat sebaiknya kopi paste saja dari data yang ada
3. Lakukan seperti itu setiap jalur sanad yang ada meriwayatkan matan tersebut, contohnya sebagai berikut:
Skema Gabubungan Seluruh Jalur Sanad
[1]Kitab 9 Imam Hadist: Sumber : Kitab Bukhari
: Permulaan Wahyu
Bab : Permulaan wahyu No. Hadist : 1,Lidwa Pusaka
i-Software: www.lidwapustaka.com.
[2]Kitab 9 Imam Hadist: Sumber : Kitab Bukhari
: Iman
Bab : Sesungguhnya amal itu bergantung dengan niat dan pengharapan, dan setiap
mukmin akan mendapatkan sesuai dengan niatnya
No. Hadist : 52,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com.
[3]Kitab 9 Imam Hadist: Sumber : BukharimKitab : Sumpah dan Nadzar Bab : Niat dalam sumpah No. Hadist : 6195 ,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com.
[4]Kitab 9 Imam Hadist: Sumber : Kitab Bukhari
: siasat mengelak
Bab : Tidak melakukan siasat, dan setiap orang dihitung sesuai niyatnya
No. Hadist : 6439 Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com.
No comments:
Post a Comment