Perbandingkan Matan Dengan Alquran dan Perbandingkan Dengan Matan Yang Setopik
Perbandingan Matan Matan Alquran
Langkahnya sebagai berikut
1. Adapun yang diteliti dalam masalah ini adalah kesesuaian antara matan tentang niat dengan ayat Alquran.
2. Apabila Matan suatu hadis bertentangan dengan ayat Alquran, dan keduanya tidak mungkin dapat dikompromikan.
3. Dan tidak dapat pula diketahui kronologis mana yang duluan datang
4. Serta keduanya juga tidak mengandung takwil,
5. Maka hadis tersebut tidak dapat diterima dan dinyatakan sebagai hadis mardud atau hadis yang tidak bisa diamalkan atau da’if.[1]
Adapun Hadis-hadis yang kemungkinan mengandung pertentangan matan hadis dengan Alquran meliputi bidang-bidang
1. Ketuhanan,
2. kenabian,
3. Tafsir, hukum pembalasan amal perbuatan manusia,
4. dan masalah-masalah keahiratan.
5. Uraian masing-masing secara terperinci beserta contoh-contohnya dapat dilihat pada Salah ad-Din bin Ahmad al-Adlabi[2]
Cara mengkritik hadis-hadis tentang niat sebagai berikut:
Apa maksud niat?
Jawab: cari kata sinonimnya dalam Alquran, sinonimnya adalah maksud atau keinginan bahasa arabnya أراد (arod) dalilnya:
÷bÎ)ur ãN?ur& tA#yö7ÏGó$# 8l÷ry c%x6¨B 8l÷ry óOçF÷s?#uäur £`ßg1y÷nÎ) #Y$sÜZÏ% xsù (#räè{ù's? çm÷ZÏB $º«øx© 4 ¼çmtRrääzù's?r& $YY»tGôgç/ $VJøOÎ)ur $YYÎ6B ÇËÉÈ
20. dan jika kamu ingin mengganti isterimu matan isteri yang lain [280], sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, Maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali matan jalan tuduhan yang dusta dan matan (menanggung) dosa yang nyata ? Qs an-nisa ayat 20 lihat al-Baqoroh 229
[280] Maksudnya Ialah: menceraikan isteri yang tidak disenangi dan kawin matan isteri yang baru. Sekalipun ia menceraikan isteri yang lama itu bukan tujuan untuk kawin, Namun meminta kembali pemberian-pemberian itu tidak dibolehkan.
!$tBur (#ÿrâÉDé& wÎ) (#rßç6÷èuÏ9 ©!$# tûüÅÁÎ=øèC ã&s! tûïÏe$!$# uä!$xÿuZãm (#qßJÉ)ãur no4qn=¢Á9$# (#qè?÷sãur no4qx.¨9$# 4 y7Ï9ºsur ß`Ï ÏpyJÍhs)ø9$# ÇÎÈ
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah matan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (al-Bayyinah,(98):5)
[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
Kata ikhlas tentu ukurannya adalah niat, maka ilkhlas sinonim dari pada niat
ö@è% uqèd ª!$# îymr& ÇÊÈ ª!$# ßyJ¢Á9$# ÇËÈ öNs9 ô$Î#t öNs9ur ôs9qã ÇÌÈ öNs9ur `ä3t ¼ã&©! #·qàÿà2 7ymr& ÇÍÈ
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara matan Dia."
QS.al-Ilkhlas,(112):1-4
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara matan Dia."
Suroh ini diberi nama al-ikhlas, kaitannya dengan niat adalah setiap orang mau Islam wajib niat ikhlas lillah tanpa ada unsur lain masuk Islam.
Kesimpulan matan hadis-hadis tentang niat hadis maqbul, karena tidak bertentangan dengan Alquran
Untuk jelasnya dapat dilihat contoh matan hadis yang bertentangan dengan Alquran yaitu hadis tenatng anak zina tidak masuk sorga sampai 7 keturunan ke bawah, uraian di bawah ini:
4928 - أخبرني أحمد بن سعيد قال ثنا عبد الرحمن بن عبد الله وهو بن سعد الدشتكي قال ثنا عمرو وهو بن قيس عن إبراهيم عن مجاهد عن محمد بن عبد الرحمن عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : لا يدخل ولد زنا ولا شيء من نسله إلى سبعة أبناء الجنة [3]=
Mengkhabarkan kepadaku Ahmad bin Sai’d ia berkata menceritakan kepada kami ‘Abdur Rohman bin ‘Abdullah bin Sa’d ad- Dastakiy ia berkata menceritakan kepada kami ‘Amru bin Qois dari Ibrahim dari Mujahid dari Muhammad bin ‘Abdur Rohman dari Abu Huroiroh ia berkata Rasulullah sollallohu ‘alahi wa sallam bwekata: Tidak masuk sorga anak zina dan keturunannya sampai 7 tingkat.(Riwayat an- Nasai)
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَدُ الزِّنَا شَرُّ الثَّلَاثَةِ و قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ لَأَنْ أُمَتِّعَ بِسَوْطٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتِقَ وَلَدَ زِنْيَةٍ
(ABUDAUD - 3450) : Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami Jarir dari Suhail bin Abu Shalih dari Ayahnya dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Anak hasil zina adalah orang buruk ketiga." Abu Hurairah berkata, "Sungguh aku bersedekah matan sebuah cemeti di jalan Allah 'azza wajalla adalah lebih aku sukai dari pada membebaskan anak zina."[4]
حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا خَالِدٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَدُ الزِّنَا أَشَرُّ الثَّلَاثَةِ
(AHMAD - 7751) : Telah menceritakan kepada kami Khalaf Ibnul Walid telah menceritakan kepada kami Khalid dari Suhail dari bapaknya dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Bersabda: "Anak zina adalah yang paling jelek di antara tiga" (Yaitu; dia, wanita dan laki-laki yang menghasilkannya dari zina, maksudnya yang palik jelek di antara ibu dan laki-laki yang mezinahinya adalah anak yang dihasilkannya secara unsur, nasab dan penciptaan).[5]
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ دُكَيْنٍ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ زَيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِي يَزِيدَ الضَّبِّيِّ عَنْ مَيْمُونَةَ بِنْتِ سَعْدٍ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ وَلَدِ الزِّنَا فَقَالَ نَعْلَانِ أُجَاهِدُ فِيهِمَا خَيْرٌ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ وَلَدَ الزِّنَا
(IBNUMAJAH - 2522) : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Fadlal bin Dukain, telah menceritakan kepada kami Isra'il dari Zaid bin Jubair dari Abu Yazid Adl Dlibbi dari Maimunah binti Sa'ad mantan budak perempuan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang anak pezina, beliau bersabda: "Dua sandal yang aku pakai lebih baik dari aku memerdekakkan anak zina."[6]
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْيَمَانِ عَنْ الْمُثَنَّى بْنِ الصَّبَّاحِ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عَاهَرَ أَمَةً أَوْ حُرَّةً فَوَلَدُهُ وَلَدُ زِنًا لَا يَرِثُ وَلَا يُورَثُ
(IBNUMAJAH - 2735) : Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib; telah menceritakan kepada kami Yahya bin Al Yaman dari Al Mutsanna bin Ash Shabbah dari 'Amru bin Syu'aib dari Ayahnya dari Kakeknya berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa menzinahi seorang budak perempuan atau perempuan merdeka, maka anaknya adalah anak zina, tidak mewarisi dan juga tidak diwarisi."
Maksud anak zina tidak mewarisi dan tidak diwarisi oleh laki-laki yang menzinai ibunya, tetapi ibunya mewarisi dan diwarisi anak dari hasil zina, sebagaimana hadis di bawa ini
Ibu anak zina asobah dari anak zina
أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ مُوسَى بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ إِذَا تَلَاعَنَا فُرِّقَ بَيْنَهُمَا وَلَمْ يَجْتَمِعَا وَدُعِيَ الْوَلَدُ لِأُمِّهِ يُقَالُ ابْنُ فُلَانَةَ هِيَ عَصَبَتُهُ يَرِثُهَا وَتَرِثُهُ وَمَنْ دَعَاهُ لِزِنْيَةٍ جُلِدَ
(DARIMI - 2837) : Telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Musa dari Musa bin Ubaidah dari Nafi' dari Ibnu Umar ia berkata; Jika suami isteri melakukan li'an, maka keduanya harus diceraikan dan tidak boleh berkumpul lagi, sedangkan anaknya dinisbatkan kepada ibunya. Anak tersebut dipanggil; Anak fulanah (anak si ibu). Ibunya adalah ashabah, anak itu berhak mewarisi warisan ibunya dan ibunya berhak mewarisi warisan anak itu. Barangsiapa yang memanggilnya anak zina, maka ia harus didera.[7]
Anak hasil li’an suami dan isteri jangan dismakan dengan anak zina atau jangan dipanggildengananak zina
Menuduh Ibu Dili’an Suaminya Dera 80 Kali
حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ قَالَ وَذَكَرَ عَمْرُو بْنُ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي وَلَدِ الْمُتَلَاعِنَيْنِ أَنَّهُ يَرِثُ أُمَّهُ وَتَرِثُهُ أُمُّهُ وَمَنْ قَفَاهَا بِهِ جُلِدَ ثَمَانِينَ وَمَنْ دَعَاهُ وَلَدَ زِنًا جُلِدَ ثَمَانِينَ
(AHMAD - 6733) : Telah menceritakan kepada kami Ya'qub, bapakku telah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ishaq dia berkata; 'Amru bin Syu'aib menyebutkan dari bapaknya dari kakeknya, dia berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam menetapkan bahwa anak dari suami istri yang saling li'an (melaknat), maka anak tersebut akan mewarisi harta ibunya dan juga sebalikknya, dan barangsiapa menuduh ibunya berzina maka ia harus dijilid sebanyak delapan puluh kali, dan barangsiapa memanggil anaknya anak zina maka ia juga harus dijilid delapan puluh kali."[8]
Anak zina sama kedudukannya anak hasil li’an dalam warisan.
أَخْبَرَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا شَرِيكٌ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سَالِمٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ عَلِيٍّ وَعَبْدِ اللَّهِ قَالَا وَلَدُ الزِّنَا بِمَنْزِلَةِ ابْنِ الْمُلَاعَنَةِ
(DARIMI - 2974) : Telah mengabarkan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Syarik dari Muhammad bin Salim dari Asy Sya'bi dari Ali dan Abdullah keduanya berkata; Warisan anak zina menempati kedudukan anak wanita yang terkena li'an.[9]
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا رَوْحٌ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي حَفْصَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ أَنَّهُ كَانَ لَا يُوَرِّثُ وَلَدَ الزِّنَا وَإِنْ ادَّعَاهُ الرَّجُلُ
(DARIMI - 2976) : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Rauh dari Muhammad bin Abu Hafshah dari Az Zuhri dari Ali bin Husain bahwa ia tidak memberikan hak waris kepada anak zina sekalipun seseorang mengakuinya sebagai anak.[10]
حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ يَحْيَى عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ رَاشِدٍ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَى أَنَّ لِكُلِّ مُسْتَلْحَقٍ اسْتُلْحِقَ بَعْدَ أَبِيهِ الَّذِي ادَّعَاهُ وَرَثَتُهُ بَعْدَهُ فَقَضَى إِنْ كَانَ مِنْ أَمَةٍ يَمْلِكُهَا يَوْمَ يَطَؤُهَا فَقَدْ لَحِقَ بِمَنْ اسْتَلْحَقَهُ وَلَيْسَ لَهُ مِمَّا قُسِمَ قَبْلَهُ مِنْ الْمِيرَاثِ شَيْءٌ وَمَا أَدْرَكَ مِنْ مِيرَاثٍ لَمْ يُقْسَمْ فَلَهُ نَصِيبُهُ وَلَا يَلْحَقُ إِذَا كَانَ الَّذِي يُدْعَى لَهُ أَنْكَرَهُ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَمَةٍ لَا يَمْلِكُهَا أَوْ حُرَّةٍ عَاهَرَهَا فَإِنَّهُ لَا يَلْحَقُ وَلَا يَرِثُ وَإِنْ كَانَ الَّذِي يُدْعَى لَهُ هُوَ ادَّعَاهُ وَهُوَ وَلَدُ زِنَا لِأَهْلِ أُمِّهِ مَنْ كَانُوا حُرَّةً أَوْ أَمَةً
(DARIMI - 2983) : Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Yahya dari Muhammad bin Rasyid dari Sulaiman bin Musa dari Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memutuskan: "Bahwa setiap orang yang menasabkan pada dirinya, maka ia dinisbatkan kepada ayahnya yang diakuinya dan ahli warisnya adalah setelahnya." Lalu beliau memutuskan: "Jika ia berasal dari budak wanita yang dimiliki pada hari ia menggaulinya, maka ia mengikuti nasab orang yang diakui sebagai ayahnya dan sedikit pun ia tidak mendapat bagian harta warisan yang telah dibagikan sebelumnya. Sedangkan harta warisan yang belum dibagi, maka ia mendapat bagian darinya. Namun jika orang yang diakui sebagai ayahnya mengingkarinya maka ia tidak berhak mengikuti nasab kepadanya. dan jika ia berasal dari seorang budak yang bukan miliknya atau wanita merdeka yang dizinai maka ia tidak mengikuti nasab dan mendapat warisan. Meskipun orang yang diakui sebagai ayah itu mengakuinya. Ia tetap berstatus anak zina yang mengikuti keluarga ibunya, baik wanita merdeka maupun budak."[11]
Penjellasan
1. Maksudnya jika seorang laki-laki yang menzinai seorang wanita atau budak mengakui bahwa dia adalah ayah anak tersebut, tidak diakui oleh ajaran Islam,
2. Maka anak tersebut tetap anak ibu baik yang merdeka atau yang masih status budak.
3. Demikianlah jika di suatu tempat ada yang berzina langsung dikawinkan tanpa menunggu 1 tahun,
4. Maka anak tersebut jika wanita tidak bisa jadi ayah penzina Ibunya tidak syah wali nikah anak tersebut,
5. Jika dilaksanakan tentu pernikahan tersebut tidak syah,
6. Jika tidak syah tentu mereka terus zina, maka anak hasilnya tentu anak zina juga.
7. Oleh karenanya bagi anak yang terlanjur sudah zina di Negara Indonesia belum ada hukum rojam dan dera demikian juga pengasingan 1 tahun,
8. Maka minimal yang dilakukan adalah tahan dulu pernikahan 1 tahun,
9. Untuk mengetahui apakah ada hamil akibat zina tersebut atau tidak ada.
10. Jika ada maka jelas anak ibu
11. Jika tidak ada jadi pengajaran kepada wanita lain agar tidak mau zina
12. Karena ajaran Islam mempermalukan yang tidak malu memberlakukan kemaluannya hal yang haram seperti zina
Pembagian Warisan Anak Zina
Bagian anak zina 1/6 saja dalilnya:
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ الْمُغِيرَةِ عَنْ ابْنِ الْمُبَارَكِ عَنْ مَعْمَرٍ أَوْ يُونُسَ عَنْ الزُّهْرِيِّ فِي أَوْلَادِ الزِّنَا قَالَ يَتَوَارَثُونَ مِنْ قِبَلِ الْأُمَّهَاتِ وَإِنْ وَلَدَتْ تَوْأَمًا فَمَاتَ وَرِثَ السُّدُسَ
(DARIMI - 2980) : Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Al Mughirah dari Ibnu Al Mubarak dari Ma'mar atau Yunus dari Az Zuhri tentang anak-anak zina, ia berkata; Ahli waris dari jalur keturunan ibu dapat saling mewarisi, jika anak zina memperoleh anak lalu ia meninggal dunia maka anaknya mendapat harta warisan seperenam.[12]
حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ سُئِلَ عَنْ وَلَدِ زِنَا يَمُوتُ قَالَ إِنْ كَانَ ابْنَ عَرَبِيَّةٍ وَرِثَتْ أُمُّهُ الثُّلُثَ وَجُعِلَ بَقِيَّةُ مَالِهِ فِي بَيْتِ الْمَالِ وَإِنْ كَانَ ابْنَ مَوْلَاةٍ وَرِثَتْ أُمُّهُ الثُّلُثَ وَوَرِثَ مَوَالِيهَا الَّذِينَ أَعْتَقُوهَا مَا بَقِيَ قَالَ مَرْوَانُ سَمِعْتُ مَالِكًا يَقُولُ ذَلِكَ
(DARIMI - 2985) : Telah menceritakan kepada kami Marwan bin Muhammad dari Sa'id dari Az Zuhri ia ditanya tentang anak zina yang meninggal, ia menjawab; Jika ia adalah anak Arab maka ibunya mendapat sepertiga harta warisan, sedangkan sisanya diserahkan ke Baitul Mal. Jika ia adalah anak budak maka ibunya mendapat sepertiga harta warisan, sedangkan sisa harta tersebut diberikan kepada majikannya yang telah memerdekakan ibunya. Marwan berkata; Aku telah menmatanr Malik berpendapat seperti itu.[13]
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ جَابَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَاقٌّ وَلَا مُدْمِنُ خَمْرٍ وَلَا مَنَّانٌ وَلَا وَلَدُ زِنْيَةٍ
(AHMAD - 6598) : Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengkhabarkan kepada kami Sufyan dari Manshur dari Salim bin Abi Al Ja'd dari Jabbaan dari Abdullah bin 'Amru dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: " Tidak akan masuk surga seorang pendurhaka kepada orang tua, pecandu khomar, orang yang mengungkit-ungkit pemberian, dan anak zina."[14]
Dari sekian banyak hadis tentang anak zina jelas bahwa anak zina itu bukan mendapat laknat dari perbuatan ibunya yang berzina sebelumnya, karena anak zina mendapat warisan dari harta ibunya yang melahirkannya setelah ibunya dirojam, jika di suatu negara belum ada rojam tentu anak zina hanya dapat warisan dari ibunya dan pihak ibunya
Analisisnya
Dari hadis- hadis bahwa anak zina tidak masuk sorga sampai 7 keturunan, jelas bertentangan dengan Alquran:
1. Suroh al-An’am ayat 164:
ö@è% uöxîr& «!$# ÓÈöö/r& $|/u uqèdur >u Èe@ä. &äóÓx« 4 wur Ü=Å¡õ3s? @à2 C§øÿtR wÎ) $pkön=tæ 4 wur âÌs? ×ouÎ#ur uøÍr 3t÷zé& 4 §NèO 4n<Î) /ä3În/u ö/ä3ãèÅ_ó£D /ä3ã¥Îm7t^ãsù $yJÎ/ öNçFZä. ÏmÏù tbqàÿÎ=tGørB ÇÊÏÍÈ الانعام :164
164. Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[526]. kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan."[15]
[526] Maksudnya: masing-masing orang memikul dosanya sendiri-sendiri.
2. Suroh al-Isro’ ayat 15
Ç`¨B 3ytF÷d$# $yJ¯RÎ*sù ÏtGöku ¾ÏmÅ¡øÿuZÏ9 ( `tBur ¨@|Ê $yJ¯RÎ*sù @ÅÒt $pkön=tæ 4 wur âÌs? ×ouÎ#ur uøÍr 3t÷zé& 3 $tBur $¨Zä. tûüÎ/ÉjyèãB 4Ó®Lym y]yèö6tR Zwqßu ÇÊÎÈ الاسراء : 15
15. Barangsiapa yang berbuat sesuai hidayah (Allah), Maka Sesungguhnya Dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang Rasul.[16]
3.Suroh Fathir ayat 18
wur âÌs? ×ouÎ#ur uøÍr 2t÷zé& 4 bÎ)ur äíôs? î's#s)÷WãB 4n<Î) $ygÎ=÷H¿q w ö@yJøtä çm÷ZÏB ÖäóÓx« öqs9ur tb%x. #s #n1öè% 3 $yJ¯RÎ) âÉZè? tûïÏ%©!$# cöqt±øs Nåk®5u Í=øtóø9$$Î/ (#qãB$s%r&ur no4qn=¢Á9$# 4 `tBur 4ª1ts? $yJ¯RÎ*sù 4ª1utIt ¾ÏmÅ¡øÿuZÏ9 4 n<Î)ur «!$# çÅÁyJø9$# ÇÊÑÈ فاطر: 18
18. dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[1252]. dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu Tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihatNya[1253] dan mereka mendirikan sembahyang. dan Barangsiapa yang mensucikan dirinya, Sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. dan kepada Allahlah kembali(mu).[17]
[1252] Maksudnya: masing-masing orang memikul dosanya sendiri-sendiri.
[1253] Sebagian ahli tafsir menafsirkan bil ghaib dalam ayat ini ialah ketika orang-orang itu sendirian tanpa melihat orang lain.
4.Suroh az-Zumar ayat 7
bÎ) (#rãàÿõ3s? cÎ*sù ©!$# ;ÓÍ_xî öNä3Ztã ( wur 4ÓyÌöt ÍnÏ$t7ÏèÏ9 tøÿä3ø9$# ( bÎ)ur (#rãä3ô±n@ çm|Êöt öNä3s9 3 wur âÌs? ×ouÎ#ur uøÍr 3t÷zé& 3 §NèO 4n<Î) /ä3În/u öNà6ãèÅ_ö¨B Nä3ã¥Îm7t^ãsù $yJÎ/ ÷LäêZä. tbqè=yJ÷ès? 4 ¼çm¯RÎ) 7OÎ=tæ ÏN#xÎ/ ÍrßÁ9$# ÇÐÈ الزمر : 7
7. jika kamu kafir Maka Sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu[1307] dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[1308]. kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu.[18]
[1307] Maksudnya: manusia beriman atau tidak hal itu tidak merugikan Tuhan sedikitpun.
[1308] Maksudnya: masing-masing memikul dosanya sendiri- sendiri.
5. Suroh an-Najam ayat 38
wr& âÌs? ×ouÎ#ur uøÍr 3t÷zé& ÇÌÑÈ النجم : 38
38. (yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain,[19]
Selanjutnya dalam masalah anak zina jangan disebut- sebut dia adalah anak zina, karena pada dasarnya dia tidak tahu bahwa dia naka zina, matan perbandingan anak non muslim tidak boleh disebut anak zina jika dia masuk Islam, sebagaimana banyak di antara sahabat Rasul dari yang non muslim asal kelahirannya.
Demikian juga anak yang lahir dari anak gadis dan pemuda yang berzina, di mana hukumannya didera 100 kali masing – masing kemudian diasingkan 1 tahun, Kemudian baru boleh dinikahkan, jika dari perzinaan itu terjadi hamil tentu anak tersebut anak yang baik menurut pandangan dari segi ajaran Islam tentu anak tersebut dianggap manusia tanpa cacat, jika dia anak yang solih selanjutnya tentu dia masuk sorga.
Jika seorang wanita muhson(sudah pernah menikah) berzina, maka laki-laki yang menzinanya wajib dirojam dan wanitanya, tetapi jika wanita tersebut kedapatan berzina sudah hamil, maka wanita tersebut ditunggu untuk dirojam, sampai dia melahirkan dan menyusukan anaknya selama 2 tahun dalilnya:
1.Suroh al-Baqoroh ayat 233.
* ßNºt$Î!ºuqø9$#ur z`÷èÅÊöã £`èdy»s9÷rr& Èû÷,s!öqym Èû÷ün=ÏB%x. ( ô`yJÏ9 y#ur& br& ¨LÉêã sptã$|ʧ9$# 4 n?tãur Ïqä9öqpRùQ$# ¼ã&s! £`ßgè%øÍ £`åkèEuqó¡Ï.ur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ 4 w ß#¯=s3è? ë§øÿtR wÎ) $ygyèóãr 4 w §!$Òè? 8ot$Î!ºur $ydÏ$s!uqÎ/ wur ×qä9öqtB ¼çm©9 ¾ÍnÏ$s!uqÎ/ 4 n?tãur Ï^Í#uqø9$# ã@÷VÏB y7Ï9ºs 3 ÷bÎ*sù #y#ur& »w$|ÁÏù `tã <Ú#ts? $uKåk÷]ÏiB 9ãr$t±s?ur xsù yy$oYã_ $yJÍkön=tã 3 ÷bÎ)ur öN?ur& br& (#þqãèÅÊ÷tIó¡n@ ö/ä.y»s9÷rr& xsù yy$uZã_ ö/ä3øn=tæ #sÎ) NçFôJ¯=y !$¨B Läêøs?#uä Å$rá÷èpRùQ$$Î/ 3 (#qà)¨?$#ur ©!$# (#þqßJn=ôã$#ur ¨br& ©!$# $oÿÏ3 tbqè=uK÷ès? ×ÅÁt/ ÇËÌÌÈ البقرة : 233
233. Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu matan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) matan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.[20]
2.Suroh al-Ahqof ayat 15.
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ $·Z»|¡ômÎ) ( çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $\döä. çm÷Gyè|Êurur $\döä. ( ¼çmè=÷Hxqur ¼çmè=»|ÁÏùur tbqèW»n=rO #·öky 4 #Ó¨Lym #sÎ) x÷n=t/ ¼çn£ä©r& x÷n=t/ur z`Ïèt/ör& ZpuZy tA$s% Éb>u ûÓÍ_ôãÎ÷rr& ÷br& tä3ô©r& y7tFyJ÷èÏR ûÓÉL©9$# |MôJyè÷Rr& ¥n?tã 4n?tãur £t$Î!ºur ÷br&ur @uHùår& $[sÎ=»|¹ çm9|Êös? ôxÎ=ô¹r&ur Í< Îû ûÓÉLÍhè ( ÎoTÎ) àMö6è? y7øs9Î) ÎoTÎ)ur z`ÏB tûüÏHÍ>ó¡ßJø9$# ÇÊÎÈ الاحقاف : 15Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya matan susah payah, dan melahirkannya matan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku matan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri"
.
Yang dimaksud matan 30 bulan adalah 24 bulan masa menyusukan sesuai matan suroh al-Baqoroh ayat 233 di atas, maka masa kehamilan wanita minimal 6 bulan, matan rincian 30 – 24 = 6. Jadi jika ada orang hamil hanya 6 bulan kemudian lahir anaknya, jangan dibilang anak zina atau hasil anak terjadi sebelum nikah mereka berdua.
Analisis
1. Jika anak zina masuk neraka sampai 7 keturunan apa gunanya ditunda perojaman wanita pezina yang muhson sampai melahirkan dan menyusukan anaknya 2 tahun qomariyyah.
2. Demikian juga wanita pezina goiru muhson, cukup didera 100 kali kemudian diasingkan ke negara lain 1 tahun
3. Jika masih hidup keduanya maka boleh mereka berdua dinikahkan.atau kepada laki-laki yang musyrik.
4. Tetapi haram menikah atau dinikahkan kepada yang mukmin sejati yang tidak pernah zina. dalilnya:
ÎT#¨9$# w ßxÅ3Zt wÎ) ºpuÏR#y ÷rr& Zpx.Îô³ãB èpuÏR#¨9$#ur w !$ygßsÅ3Zt wÎ) Ab#y ÷rr& Ô8Îô³ãB 4 tPÌhãmur y7Ï9ºs n?tã tûüÏZÏB÷sßJø9$# ÇÌÈ النور : 3
3. laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin[1028].
[1028] Maksud ayat ini ialah: tidak pantas orang yang beriman kawin matan yang berzina, demikian pula sebaliknya.
Perlu lagi dipahami yang dimaksud musyrik dalam ayat di atas adalah musyrik yang mau masuk Islam, karena menikahi musyrik juga haram dinikahi atau menikah sebelum mukmin atau mukminah dalilnya:
wur (#qßsÅ3Zs? ÏM»x.Îô³ßJø9$# 4Ó®Lym £`ÏB÷sã 4 ×ptBV{ur îpoYÏB÷sB ×öyz `ÏiB 7px.Îô³B öqs9ur öNä3÷Gt6yfôãr& 3 wur (#qßsÅ3Zè? tûüÏ.Îô³ßJø9$# 4Ó®Lym (#qãZÏB÷sã 4 Óö7yès9ur í`ÏB÷sB ×öyz `ÏiB 78Îô³B öqs9ur öNä3t6yfôãr& 3 y7Í´¯»s9'ré& tbqããôt n<Î) Í$¨Z9$# ( ª!$#ur (#þqããôt n<Î) Ïp¨Yyfø9$# ÍotÏÿøóyJø9$#ur ¾ÏmÏRøÎ*Î/ ( ßûÎiüt7ãur ¾ÏmÏG»t#uä Ĩ$¨Y=Ï9 öNßg¯=yès9 tbrã©.xtGt ÇËËÊÈ البقرة : 221
221. dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (matan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan matan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.[21]
Penjeasan
1. Pemahaman yang mengatakan boleh menikahi non muslim adalah pada masa turunnya Alquran atau sebelum selesai diturunkan
2. Jika sudah habis turun Alquran maka dilarang, karena mereka dianggap kapir tidak mau beriman terhadap ajaran Islam
3. Karena kemusyrikan mereka masih ditolerir hanya pada masa turunnya Alquran.
4. Analisanya banyak non muslim yang kembali kemusyrikannya seperti Yahudi mengakui ‘Uzair anak Alloh dan Nasroni mengakui al- Masih anak Alloh dalilnya:
¢OèO Ü>qçGt ª!$# .`ÏB Ï÷èt/ Ï9ºs 4n?tã `tB âä!$t±o 3 ª!$#ur Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇËÐÈ $ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä $yJ¯RÎ) cqä.Îô³ßJø9$# Ó§pgwU xsù (#qç/tø)t yÉfó¡yJø9$# tP#tysø9$# y÷èt/ öNÎgÏB$tã #x»yd 4 ÷bÎ)ur óOçFøÿÅz \'s#øtã t$öq|¡sù ãNä3ÏZøóã ª!$# `ÏB ÿ¾Ï&Î#ôÒsù bÎ) uä!$x© 4 cÎ) ©!$# íOÎ=tæ ÒOÅ6ym ÇËÑÈ (#qè=ÏG»s% úïÏ%©!$# w cqãZÏB÷sã «!$$Î/ wur ÏQöquø9$$Î/ ÌÅzFy$# wur tbqãBÌhptä $tB tP§ym ª!$# ¼ã&è!qßuur wur cqãYÏt tûïÏ Èd,ysø9$# z`ÏB úïÏ%©!$# (#qè?ré& |=»tFÅ6ø9$# 4Ó®Lym (#qäÜ÷èã spt÷Éfø9$# `tã 7t öNèdur crãÉó»|¹ ÇËÒÈ ÏMs9$s%ur ßqßguø9$# í÷tãã ßûøó$# «!$# ÏMs9$s%ur t»|Á¨Y9$# ßxÅ¡yJø9$# ÚÆö/$# «!$# ( Ï9ºs Oßgä9öqs% óOÎgÏdºuqøùr'Î/ ( cqä«Îg»Òã tAöqs% tûïÏ%©!$# (#rãxÿ2 `ÏB ã@ö6s% 4 ÞOßgn=tG»s% ª!$# 4 4¯Tr& cqà6sù÷sã ÇÌÉÈ (#ÿräsªB$# öNèdu$t6ômr& öNßguZ»t6÷dâur $\/$t/ör& `ÏiB Âcrß «!$# yxÅ¡yJø9$#ur Æö/$# zNtötB !$tBur (#ÿrãÏBé& wÎ) (#ÿrßç6÷èuÏ9 $Yg»s9Î) #YÏmºur ( Hw tm»s9Î) wÎ) uqèd 4 ¼çmoY»ysö7ß $£Jtã cqà2Ìô±ç ÇÌÊÈ التوبة : 31-27
27. sesudah itu Allah menerima taubat dari orang-orang yang dikehendakiNya. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
28. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis[634], Maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam[635] sesudah tahun ini[636]. dan jika kamu khawatir menjadi miskin[637], Maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
29. perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama matan agama yang benar (agama Allah), (Yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah[638] matan patuh sedang mereka dalam Keadaan tunduk.
30. orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al masih itu putera Allah". Demikianlah itu Ucapan mereka matan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?
31. mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah[639] dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.[22]
[634] Maksudnya: jiwa musyrikin itu dianggap kotor, karena menyekutukan Allah.
[635] Maksudnya: tidak dibenarkan mengerjakan haji dan umrah. menurut pendapat sebagian mufassirin yang lain, ialah kaum musyrikin itu tidak boleh masuk daerah Haram baik untuk keperluan haji dan umrah atau untuk keperluan yang lain.
[636] Maksudnya setelah tahun 9 Hijrah. Setelah fathu Makkah tahun ke 8
[637] Karena tidak membenarkan orang musyrikin mengerjakan haji dan umrah, karena pencaharian orang-orang Muslim boleh jadi berkurang.
[638] Jizyah ialah pajak per kepala yang dipungut oleh pemerintah Islam dari orang-orang yang bukan Islam, sebagai imbangan bagi keamanan diri mereka.
[639] Maksudnya: mereka mematuhi ajaran-ajaran orang-orang alim dan rahib-rahib mereka matan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal.
Demikian juga pengakuan tinitas (tuhan itu ada 3 unsur) bapak, anak dan Ibu tuhan dalilnya:
(#þqç7Å¡ymur wr& cqä3s? ×puZ÷GÏù (#qßJyèsù (#qJ|¹ur ¢OèO z>$s? ª!$# óOÎgøn=tæ §NèO (#qßJtã (#qJ|¹ur ×ÏV2 öNåk÷]ÏiB 4 ª!$#ur 7ÅÁt/ $yJÎ/ cqè=yJ÷èt ÇÐÊÈ ôs)s9 txÿ2 úïÏ%©!$# (#þqä9$s% cÎ) ©!$# uqèd ßxÅ¡yJø9$# ßûøó$# zOtótB ( tA$s%ur ßxÅ¡yJø9$# ûÓÍ_t7»t @ÏäÂuó Î) (#rßç6ôã$# ©!$# În1u öNà6/uur ( ¼çm¯RÎ) `tB õ8Îô³ç «!$$Î/ ôs)sù tP§ym ª!$# Ïmøn=tã sp¨Yyfø9$# çm1urù'tBur â$¨Y9$# ( $tBur úüÏJÎ=»©à=Ï9 ô`ÏB 9$|ÁRr& ÇÐËÈ ôs)©9 txÿ2 tûïÏ%©!$# (#þqä9$s% cÎ) ©!$# ß]Ï9$rO 7psW»n=rO ¢ $tBur ô`ÏB >m»s9Î) HwÎ) ×m»s9Î) ÓÏnºur 4 bÎ)ur óO©9 (#qßgtG^t $£Jtã cqä9qà)t £`¡¡yJus9 úïÏ%©!$# (#rãxÿx. óOßg÷YÏB ëU#xtã íOÏ9r& ÇÐÌÈ xsùr& cqç/qçGt n<Î) «!$# ¼çmtRrãÏÿøótGó¡our 4 ª!$#ur Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÐÍÈ $¨B ßxÅ¡yJø9$# ÚÆö/$# zOtötB wÎ) ×Aqßu ôs% ôMn=yz `ÏB Ï&Î#ö7s% ã@ß9$# ¼çmBé&ur ×ps)ÏdϹ ( $tR%2 Èbxà2ù't tP$yè©Ü9$# 3 öÝàR$# y#ø2 ÚúÎiüt6çR ÞOßgs9 ÏM»tFy$# ¢OèO öÝàR$# 4¯Tr& cqä3sù÷sã ÇÐÎÈ ö@è% crßç7÷ès?r& `ÏB Âcrß «!$# $tB w à7Î=ôJt öNà6s9 #uÑ wur $YèøÿtR 4 ª!$#ur uqèd ßìÏJ¡¡9$# ãLìÎ=yèø9$# ÇÐÏÈ المائدة : 76-71
71. dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi suatu bencanapun (terhadap mereka matan membunuh Nabi-Nabi itu), Maka (karena itu) mereka menjadi buta dan pekak, kemudian Allah menerima taubat mereka, kemudian kebanyakan dari mereka buta dan tuli (lagi). dan Allah Maha melihat apa yang mereka kerjakan.
72. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", Padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu matan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
73. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.
74. Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya ?. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
75. Al masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa Rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, Kedua-duanya biasa memakan makanan[433]. perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).
76. Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain dari pada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?" dan Allah-lah yang Maha menmatanr lagi Maha mengetahui.[23]
[433] Maksudnya Ialah: bahwa Isa a.s. dan ibunya adalah manusia, yang memerlukan apa yang diperlukan manusia, seperti makan, minum dan sebagainya.
Demikian juga pengakuan Yahudi dan Nasroni bahwa mereka semua anak-anak Alloh merupakan bukti kemusyrikan mereka dalilnya.
ÏMs9$s%ur ßqßguø9$# 3t»|Á¨Y9$#ur ß`øtwU (#às¯»oYö/r& «!$# ¼çnàs¯»¬6Ïmr&ur 4 ö@è% zNÎ=sù Nä3ç/Éjyèã Nä3Î/qçRäÎ/ ( ö@t/ OçFRr& ×|³o0 ô`£JÏiB t,n=y{ 4 ãÏÿøót `yJÏ9 âä!$t±o Ü>Éjyèãur `tB âä!$t±o 4 ¬!ur à7ù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $tBur $yJßguZ÷t/ ( Ïmøs9Î)ur çÅÁyJø9$# ÇÊÑÈ المائدة : 18
18. orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. dan kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).[24]
Analisa dari segi kekapiran sesama mereka yang tidak sama pemahaman dalam persoalan qiblat mereka dalilnya:
÷ûÈõs9ur |Møs?r& tûïÏ%©!$# (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$# Èe@ä3Î/ 7pt#uä $¨B (#qãèÎ7s? y7tFn=ö7Ï% 4 !$tBur |MRr& 8ìÎ/$tFÎ/ öNåktJn=ö6Ï% 4 $tBur OßgàÒ÷èt/ 8ìÎ/$tFÎ/ s's#ö6Ï% <Ù÷èt/ 4 ÈûÈõs9ur |M÷èt7¨?$# Nèduä!#uq÷dr& .`ÏiB Ï÷èt/ $tB x8uä!$y_ ÆÏB ÄNù=Ïèø9$# ¨RÎ) #]Î) z`ÏJ©9 úüÏJÎ=»©à9$# ÇÊÍÎÈ tûïÏ%©!$# ãNßg»uZ÷s?#uä |=»tGÅ3ø9$# ¼çmtRqèùÌ÷èt $yJx. tbqèùÌ÷èt öNèduä!$oYö/r& ( ¨bÎ)ur $Z)Ìsù öNßg÷ZÏiB tbqßJçGõ3us9 ¨,ysø9$# öNèdur tbqßJn=ôèt ÇÊÍÏÈ البقرة: 146-145
145. Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim.
146. orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri[97]. dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.[25]
[97] Mengenal Muhammad s.a.w. yaitu mengenal sifat-sifatnya sebagai yang tersebut dalam Taurat dan Injil.[26]
Analisa suroh al-Maidah ayat 5:
tPöquø9$# ¨@Ïmé& ãNä3s9 àM»t6Íh©Ü9$# ( ãP$yèsÛur tûïÏ%©!$# (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$# @@Ïm ö/ä3©9 öNä3ãB$yèsÛur @@Ïm öNçl°; ( àM»oY|ÁósçRùQ$#ur z`ÏB ÏM»oYÏB÷sßJø9$# àM»oY|ÁósçRùQ$#ur z`ÏB tûïÏ%©!$# (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$# `ÏB öNä3Î=ö6s% !#sÎ) £`èdqßJçF÷s?#uä £`èduqã_é& tûüÏYÅÁøtèC uöxî tûüÅsÏÿ»|¡ãB wur üÉÏGãB 5b#y÷{r& 3 `tBur öàÿõ3t Ç`»uKM}$$Î/ ôs)sù xÝÎ6ym ¼ã&é#yJtã uqèdur Îû ÍotÅzFy$# z`ÏB z`ÎÅ£»sø:$#
5. pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehorMatan[402] di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehorMatandi antara orang-orang yang diberi Al kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka matan maksud menikahinya, tidak matan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) Maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi.
[402] Ada yang mengatakan wanita-wanita yang merdeka.
Wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al kitab sebelumnya boleh kamu nikahi, jelas adalah ahli kitab sebelum Alquran selesai diturunkan, karena ahli kitab itu sulit menerima Islam yang belum sempurna turun ajarannya sementara mereka sudah mendalam bagi mereka ajaran Kitab sebelumnya, maka ahli kitab seperti itu masih boleh dinikahi. Jawabannya kenapa boleh karena ajaran kitab Taurot dan Injil masih asli belum ada rekayasa dari umat yahudi dan Nasroni, tetapi kitab yang sekarang namanya sudah berubah menjdi Kitab Injil Perjanjian Baru yang dipilah menjadi kitab barnabas, matius, yahya dan lain lain, tentu tidak lagi asli makanya ahli kitab sekarang bukan ahli kitab yang dimaksud dalam suroh al- Maidah ayat 5.
Contoh lain tentang memahami hadis jangan bertentangan dengan Alquran,
1. Langkah awalnya memahami makna setiap kata dalam Matan tersebut,
2. Seperti makna kata أَبِى وَأَبَاكَ (bapakku atau bapakmu) dalam hadis di bawah ini.
521 - حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيْنَ أَبِى قَالَ « فِى النَّارِ ». فَلَمَّا قَفَّى دَعَاهُ فَقَالَ « إِنَّ أَبِى وَأَبَاكَ فِى النَّارِ ». معانى بعض الكلمات : قفى : ذهب موليا=مسلم=
Mengkhabrkan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah mengkhabrkan kepada kami ‘Affan mengkhabrkan kepada kami Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Anas bahwa da seorang laki-laki bertanya kepada Rasul, ya, Rosulalloh di mana Bapakku? Rasul menjawab dalam Neraka, maka laki- laki itu pergi berpaling maka Rasul memanggilnya lagi beliau menjelaskan sesungguhnya bapakku dan bapakmu dalam neraka[27]
4720 - حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيْنَ أَبِى قَالَ « أَبُوكَ فِى النَّارِ ». فَلَمَّا قَفَّى قَالَ « إِنَّ أَبِى وَأَبَاكَ فِى النَّارِ ». معانى بعض الكلمات : قفى : ذهب موليا=أبو داود=
Mengkhabrkan kepada kami Musa bin isma’il mengkhabrkan kepada kami Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Anas bahwa da seorang laki-laki bertanya kepada Rasul, ya, Rosulalloh di mana Bapakku? Rasul menjawab dalam Neraka, maka laki- laki itu pergi berpaling maka Rasul memanggilnya lagi beliau menjelaskan sesungguhnya bapakku dan bapakmu dalam neraka[28]
12521- حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنِى أَبِى حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ حَمَّادٍ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَيْنَ أَبِى قَالَ « فِى النَّارِ ». قَالَ فَلَمَّا رَأَى مَا فِى وَجْهِهِ قَالَ « إِن أَبِى وَأَبَاكَ فِى النَّارِ ». تحفة 327 معتلى 396 ل13=أحمد بن حنبل=
Mengkhabrkan kepada kami ‘Abdullah mengkhabrkan kepadaku ‘Bapakku mengkhabrkan kepada kami Waki’ mengkhabrkan kepada kami Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Anas bahwa da seorang laki-laki bertanya kepada Rasul, ya, Rosulalloh di mana Bapakku? Rasul menjawab dalam Neraka, maka tatkala Rasul melihat pada wajah laki- laki itu maka Rasul memanggilnya lagi beliau menjelaskan sesungguhnya bapakku dan bapakmu dalam neraka.[29]
Analisa kata أَبى yaitu adalah bapak yang melahirkan kita dan boleh bapak yang tidak melahirkan kita. Berbeda matan kata والد artinya khusus bapak yang melahirkan kita tidak biasa diartikan matan bapak-bapak yang tidak melahirkan kita. Oleh krenanya maksud bapakku dalam hadis di atas adalah paman Rasul yaitu Abu Lahab yang dijelaskan dalam Alquran masuk neraka bersama isterinya:
ôM¬7s? !#yt Î1r& 5=ygs9 ¡=s?ur ÇÊÈ !$tB 4Óo_øîr& çm÷Ytã ¼ã&è!$tB $tBur |=|¡2 ÇËÈ 4n?óÁuy #Y$tR |N#s 5=olm; ÇÌÈ ¼çmè?r&tøB$#ur s's!$£Jym É=sÜysø9$# ÇÍÈ Îû $ydÏÅ_ ×@ö7ym `ÏiB ¤|¡¨B ÇÎÈ اللهب : 5-1
1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa[1607].
2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar[1608].
5. yang di lehernya ada tali dari sabut.[30]
[1607] Yang dimaksud matan kedua tangan Abu Lahab ialah Abu Lahab sendiri.
[1608] Pembawa kayu bakar dalam bahasa Arab adalah kiasan bagi penyebar fitnah. isteri Abu Lahab disebut pembawa kayu bakar karena dia selalu menyebar-nyebarkan fitnah untuk memburuk-burukkan Nabi Muhammad s.a.w. dan kaum Muslim
Makna أَبِى adalah bapak selain bapak yang melahirkan kita adalah:
uÉZçFÏ9 $YBöqs% !$¨B uÉRé& öNèdät!$t/#uä ôMßgsù tbqè=Ïÿ»xî ÇÏÈ ôs)s9 ¨,ym ãAöqs)ø9$# #n?tã öNÏdÎsYø.r& ôMßgsù w tbqãZÏB÷sã ÇÐÈ =يس 7-6
6. agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.
7. Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman.[31]
Dalam ayat di atas أباؤ dijama’kan dari kata أب berarti bapak-bapak mereka, maksud bapak-bapak adalah nenek moyang atau pendahulu mereka. Nenek moyang bukan bapak yang melahirkan kita, itulah sebabnya makan أب dalam hadis di atas adalah pamannya Abu Lahab, bukan bapak kandungnya “Abdullah karena bapaknya ‘Abdullah bin ‘Abdul MutTholib adalah manusia atau umat yang tidak memperoleh kitab sebelum Nabi Muhammad sollallohu ‘alahi wa sallam dan ia wafat belum datang ajaran Rosululah sollallohu ‘alahi wa sallam, maka zaman seperti ini zaman fatroh maksudnya umat yang hidup dan mati sebelum datang Islam, mereka akan masuk sorga dalilnya:
ÏMs9$s%ur ßqßguø9$# 3t»|Á¨Y9$#ur ß`øtwU (#às¯»oYö/r& «!$# ¼çnàs¯»¬6Ïmr&ur 4 ö@è% zNÎ=sù Nä3ç/Éjyèã Nä3Î/qçRäÎ/ ( ö@t/ OçFRr& ×|³o0 ô`£JÏiB t,n=y{ 4 ãÏÿøót `yJÏ9 âä!$t±o Ü>Éjyèãur `tB âä!$t±o 4 ¬!ur à7ù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $tBur $yJßguZ÷t/ ( Ïmøs9Î)ur çÅÁyJø9$# ÇÊÑÈ @÷dr'¯»t É=»tGÅ3ø9$# ôs% öNä.uä!%y` $uZä9qßu ßûÎiüt7ã öNä3s9 4n?tã ;ouøIsù z`ÏiB È@ß9$# br& (#qä9qà)s? $tB $tRuä!%y` .`ÏB 9ϱo0 wur 9ÉtR ( ôs)sù Nä.uä!%y` ×ϱo0 ÖÉtRur 3 ª!$#ur 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ÖÏs% ÇÊÒÈ المائدة : 19-18
18. Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. dan kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).
19. Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari'at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) Rasul-Rasul agar kamu tidak mengatakan: "tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan". Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.[32]
Dari penjelasan di atas semakin jelas bahwa yang dimaksud kamu tidak bisa Muhammad menunjuki orang yang engkau cintai akan tetapi Alloh yang memberi petunjuk adalah pamannya Abu Lahab bukan Abu Tholib bin ‘Abdul Muttholib. Dengan analisa bahwa Abu Tholib adalah sosok manusia yang selalu meliindungi Nabi sejak kecil sampai menjadi Rasul, jika dia tidak mau Islam tentu dia membunuh Nabi sejak kecil atau sesudah jadi Rosul. Kemudian belum ada ajaran yang sifatnya peraktek seperti solat, puasa, zakat dan hajj beliau sudah wafat, di mana dia wafat sebelum Rasul Isro’ wal Mi’roj. Bahkan tahun kewafatannya disebut tahun duka cita beserta kewafatan isterinya Khodijah. Mana mungkin disebut tahun duka cita atas kewafatan musuh Nabi? Dan disejarahkan dalam buku-buku siroh Nabawi.
#sÎ)ur (#qãèÏJy uqøó¯=9$# (#qàÊtôãr& çm÷Ztã (#qä9$s%ur !$uZs9 $oYè=»uHùår& öNä3s9ur ö/ä3è=»uHùår& íN»n=y öNä3øn=tæ w ÓÈötFö;tR tûüÎ=Îg»pgø:$# ÇÎÎÈ y7¨RÎ) w ÏöksE ô`tB |Mö6t7ômr& £`Å3»s9ur ©!$# Ïöku `tB âä!$t±o 4 uqèdur ãNn=÷ær& úïÏtFôgßJø9$$Î/ ÇÎÏÈ (#þqä9$s%ur bÎ) ÆìÎ6®K¯R 3yçlù;$# y7yètB ô#©ÜytGçR ô`ÏB !$uZÅÊör& 4 öNs9urr& `Åj3yJçR óOßg©9 $·Btym $YZÏB#uä #Ót<øgä Ïmøs9Î) ßNºtyJrO Èe@ä. &äóÓx« $]%øÍh `ÏiB $¯Rà$©! £`Å3»s9ur öNèdusYò2r& w cqßJn=ôèt ÇÎÐÈ القصص 57-55
55. Dan apabila mereka mendengarkan perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripa danya dan mereka berkata: "Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul matan orang-orang jahil".
56. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.
57. Dan mereka berkata: "Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami". dan Apakah kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah haram) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh- tumbuhan) untuk menjadi rezki (bagimu) dari sisi Kami?. tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.[33]
Kemudian setelah diketahui maksud perbandingan hadis yang diteliti, maka selanjutnya dianalisis apakah hadis yang sedang diteliti, dalam hali ini hadis tentang niat bertentangan atau tidak.Jika diperhatikan secara seksama dan mendalam bahwa ayat Alquran yang berbicara tentang niat secara kongkrit tidak ditemukan. Akan tetapi jika niat itu artinya adalah keinginan, kehendak atau tujuan, maka ayat Alquran yang menjelaskannya ada yaitu kedatangan seorang yang buta untuk menjumpai Rasul, di mana Rasul sedang menghadapi bersamaan dengan pembersar. Berarti kedua kelompok manusia tersebut sama-sama mempunyai maksud atau kehendak, dalilnya suroh ‘Abas ayat 1-12 sebagai berikut:
}§t6tã #¯<uqs?ur ÇÊÈ br& çnuä!%y` 4yJôãF{$# ÇËÈ $tBur y7Íôã ¼ã&©#yès9 #ª1¨t ÇÌÈ ÷rr& ã©.¤t çmyèxÿYtGsù #tø.Ïe%!$# ÇÍÈ $¨Br& Ç`tB 4Óo_øótFó$# ÇÎÈ |MRr'sù ¼çms9 3£|Ás? ÇÏÈ $tBur y7øn=tã wr& 4ª1¨t ÇÐÈ $¨Br&ur `tB x8uä!%y` 4Ótëó¡o ÇÑÈ uqèdur 4Óy´øs ÇÒÈ |MRr'sù çm÷Ztã 4¤Sn=s? ÇÊÉÈ Hxx. $pk¨XÎ) ×otÏ.õs? ÇÊÊÈ `yJsù uä!$x© ¼çntx.s ÇÊËÈ
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
2. karena telah datang seorang buta kepadanya[1554].
3. tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa),
4. atau Dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup[1555],
6. Maka kamu melayaninya.
7. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman).
8. dan adapun orang yang datang kepadamu matan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),
9. sedang ia takut kepada (Allah),
10. Maka kamu mengabaikannya.
11. sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan,
12. Maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,[34]
Penjelasan
[1554] Orang buta itu bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah s.a.w. meminta ajaran-ajaran tentang Islam; lalu Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan berpaling daripadanya, karena beliau sedang menghadapi pembesar Quraisy matan pengharapan agar pembesar-pembesar tersebut mau masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagi teguran kepada Rasulullah s.a.w.
[1555] Yaitu pembesar-pembesar Quraisy yang sedang dihadapi Rasulullah s.a.w. yang diharapkannya dapat masuk Islam.
Demikian juga jika diperhatikan makna niat itu adalah kehendak maka tentu ayat yang ada kata أراد dan seluruh tashrifnya atau kata jadiannya yang bermakna menghendaki, seperti siapa yang ingin atau bermaksud atau tujuannya untuk menyusukan anaknya 2 tahun sempurna maka hal itu baik, dalilnya:
QS. Al-Baqoroh ayat 233
* ßNºt$Î!ºuqø9$#ur z`÷èÅÊöã £`èdy»s9÷rr& Èû÷,s!öqym Èû÷ün=ÏB%x. ( ô`yJÏ9 y#ur& br& ¨LÉêã sptã$|ʧ9$# 4 n?tãur Ïqä9öqpRùQ$# ¼ã&s! £`ßgè%øÍ £`åkèEuqó¡Ï.ur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ 4 w ß#¯=s3è? ë§øÿtR wÎ) $ygyèóãr 4 w §!$Òè? 8ot$Î!ºur $ydÏ$s!uqÎ/ wur ×qä9öqtB ¼çm©9 ¾ÍnÏ$s!uqÎ/ 4 n?tãur Ï^Í#uqø9$# ã@÷VÏB y7Ï9ºs 3 ÷bÎ*sù #y#ur& »w$|ÁÏù `tã <Ú#ts? $uKåk÷]ÏiB 9ãr$t±s?ur xsù yy$oYã_ $yJÍkön=tã 3 ÷bÎ)ur öN?ur& br& (#þqãèÅÊ÷tIó¡n@ ö/ä.y»s9÷rr& xsù yy$uZã_ ö/ä3øn=tæ #sÎ) NçFôJ¯=y !$¨B Läêøs?#uä Å$rá÷èpRùQ$$Î/ 3 (#qà)¨?$#ur ©!$# (#þqßJn=ôã$#ur ¨br& ©!$# $oÿÏ3 tbqè=uK÷ès? ×ÅÁt/ ÇËÌÌÈ
233. Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu matan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) matan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.[35]
Maka hadis-hadis tentang niat tidak ada yang berlawanan matan ayat Alquran, maka kesimpulannya adalah hadis maqbul atau diterima dari segi perbandingannya matan ayat Alquran
Perbandingan Matan DenganYang Setopik
Caranya adalah membandingkan hadis yang sedang diteliti dengan hadis yang setopik. Matan cara ini, seorang peneliti hadis akan dapat mengetahui beberapa hal, yaitu :
1. Adanya idraj, yaitu lafaz hadis yang bukan berasal dari Nabi sollallohu ‘alahi wa sallam. yang disisipkan oleh salah seorang dari para perawinya, baik perawi yang berasal dari kalangan sahabat atau lainnya.
2. Adanya idtirab, yaitu pertentangan antara dua riwayat yang sama kuatnya sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan tarjih (menentukan yang lebih kuat) terhadap salah satunya.
3. Adanya al-qalb, yaitu pemutarbalikkan Matan hadis, yang hal ini terjadi karena tidak dabitnya perawi dalam hal Matan hadis, sehingga dia mendahulukan atau mengkemudiankan lafaz yang seharusnya tidak demikian, atau ada pengubahan atau penyimpangan antara satu Matan Matanyang lainnya (tashhif dan tahrif), yang akhirnya dapat merusak Hadisyang lain .
4. Adanya penambahan lafaz dalam sebagian riwayat, atau yang disebut matan ziyadah al-tsiqat.[36]
Di antara kaidah yang disepakati oleh ulama hadis adalah tidak diterimanya suatu hadis yang bertentangan dengan hadis yang mempunyai status yang jelas dan tetap (al-sharihah al-tsabitah).[37] Para ulama hadis sepakat meyatakan bahwa sabda Nabi Muhammad sollallohu ‘alahi wa sallam, tidak bertentangan antara yang satu dan yang lainnya; oleh karenanya, apabila ditemukan pertentangan antara satu sabda Nabi sollallohu ‘alahi wa sallam dengan sabda beliau yang lain, maka dalam hal ini pasti telah terjadi suatu kekeliruan dalam penukilannya, atau kurang sempurnanya para perawi dalam meriwayatkan sabda atau perbuatan Nabi tersebut, atau karena periwayatan hadis maknanya jauh menyimpang dari teks aslinya, atau karena perawinya me-rafa’-kan (menyandarkan kepada Nabi sollallohu ‘alahi wa sallam.) sesuatu yang bukan merupakan sabda Nabi sollallohu ‘alahi wa sallam. Dalam menolak suatu riwayat yang disandarkan kepada Nabi sollallohu ‘alahi wa sallam. karena riwayat tersebut bertentangan dengan riwayat yang lain, haruslah terlebih dahulu dipenuhi dua syarat berikut, yaitu:[38]
1. Bahwa kedua riwayat tersebut tidak mungkin dikompromikan. Apabila kedua riwayat tersebut dapat dikompromikan secara wajar, tanpa terkesan dipaksakan, maka tidak ada alasan untuk menerima salah satunya dan menolak yang lain.
2. Apabila tidak dapat dikompromikan, maka langkah berikutnya dengan melakukan tarjih, yaitu meneliti hal-hal yang dapat menguatkan salah satu dari keduanya, sehingga ditemukan mana yang rajih (yang lebih kuat) dan beramal dengannya dan mana yang marjuh (yang lemah) yang ditinggalkan dan tidak beramal dengannya.
3. Bahwa salah satu dari hadis yang bertentangan tersebut berstatus mutawatir, sehingga dapat menolak hadis yang lain yang bertentangan matannya yang statusnya tidak mutawatir. Syarat yang kedua ini pada dasarnya mengisyaratkan perlunya mempertimbangkan status kuat atau lemahnya eksistensi (darjat al-subut) suatu hadis dibandingkan hadis lain yang bertentangan matannya.
4. Hadis yang berstatus mutawatir eksistensinya adalah pasti (qat`i al-tsubut) sedangkan hadis yang tidak mutawatir eksistensinya adalah nisbi, tidak mutlak (zhanni al-stubut), sehingga matan demikian maka yang berstatus pasti (qat`i) harus didahulukan dan diprioritaskan untuk diterima dari pada yang nisbi (zhanni).
5. Syarat ini juga dapat diterapkan pada hadis-hadis lain yang statusnya tidak sampai ke derajat mutawatir, namun lebih kuat dari hadis yang bertentangan matannya.
6. Di dalam ilmu hadis, para ulama hadis telah sepakat menyatakan bahwa setiap hadis yang sanadnya dha`if, apabila bertentangan matan yang sahih, maka hukum (status)nya adalah munkar;
7. Demikian juga bahwa hadis yang sanadnya sahih, apabila bertentangan matan yang lebih sahih, maka hukum (status) nya adalah syaz;
8. Bara ulama hadis juga telah sepakat menolak hadis munkar dan hadis syaz sebagai dalil hokum
Adapun contohnya yang tidak bertentangan antara satu hadis hadis yang lain:
الشافعي من حرمة التمتع بها بغير الوطئ، جوابه قوله إذا صح الحديث فهو مذهبي
Qurban dari bahasa Arab, skil dari bhasa arab juga al-Isro’ 84,
Adam
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آَدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآَخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (27) Al-Maidah
Ibrahim
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ (101) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102)ash-Shoffat.
Jahiliyyah
1. Aqiqoh
2. 2 laki 1 wanita
3. Hari ketujuh
4. Kasih nama
5. Lmurkan darah kambing ke kepala anak
6. Cukur rambuat
7. Islam dirubha menjadi wangian
8. Hadis mengatakan bahwa aqiaih telah dinasah
9. : ولا يعق لا عن الغلام ولا عن الجارية وإنه إشارة إلى الكراهة لأن العقيقة كانت فضيلة ونسخ الفضل فلا يبقى إلا الكراهة بخلاف الصوم والصدقة فإنهما كانتا من الفرائض فإذا نسخت الفرضية يجوز التنفل بهما [39]
10. Jangan aqiqohkan anak laki-laki dan wanita merupkan isyarat hukumnya makruh. Karena aqiqoh adalah ibadah kelebihan, maka dinasakhkan keistimewaan maka hukumnya menjadi makruh, berebeda dengan ibadah puasa dan sedekah karena keduanya ibadah wajib. Ibadah wajib jika dinasakh maka berubah menjadi
11. Lahir hasan anak Fatimah dgn Ali
27958- حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنِى أَبِى حَدَّثَنَا زَكَرِيَّا بْنُ عَدِىٍّ قَالَ أَخْبَرَنِى عُبَيْدُ اللَّهِ - يَعْنِى ابْنَ عَمْرٍو - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ قَالَ فَسَأَلْتُ عَلِىَّ أبا الْحُسَيْنِ فَحَدَّثَنِى عَنْ أَبِى رَافِعٍ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّ الْحَسَنَ بْنَ عَلِىٍّ لَمَّا وُلِدَ أَرَادَتْ أُمُّهُ فَاطِمَةُ أَنْ تَعُقَّ عَنْهُ بِكَبْشَيْنِ فَقَالَ « لاَ تَعُقِّى عَنْهُ وَلَكِنِ احْلِقِى شَعْرَ رَأْسِهِ ثُمَّ تَصَدَّقِى بِوَزْنِهِ مِنَ الْوَرِقِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ». ثُمَّ وُلِدَ حُسَيْنٌ بَعْدَ ذَلِكَ فَصَنَعْتَ مِثْلَ ذَلِكَ. معتلى 8156 مجمع 4/57
__________
معانى بعض الكلمات :
الورق : الفضة
حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ مِنْهَالِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ زَاذَانَ عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ
خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةِ رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ وَلَمَّا يُلْحَدْ فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ وَكَأَنَّ عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرَ وَفِي يَدِهِ عُودٌ يَنْكُتُ فِي الْأَرْضِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنْ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنْ الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مَلَائِكَةٌ مِنْ السَّمَاءِ بِيضُ الْوُجُوهِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الشَّمْسُ مَعَهُمْ كَفَنٌ مِنْ أَكْفَانِ الْجَنَّةِ وَحَنُوطٌ مِنْ حَنُوطِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسُوا مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ عَلَيْهِ السَّلَام حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ قَالَ فَتَخْرُجُ تَسِيلُ كَمَا تَسِيلُ الْقَطْرَةُ مِنْ فِي السِّقَاءِ فَيَأْخُذُهَا فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَأْخُذُوهَا فَيَجْعَلُوهَا فِي ذَلِكَ الْكَفَنِ وَفِي ذَلِكَ الْحَنُوطِ وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَطْيَبِ نَفْحَةِ مِسْكٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ قَالَ فَيَصْعَدُونَ بِهَا فَلَا يَمُرُّونَ يَعْنِي بِهَا عَلَى مَلَإٍ مِنْ الْمَلَائِكَةِ إِلَّا قَالُوا مَا هَذَا الرُّوحُ الطَّيِّبُ فَيَقُولُونَ فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ بِأَحْسَنِ أَسْمَائِهِ الَّتِي كَانُوا يُسَمُّونَهُ بِهَا فِي الدُّنْيَا حَتَّى يَنْتَهُوا بِهَا إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَسْتَفْتِحُونَ لَهُ فَيُفْتَحُ لَهُمْ فَيُشَيِّعُهُ مِنْ كُلِّ سَمَاءٍ مُقَرَّبُوهَا إِلَى السَّمَاءِ الَّتِي تَلِيهَا حَتَّى يُنْتَهَى بِهِ إِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ اكْتُبُوا كِتَابَ عَبْدِي فِي عِلِّيِّينَ وَأَعِيدُوهُ إِلَى الْأَرْضِ فَإِنِّي مِنْهَا خَلَقْتُهُمْ وَفِيهَا أُعِيدُهُمْ وَمِنْهَا أُخْرِجُهُمْ تَارَةً أُخْرَى قَالَ فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّيَ اللَّهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ دِينِيَ الْإِسْلَامُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولَانِ لَهُ وَمَا عِلْمُكَ فَيَقُولُ قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ فَيُنَادِي مُنَادٍ فِي السَّمَاءِ أَنْ صَدَقَ عَبْدِي فَأَفْرِشُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ قَالَ فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ قَالَ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ لَهُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ فَيَقُولُ رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي قَالَ وَإِنَّ الْعَبْدَ الْكَافِرَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنْ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنْ الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مِنْ السَّمَاءِ مَلَائِكَةٌ سُودُ الْوُجُوهِ مَعَهُمْ الْمُسُوحُ فَيَجْلِسُونَ مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْخَبِيثَةُ اخْرُجِي إِلَى سَخَطٍ مِنْ اللَّهِ وَغَضَبٍ قَالَ فَتُفَرَّقُ فِي جَسَدِهِ فَيَنْتَزِعُهَا كَمَا يُنْتَزَعُ السَّفُّودُ مِنْ الصُّوفِ الْمَبْلُولِ فَيَأْخُذُهَا فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَجْعَلُوهَا فِي تِلْكَ الْمُسُوحِ وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَنْتَنِ رِيحِ جِيفَةٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ فَيَصْعَدُونَ بِهَا فَلَا يَمُرُّونَ بِهَا عَلَى مَلَإٍ مِنْ الْمَلَائِكَةِ إِلَّا قَالُوا مَا هَذَا الرُّوحُ الْخَبِيثُ فَيَقُولُونَ فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ بِأَقْبَحِ أَسْمَائِهِ الَّتِي كَانَ يُسَمَّى بِهَا فِي الدُّنْيَا حَتَّى يُنْتَهَى بِهِ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيُسْتَفْتَحُ لَهُ فَلَا يُفْتَحُ لَهُ ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
{ لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ }
فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ اكْتُبُوا كِتَابَهُ فِي سِجِّينٍ فِي الْأَرْضِ السُّفْلَى فَتُطْرَحُ رُوحُهُ طَرْحًا ثُمَّ قَرَأَ
{ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنْ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ }
فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنْ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنْ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمْ السَّاعَةَ
حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا الْمِنْهَالُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ أَبِي عُمَرَ زَاذَانَ قَالَ سَمِعْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةِ رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ وَلَمَّا يُلْحَدْ قَالَ فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَلَسْنَا مَعَهُ فَذَكَرَ نَحْوَهُ وَقَالَ فَيَنْتَزِعُهَا تَتَقَطَّعُ مَعَهَا الْعُرُوقُ وَالْعَصَبُ قَالَ أَبِي وَكَذَا قَالَ زَائِدَةُ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا زَائِدَةُ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا الْمِنْهَالُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا زَاذَانُ قَالَ قَالَ الْبَرَاءُ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةِ رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ فَذَكَرَ مَعْنَاهُ إِلَّا أَنَّهُ قَالَ وَتَمَثَّلَ لَهُ رَجُلٌ حَسَنُ الثِّيَابِ حَسَنُ الْوَجْهِ وَقَالَ فِي الْكَافِرِ وَتَمَثَّلَ لَهُ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ
Satu Ekor Lembu, Unta atau Kerbau
Umur 2-3 Tahun Untuk 7 Pekurban
و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ ح و حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَال زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا أَبُو خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُهِلِّينَ بِالْحَجِّ فَأَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَشْتَرِكَ فِي الْإِبِلِ وَالْبَقَرِ كُلُّ سَبْعَةٍ مِنَّا فِي بَدَنَةٍ
(MUSLIM - 2323) : Dan Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Abu Khaitsamah dari Abu Zubair dari Jabir -dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus Telah menceritakan kepada kami Zuhair Telah menceritakan kepada kami Abu Zubair dari Jabir ia berkata; "Kami pergi haji bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau menyuruh kami bersekutu tujuh orang untuk kurban seekor Unta atau seekor sapi bersekutu tujuh orang."[40]
côç7ø9$#ur $yg»oYù=yèy_ /ä3s9 `ÏiB Îȵ¯»yèx© «!$# ö/ä3s9 $pkÏù ×öyz ( (#rãä.ø$$sù zNó$# «!$# $pkön=tæ ¤$!#uq|¹ ( #sÎ*sù ôMt7y_ur $pkæ5qãZã_ (#qè=ä3sù $pk÷]ÏB (#qßJÏèôÛr&ur yìÏR$s)ø9$# §tI÷èßJø9$#ur 4 y7Ï9ºxx. $yg»tRö¤y öNä3s9 öNä3ª=yès9 tbrãä3ô±s? ÇÌÏÈ[41]
36. dan telah Kami jadikan untuk kamu (unta-unta, lembu dan kerbau) itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat). kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur. (QS al-Hajj ayat 36)
An nisa
۞وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡٔٗاۖ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗا وَبِذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱلۡجَارِ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢبِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخۡتَالٗا فَخُورًا ٣٦
36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri
لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقۡوَىٰ مِنكُمۡۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمۡ لِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٣٧
37. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS al-Hajj ayat 37)
Penjelasan
1. Dalam ayat di atas jelas bahwa daging dan darah qurban tidak akan dapat mencapai rido Alloh subhanahu wa ta’ala
2. Namun yang mampu meraihnya adalah ketqwaan kita kepada-Nya, yakni ketaatan, keikhlasan berdasarkan ilmu pengetahuan yang mendalam dan terus menerus, yang berpedoman kepada Alquran dan hadis serta bangga memahami keduanya
و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ اشْتَرَكْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ كُلُّ سَبْعَةٍ فِي بَدَنَةٍ فَقَالَ رَجُلٌ لِجَابِرٍ أَيُشْتَرَكُ فِي الْبَدَنَةِ مَا يُشْتَرَكُ فِي الْجَزُورِ قَالَ مَا هِيَ إِلَّا مِنْ الْبُدْنِ وَحَضَرَ جَابِرٌ الْحُدَيْبِيَةَ قَالَ نَحَرْنَا يَوْمَئِذٍ سَبْعِينَ بَدَنَةً اشْتَرَكْنَا كُلُّ سَبْعَةٍ فِي بَدَنَةٍ
(MUSLIM - 2325) : Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku Abu Zubair bahwa ia menmatanr Jabir bin Abdullah berkata; "Kami bersekutu bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di dalam haji dan umrah, yakni tujuh orang berkurban seekor Unta atau seekor Sapi." Kemudian seorang laki-laki bertanya kepada Jabir, "Bolehkah bersekutu dalam kambing sebagaimana bolehnya bersekutu dalam Unta atau sapi?" Jabir menjawab, "Tidaklah kami bersekutu, kecuali dalam Badanah (unta atau sapi)." Jabir juga turut serata dalam peristiwa Hudaibiyah. Ia berkata, "Di hari itu, kami menyembelih tujuh puluh ekor Badanah (Unta atau sapi). Setiap tujuh orang dari kami bersekutu untuk kurban seekor Badanah (unta atau sapi)."[42]
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ وَرَوْحٌ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ حَدَّثَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ اشْتَرَكْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ كُلُّ سَبْعَةٍ فِي بَدَنَةٍ فَنَحَرْنَا سَبْعِينَ بَدَنَةً يَوْمَئِ
(AHMAD - 14513) : Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Bakr telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij dan Rauh telah bercerita kepada kami Ibnu Juraij telah bercerita kepadaku Abu Az-Zubair telah menmatanr Jabir bin Abdullah berkata; kami berserikat saat bersama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam pada haji dan umrah, setiap satu unta berlaku untuk tujuh orang, dan kami menyembelih tujuh puluh unta pada hari itu.
Penjelasan
1. Jelas hadis-hadis di atas memerintahkan bahwa 1 ekor badanah ( unta atau lembu), maka di Indonesia dan negara lain yang ada kerbau) untuk 7 pekurban syaratnya berumur 2 masuk 3 tahun.
2. Maka hadis-hadis yang memerintahkan 1 ekor unta, lembu atau kerbau umur 4 masuk 5 tahun tentu semakin besar dan dagingnya semakin bertambah untuk 10 pekurban
3. Karena daging kurban itu untuk dikonsumsi umat yang membutuhkannya.
4. Maka hadis-hadis yang di bawah ini bukan bertentangan dengan hadis-hadis di atas.[43]
Satu Ekor Unta Umur 4 Masuk 5 Tahun
Untuk 10 Pekurban
Dalil dan Analisanya
حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى عَنْ حُسَيْنِ بْنِ وَاقِدٍ عَنْ عِلْبَاءَ بْنِ أَحْمَرَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَ الْأَضْحَى فَاشْتَرَكْنَا فِي الْبَقَرَةِ سَبْعَةً وَفِي الْجَزُورِ عَشَرَةً قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَهُوَ حَدِيثُ حُسَيْنِ بْنِ وَاقِدٍ
(TIRMIDZI NO – 829)Telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Huraits dan beberapa orang mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Al Fadl bin Musa dari Husain bin Waqid dari 'Ilba` bin Ahmar dari Ikrimah dari Ibnu Abbas berkata; "Suatu ketika kami bepergian bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Hari Raya Idul Adha tiba. Kami menyembelih seekor sapi untuk tujuh orang dan seekor unta untuk sepuluh orang." Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan gharib dan yaitu hadits Husain bin Waqid."[44]
Penguat
حَدَّثَنَا أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى عَنْ الْحُسَيْنِ بْنِ وَاقِدٍ عَنْ عِلْبَاءَ بْنِ أَحْمَرَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَ الْأَضْحَى فَاشْتَرَكْنَا فِي الْبَقَرَةِ سَبْعَةً وَفِي الْبَعِيرِ عَشَرَةً قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي الْأَسَدِ السُّلَمِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ وَأَبِي أَيُّوبَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ ابْنِ عَبَّاسٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ الْفَضْلِ بْنِ مُوسَى
(TIRMIDZI NO – 1421)Telah menceritakan kepada kami Abu Ammar Al Husain bin Huraits berkata, telah menceritakan kepada kami Al Fadhl bin Musa dari Al Husain bin Waqid dari Ilba bin Ahmar dari Ikrimah dari Ibnu Abbas ia berkata, "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam perjalanan, lalu tibalah hari Idul Adhha. Kami lalu berserikat berkurban seekor sapi untuk tujuh orang dan seekor unta untuk sepuluh orang." Abu Isa berkata; "Dalam bab ini ada hadits serupa dari Abul Asad As Sulami dari bapaknya dari kakeknya, dan hadits Abu Ayyub." Abu Isa berkata; "Hadits Ibnu Abbas derajatnya hasan gharib, dan kami tidak mengetahui hadits tersebut kecuali dari Al Fadhl bin Musa."[45]
Penguat
َدَّثَنَا هَدِيَّةُ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ أَنْبَأَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى أَنْبَأَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ عَنْ عِلْبَاءَ بْنِ أَحْمَرَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَ الْأَضْحَى فَاشْتَرَكْنَا فِي الْجَزُورِ عَنْ عَشَرَةٍ وَالْبَقَرَةِ عَنْ سَبْعَةٍ
(IBNU MAJAH NO – 3122) Telah menceritakan kepada kami Hadiyyah bin Abdul Wahhab telah memberitakan kepada kami Al Fadl bin Musa telah memberitakan kepada kami Al Husain bin Waqid dari 'Ilba` bin Ahmar dari Ikrimah dari Ibnu Abbas dia berkata, "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, kemudian beliau mendatangi hewan kurban (menyembelih). Maka kami turut berkurban matan seekor unta betina untuk sepuluh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang."[46]
Penguat
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى عَنْ حُسَيْنِ بْنِ وَاقِدٍ عَنْ عِلْبَاءَ بْنِ أَحْمَرَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَ النَّحْرُ فَذَبَحْنَا الْبَقَرَةَ عَنْ سَبْعَةٍ وَالْبَعِيرَ عَنْ عَشَرَةٍ
(AHMAD NO – 2354)Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Yahya telah menceritakan kepada kami Al Fadhl bin Musa dari Husain bin Waqid dari 'Ilba` bin Ahmar dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata; "Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah perjalanan, tibalah waktu nama tujuh orang dan seekor unta berkurban, maka kami menyembelih seekor sapi atas atas nama sepuluh orang."[47]
Hadis yang setopik lagi sebagai berikut:
Perbandingan 1 Ekor Unta = 10 ekor kambing pada pembagian Gonimah
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَكَمِ الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ عَنْ جَدِّهِ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِذِي الْحُلَيْفَةِ فَأَصَابَ النَّاسَ جُوعٌ فَأَصَابُوا إِبِلًا وَغَنَمًا قَالَ وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أُخْرَيَاتِ الْقَوْمِ فَعَجِلُوا وَذَبَحُوا وَنَصَبُوا الْقُدُورَ فَأَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْقُدُورِ فَأُكْفِئَتْ ثُمَّ قَسَمَ فَعَدَلَ عَشَرَةً مِنْ الْغَنَمِ بِبَعِيرٍ فَنَدَّ مِنْهَا بَعِيرٌ فَطَلَبُوهُ فَأَعْيَاهُمْ وَكَانَ فِي الْقَوْمِ خَيْلٌ يَسِيرَةٌ فَأَهْوَى رَجُلٌ مِنْهُمْ بِسَهْمٍ فَحَبَسَهُ اللَّهُ ثُمَّ قَالَ إِنَّ لِهَذِهِ الْبَهَائِمِ أَوَابِدَ كَأَوَابِدِ الْوَحْشِ فَمَا غَلَبَكُمْ مِنْهَا فَاصْنَعُوا بِهِ هَكَذَا فَقَالَ جَدِّي إِنَّا نَرْجُو أَوْ نَخَافُ الْعَدُوَّ غَدًا وَلَيْسَتْ مَعَنَا مُدًى أَفَنَذْبَحُ بِالْقَصَبِ قَالَ مَا أَنْهَرَ الدَّمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ فَكُلُوهُ لَيْسَ السِّنَّ وَالظُّفُرَ وَسَأُحَدِّثُكُمْ عَنْ ذَلِكَ أَمَّا السِّنُّ فَعَظْمٌ وَأَمَّا الظُّفُرُ فَمُدَى الْحَبَشَةِ
(BUKHARI NO – 2308)Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Al Hakam Al Anshariy telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Sa'id bin Masruq dari 'Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' bin Khadij dari kakeknya berkata; "Kami bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di Dzul Hulaifah ketika sebagian orang terserang lapar lalu mereka mendapatkan (harta rampasan perang berupa) unta dan kambing. Saat itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berada di belakang bersama rombongan yang lain. Orang-orang yang lapar itu segera saja menyembelih lalu mendapatkan daging sebanyak satu kuali. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar kuali tersebut ditumpahkan isinya. Kemudian Beliau membagi rata dimana bagian setiap sepuluh kambing sama matan satu ekor unta. Namun ada seekor unta yang lari lalu mereka mencarinya hingga kelelahan. Sementara itu diantara mereka ada yang memiliki seekor kuda yang lincah lalu ia mencari unta tadi dan memburunya matan panah hingga akhirnya Allah menakdirkannya dapat membunuh unta tersebut. Beliau bersabda: "Sesungguhnya bintang seperti ini hukumnya sama matan binatang liar. Maka apa saja yang kabur dari kalian (lalu didapatkannya,) perlakuklanlah seperti ini". Kakekku berkata: "Kita berharap atau khawatir bertemu musuh esok hari sedangkan kita tidak punya pisau, apakah kita boleh menyembelih matan kayu?". Beliau berkata: "Setiap yang ditumpahkan darahnya matan disebut nama Allah maka makanlah kecuali gigi dan kukunya, dan aku akan sampaikan tentang itu. Adapun gigi dia termasuk tulang sedangkan kuku merupakan pisaunya orang-orang Habsasyah".[48]
Penguat
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ قُلْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّنَا نَلْقَى الْعَدُوَّ غَدًا وَلَيْسَ مَعَنَا مُدًى فَقَالَ مَا أَنْهَرَ الدَّمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ فَكُلُوهُ مَا لَمْ يَكُنْ سِنٌّ وَلَا ظُفُرٌ وَسَأُحَدِّثُكُمْ عَنْ ذَلِكَ أَمَّا السِّنُّ فَعَظْمٌ وَأَمَّا الظُّفْرُ فَمُدَى الْحَبَشَةِ وَتَقَدَّمَ سَرَعَانُ النَّاسِ فَأَصَابُوا مِنْ الْغَنَائِمِ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي آخِرِ النَّاسِ فَنَصَبُوا قُدُورًا فَأَمَرَ بِهَا فَأُكْفِئَتْ وَقَسَمَ بَيْنَهُمْ وَعَدَلَ بَعِيرًا بِعَشْرِ شِيَاهٍ ثُمَّ نَدَّ بَعِيرٌ مِنْ أَوَائِلِ الْقَوْمِ وَلَمْ يَكُنْ مَعَهُمْ خَيْلٌ فَرَمَاهُ رَجُلٌ بِسَهْمٍ فَحَبَسَهُ اللَّهُ فَقَالَ إِنَّ لِهَذِهِ الْبَهَائِمِ أَوَابِدَ كَأَوَابِدِ الْوَحْشِ فَمَا فَعَلَ مِنْهَا هَذَا فَافْعَلُوا مِثْلَ هَذَا
(BUKHARI NO – 5117)Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Abu Al Ahwash telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Masruq dari 'Abayah bin Rifa'ah dari Ayahnya dari kakeknya Rafi' bin Khadij dia berkata; aku bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; "Kami akan bertemu musuh esok hari, sementara kami tidak membawa pisau." Beliau bersabda: "Gunakanlah sesuatu yang dapat mengalirkan darah dan sebutlah nama Allah kemudian makanlah selama -yang digunakan untuk menyembelih- tidak dari gigi atau kuku, dan aku akan menceritakan hal itu kepada kalian, adapun gigi adalah tulang sedangkan kuku adalah pisaunya orang-orang Habsyah." Kemudian para sahabat berjalan cepat hingga mendapatkan ghanimah, sementara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berada di rombongan terakhir, lalu orang-orang membuat tungku untuk memasak, ketika beliau mengetahui hal itu, beliau memerintahkan untuk menumpahkan periuk tersebut. Setelah itu beliau membagi-bagi ghanimah dan menyetarakan satu ekor unta matan sepuluh ekor kambing. Tiba-tiba seekor unta milik suatu kaum kabur, sementara mereka tidak ada yang mengendarai kuda (untuk mengejarnya), lantas salah seorang dari mereka membidik unta tersebut matan tombak hingga matan izin Allah unta tersebut berhasil ditangkap, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya di antara binatang-binatang ternak ada yang memiliki sifat-sifat seperti yang di miliki oleh binatang liar, maka tindakan yang biasa kamu lakukan pada binatang liar tersebut hendaknya kamu lakukan pula kepadanya seperti itu."[49]
Penguat
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَلْقَى الْعَدُوَّ غَدًا وَلَيْسَ مَعَنَا مُدًى أَفَنَذْبَحُ بِالْمَرْوَةِ وَشِقَّةِ الْعَصَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرِنْ أَوْ أَعْجِلْ مَا أَنْهَرَ الدَّمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ فَكُلُوا مَا لَمْ يَكُنْ سِنًّا أَوْ ظُفْرًا وَسَأُحَدِّثُكُمْ عَنْ ذَلِكَ أَمَّا السِّنُّ فَعَظْمٌ وَأَمَّا الظُّفْرُ فَمُدَى الْحَبَشَةِ وَتَقَدَّمَ بِهِ سَرْعَانٌ مِنْ النَّاسِ فَتَعَجَّلُوا فَأَصَابُوا مِنْ الْغَنَائِمِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي آخِرِ النَّاسِ فَنَصَبُوا قُدُورًا فَمَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْقُدُورِ فَأَمَرَ بِهَا فَأُكْفِئَتْ وَقَسَمَ بَيْنَهُمْ فَعَدَلَ بَعِيرًا بِعَشْرِ شِيَاهٍ وَنَدَّ بَعِيرٌ مِنْ إِبِلِ الْقَوْمِ وَلَمْ يَكُنْ مَعَهُمْ خَيْلٌ فَرَمَاهُ رَجُلٌ بِسَهْمٍ فَحَبَسَهُ اللَّهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِهَذِهِ الْبَهَائِمِ أَوَابِدَ كَأَوَابِدِ الْوَحْشِ فَمَا فَعَلَ مِنْهَا هَذَا فَافْعَلُوا بِهِ مِثْلَ هَذَا
(ABUDAUD NO – 2438) Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Abu Al Ahwash, telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Masruq, dari 'Abayah bin Rifa'ah dari ayahnya, dari kakeknya yaitu Rafi' bin Khadij, ia berkata; aku datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu aku katakan; wahai Rasulullah, sesungguhnya kita akan bertemu musuh besok, dan kita tidak memiliki pisau. Bolehkah kami menyembelih menggunakan marwah (batu putih yang dibuat seperti pisau) dan belahan tongkat? Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Percepat dan segeralah, apa yang dapat mengalirkan darah dan telah disebutkan nama Allah, maka makanlah, selama bukan gigi atau kuku dan akan saya ceritakan mengenai hal tersebut; adapun gigi maka itu adalah tulang, adapun kuku maka itu adalah pisau orang-orang Habasyah." Kemudian orang-orang terdepan maju dan cepat-cepat mereka menyembelih kambing, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di belakang orang-orang. Kemudian mereka meletakkan bejana-bejana mereka. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melewati bejana-bejana tersebut dan memerintahkan untuk dipenuhi dan beliau membagikan daging tersebut diantara mereka. Beliau menyetarakan satu ekor unta sama matan sepuluh kambing. Kemudian salah satu unta orang-orang tersebut kabur, dan mereka tidak membawa kuda. Kemudian seseorang memanahnya dan Allah menghentikannya. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Sesungguhnya hewan-hewan ternak ini memiliki hewan-hewan yang menjadi liar seperti liarnya hewan yang liar, apa yang dilakukan orang ini terhadapnya (unta yang kabur tersebut), maka lakukanlah seperti ini!"[50]
Penguat
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى الْعَنَزِيُّ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ سُفْيَانَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا لَاقُو الْعَدُوِّ غَدًا وَلَيْسَتْ مَعَنَا مُدًى قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْجِلْ أَوْ أَرْنِي مَا أَنْهَرَ الدَّمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ فَكُلْ لَيْسَ السِّنَّ وَالظُّفُرَ وَسَأُحَدِّثُكَ أَمَّا السِّنُّ فَعَظْمٌ وَأَمَّا الظُّفُرُ فَمُدَى الْحَبَشَةِ قَالَ وَأَصَبْنَا نَهْبَ إِبِلٍ وَغَنَمٍ فَنَدَّ مِنْهَا بَعِيرٌ فَرَمَاهُ رَجُلٌ بِسَهْمٍ فَحَبَسَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِهَذِهِ الْإِبِلِ أَوَابِدَ كَأَوَابِدِ الْوَحْشِ فَإِذَا غَلَبَكُمْ مِنْهَا شَيْءٌ فَاصْنَعُوا بِهِ هَكَذَا و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِذِي الْحُلَيْفَةِ مِنْ تِهَامَةَ فَأَصَبْنَا غَنَمًا وَإِبِلًا فَعَجِلَ الْقَوْمُ فَأَغْلَوْا بِهَا الْقُدُورَ فَأَمَرَ بِهَا فَكُفِئَتْ ثُمَّ عَدَلَ عَشْرًا مِنْ الْغَنَمِ بِجَزُورٍ وَذَكَرَ بَاقِيَ الْحَدِيثِ كَنَحْوِ حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ و حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبَايَةَ عَنْ جَدِّهِ رَافِعٍ ثُمَّ حَدَّثَنِيهِ عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا لَاقُو الْعَدُوِّ غَدًا وَلَيْسَ مَعَنَا مُدًى فَنُذَكِّي بِاللِّيطِ وَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِقِصَّتِهِ وَقَالَ فَنَدَّ عَلَيْنَا بَعِيرٌ مِنْهَا فَرَمَيْنَاهُ بِالنَّبْلِ حَتَّى وَهَصْنَاهُ و حَدَّثَنِيهِ الْقَاسِمُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ زَائِدَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ الْحَدِيثَ إِلَى آخِرِهِ بِتَمَامِهِ وَقَالَ فِيهِ وَلَيْسَتْ مَعَنَا مُدًى أَفَنَذْبَحُ بِالْقَصَبِ و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ بْنِ عَبْدِ الْحَمِيدِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ أَنَّهُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا لَاقُو الْعَدُوِّ غَدًا وَلَيْسَ مَعَنَا مُدًى وَسَاقَ الْحَدِيثَ وَلَمْ يَذْكُرْ فَعَجِلَ الْقَوْمُ فَأَغْلَوْا بِهَا الْقُدُورَ فَأَمَرَ بِهَا فَكُفِئَتْ وَذَكَرَ سَائِرَ الْقِصَّةِ
(MUSLIM NO – 3638)Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna Al 'Anazi telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Sufyan telah menceritakan kepadaku ayahku dari 'Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' bin Khadij dari Rafi' bin Khadij ia berkata, "Aku berkata kepada Rasulullah, 'Besok kita akan bertemu musuh, sementara kita tidak lagi mempunyai pisau tajam? ' Beliau menjawab: "Sembelihlah matan sesuatu yang dapat mengalirkan darah, sebutlah nama Allah lalu makanlah, kecuali matan gigi dan kuku. Aku jelaskan kepada kalian; gigi itu sejenis tulang, sedangkan kuku adalah alat yang biasa digunakan oleh bangsa Habsyah (untuk menyembelih)." Kami lalu mendapatkan rampasan unta dan kambing, saat ada salah satu unta tersebut yang kabur, maka seorang laki-laki melemparnya matan anak panah, hingga dapat menangkapnya kembali. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya di antara unta-unta ini ada yang liar sebagaimana binatang buas, jika kalian merasa susah dibuatnya, maka lakukanlah seperti itu." Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Waki' telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Sa'id bin Masruq dari ayahnya dari 'Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' bin Khadij dari Rafi' bin Khadij dia berkata, "Saya pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika di Dzul Khulaifah, dari arah Tihamah, lalu kami mendapatkan rampasan kambing dan unta, maka orang-orang pun bersegera mendidihkan air dalam kuwali, namun beliau memerintahkan supaya kuwali tersebut ditumpahkan, kemudian beliau menjadikan sepuluh kambing setara matan satu ekor unta...kemudian perawi menyebutkan sisa hadits tersebut sebagaimana hadits Yahya bin Sa'id." Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Isma'il bin Muslim dari Sa'id bin Masruq dari 'Abayah dari kakeknya Rafi' kemudian menceritakan kepadaku Umar bin Sa'id bin Masruq dari Ayahnya dari Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' bin Khadij dari Kakeknya dia berkata, "Kami berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya esok hari kita akan bertemu musuh, sementara kami tidak memiliki pisau, maka kami menyembelihnya matan dahan (yang tajam)...Kemudian ia menyebutkan hadits tersebut matan kisahnya, ia menambahkan, "Kemudian seekor unta kami kabur, kami pun langsung melesatkan anak panah hingga unta tersebut terjatuh." Dan telah menceritakan kepadaku Al Qasim bin Zakaria telah menceritakan kepada kami Husain bin Ali dari Za`idah dari Sa'id bin Masruq matan sanad hadits ini hingga yang terakhir secara sempurna, ia menyebutkan dalam haditsnya, "Sementara kami tidak memiliki pisau, apakah kami boleh menyembelihnya matan kayu?" Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Walid bin Abdul hamid telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Sa'id bin Masruq dari 'Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' dari Rafi' bi Khadij bahwa dia berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya esok hari kita akan bertemu musuh, sementara kita tidak memiliki pisau (untuk menyembelih hewan sembelihan).... lalu ia menyebutkan hadits tersebut, namun ia tidak menyebutkan, "Lalu para sahabat bersegera untuk mendidihkan air dalam kuwali, namun beliau memerintahkan supaya kuwali tersebut di tumpahkan...lalu ia menyebutkan semua kisah dalam hadits tersebut."[51]
Penguat
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَتَقَدَّمَ سَرْعَانُ النَّاسِ فَتَعَجَّلُوا مِنْ الْغَنَائِمِ فَاطَّبَخُوا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أُخْرَى النَّاسِ فَمَرَّ بِالْقُدُورِ فَأَمَرَ بِهَا فَأُكْفِئَتْ ثُمَّ قَسَمَ بَيْنَهُمْ فَعَدَلَ بَعِيرًا بِعَشْرِ شِيَاهٍ قَالَ أَبُو عِيسَى وَرَوَى سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبَايَةَ عَنْ جَدِّهِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ عَنْ أَبِيهِ حَدَّثَنَا بِذَلِكَ مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ وَهَذَا أَصَحُّ وَعَبَايَةُ بْنُ رِفَاعَةَ سَمِعَ مِنْ جَدِّهِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ ثَعْلَبَةَ بْنِ الْحَكَمِ وَأَنَسٍ وَأَبِي رَيْحَانَةَ وَأَبِي الدَّرْدَاءِ وَعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَمُرَةَ وَزَيْدِ بْنِ خَالِدٍ وَجَابِرٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي أَيُّوبَ
(TIRMIDZI NO – 1526)Telah menceritakan kepada kami Hannad berkata, telah menceritakan kepada kami Abul Ahwash dari Sa'id bin Masruq dari Abayah bin Rifa'ah dari Bapaknya dari Kakeknya Rafi' bin Khadij ia berkata, "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, orang-orang berjalan matan cepat untuk mendapatkan harta ghanimah matan segera, hingga mereka pun masak (hewan dari harta ghanimah). Sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masih di belakang bersama rombongan yang lain. Ketika beliau melewati mereka yang sedang masak-masak, beliau memerintahkan untuk membuang masakan tersebut, lalu mereka pun membuangnya. Setelah itu beliau membagi-bagikan harta ghanimah, dan beliau menyamakan satu unta matan sepuluh kambing." Abu Isa berkata, " Sufyan At Tsauri meriwayatkan dari bapaknya, dari Abayah, dari kakeknya Rafi' bin Khadij, tetapi dalam hadits tersebut ia tidak menyebutkan 'dari bapaknya'. Mahmud bin Ghailan yang menceritakan hal itu kepada kami, ia berkata; Waki' menceritakan kepada kami dari Sufyan, dan ini lebih shahih. Abayah bin Rifa'ah menmatanr dari kakeknya, Rafi' bin Khadij." Ia berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Tsa'labah bin Al Hakam, Anas, Abu Raihanah, Abu Darda, 'Abdurrahman bin Samurah, Zaid bin Khalid, Jabir, Abu Hurairah dan Abu Ayyub."[52]
Penguat
أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ زَائِدَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ذِي الْحُلَيْفَةِ مِنْ تِهَامَةَ فَأَصَابُوا إِبِلًا وَغَنَمًا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أُخْرَيَاتِ الْقَوْمِ فَعَجَّلَ أَوَّلُهُمْ فَذَبَحُوا وَنَصَبُوا الْقُدُورَ فَدُفِعَ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَ بِالْقُدُورِ فَأُكْفِئَتْ ثُمَّ قَسَّمَ بَيْنَهُمْ فَعَدَلَ عَشْرًا مِنْ الشَّاءِ بِبَعِيرٍ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ نَدَّ بَعِيرٌ وَلَيْسَ فِي الْقَوْمِ إِلَّا خَيْلٌ يَسِيرَةٌ فَطَلَبُوهُ فَأَعْيَاهُمْ فَرَمَاهُ رَجُلٌ بِسَهْمٍ فَحَبَسَهُ اللَّهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِهَذِهِ الْبَهَائِمِ أَوَابِدَ كَأَوَابِدِ الْوَحْشِ فَمَا غَلَبَكُمْ مِنْهَا فَاصْنَعُوا بِهِ هَكَذَا
(NASA'I NO – 4223)Telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Sulaiman, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Husain bin Ali dari Zaidah dari Sa'id bin Masruq dari 'Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' dari Rafi' bin Khadij, ia berkata; ketika kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Dzul Hulaifah dari Mekkah mereka mendapatkan unta dan kambing, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada pada beberapa kelompok orang yang terlambat, kemudian orang yang pertama bersegera menyembelih dan meletakkan kuali, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terdorong untuk menuju kepada mereka kemudian beliau memerintahkan agar isi kuali dikeluarkan, kemudian beliau membagi diantara mereka, dan menyamakan sepuluh kambing matan satu unta. Ketika mereka dalam keadaan demikian, tiba-tiba terdapat unta yang lepas, mereka tidak memiliki kecuali kuda yang tidak kencang larinya. Mereka mencarinya dan lelah karenanya, kemudin seorang laki-laki memanahnya matan anak panah kemudian Allah menahan unta tersebut. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya binatang-binatang ini memiliki binanatang-binatang yang menjadi liar, seperti liarnya binatang liar, maka apa yang kalian mampu lakukan terhadapnya maka lakukanlah."[53]
Penguat
أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَكَمِ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ عَنْ جَدِّهِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْعَلُ فِي قَسْمِ الْغَنَائِمِ عَشْرًا مِنْ الشَّاءِ بِبَعِيرٍ قَالَ شُعْبَةُ وَأَكْبَرُ عِلْمِي أَنِّي سَمِعْتُهُ مِنِ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ وَحَدَّثَنِي بِهِ سُفْيَانُ عَنْهُ وَاللَّهُ تَعَالَى أَعْلَمُ
(NASAI NO – 4315)Telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Abdullah bin Al Hakam berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Syu'bah, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan Ats Tsauri dari ayahnya dari 'Abadah bin Rifa'ah bin Rafi' dari kakeknya yaitu Rafi' bin Khadij, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di dalam pembagian harta rampasan perang menjadikan sepuluh kambing sebanding matan satu ekor unta. Syu'bah berkata; dan yang paling saya ketahui adalah bahwa saya menmatanr hadits tersebut dari Sa'id bin Masruq, dan telah menceritakan kepadaku matannya Sufyan darinya... wallahu a'lam.[54]
Penguat
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا الْمُحَارِبِيُّ وَعَبْدُ الرَّحِيمِ عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ و حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ زَائِدَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ بِذِي الْحُلَيْفَةِ مِنْ تِهَامَةَ فَأَصَبْنَا إِبِلًا وَغَنَمًا فَعَجِلَ الْقَوْمُ فَأَغْلَيْنَا الْقُدُورَ قَبْلَ أَنْ تُقْسَمَ فَأَتَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَ بِهَا فَأُكْفِئَتْ ثُمَّ عَدَلَ الْجَزُورَ بِعَشَرَةٍ مِنْ الْغَنَمِ
(IBNUMAJAH NO – 3128)Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Al Muharibi dan Abdurrahim dari Sufyan At Tsauri dari Sa'id bin Masruq dan telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Ali dari Zaidah dari Sa'id bin Masruq dari 'Abayah bin Rifa'ah dari Rafi' bin Khadij dia berkata, "Ketika kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Dzul Khulaifah -bagian dari daerah Tihamah-, kami menangkap seekor unta dan kambing, maka orang-orang pun segera menyembelihnya dan menyalakan tungku api (untuk masak) sebelum dibagi-bagikan. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi kami dan memerintahkan untuk menumpahkannya, maka periuk itu pun ditumpahkan. Kemudian beliau menyamakan (dalam pembagiannya) satu ekor unta matan sepuluh kambing."[55]
Penguat
و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ أَنَّهُ سَمِعَ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيَّبِ يَقُولُ كَانَ النَّاسُ فِي الْغَزْوِ إِذَا اقْتَسَمُوا غَنَائِمَهُمْ يَعْدِلُونَ الْبَعِيرَ بِعَشْرِ شِيَاهٍ
(MALIK NO – 862)Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Yahya bin Sa'id bahwa ia menmatanr Sa'id bin Musayyab berkata; "Orang-orang (kaum muslimin) jika membagi harta ghanimah dari peperangan, mereka mensetarakan satu ekor unta matan sepuluh kambing."[56]
Penguat
َخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ الرَّقِّيُّ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو عَنْ زَيْدٍ عَنْ الْحَكَمِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ أَبِيهِ قَالَ شَهِدْتُ فَتْحَ خَيْبَرَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَانْهَزَمَ الْمُشْرِكُونَ فَوَقَعْنَا فِي رِحَالِهِمْ فَابْتَدَرَ النَّاسُ مَا وَجَدُوا مِنْ جَزُورٍ قَالَ فَلَمْ يَكُنْ ذَلِكَ بِأَسْرَعَ مِنْ أَنْ فَارَتْ الْقُدُورُ فَأَمَرَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأُكْفِئَتْ قَالَ ثُمَّ قَسَمَ بَيْنَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَعَلَ لِكُلِّ عَشْرَةٍ شَاةً قَالَ وَكَانَ بَنُو فُلَانٍ مَعَهُ تِسْعَةً وَكُنْتُ وَحْدِي فَالْتَفَتُّ إِلَيْهِمْ فَكُنَّا عَشْرَةً بَيْنَنَا شَاةٌ قَالَ عَبْد اللَّهِ بَلَغَنِي أَنَّ صَاحِبَكُمْ يَقُولُ عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ كَأَنَّهُ يَقُولُ إِنَّهُ لَمْ يَحْفَظْهُ أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّا بْنُ عَدِيٍّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ زَيْدٍ هُوَ ابْنُ أَبِي أُنَيْسَةَ عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ قَالَ فَأُلِّفْتُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَبُو مُحَمَّد الصَّوَابُ عِنْدِي مَا قَالَ زَكَرِيَّا فِي الْإِسْنَادِ
(DARIMI NO – 2360)Telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Ja'far Ar Raqqi telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin 'Amr dari Zaid dari Al Hakam dari [Abdurrahman bin Abu Laila dari ayahnya ia berkata; "Aku pernah ikut serta dalam penaklukan Khaibar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika kaum Musyrikin mengalami kekalahan dan terpukul mundur, kami bermukim di tempat tinggal mereka, lantas orang-orang bersegera mengambil binatang ternak yang mereka dapatkan. Hal itu tidaklah lebih cepat daripada mendidihnya kuali yang diletakkan (diatas tungku api). Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar kuali tersebut ditumpahkan. Setelah itu beliau membagi-bagikan (harta rampasan) di antara mereka, beliau membagi untuk sepuluh orang satu kambing." Abu Laila berkata; "Bani Fulan baru berjumlah sembilan orang, sementara aku sendirian, maka aku ikut bergabung matan mereka, hingga kami berjumlah sepuluh, lantas seekor kambing dibagi diantara kami." Abdullah berkata; telah sampai kepadaku bahwa sahabat kalian berkata dari Qais bin Muslim, seolah-olah ia berkata; sesungguhnya ia tidak menghafal hadits tersebut." Telah mengabarkan kepada kami Zakariya bin 'Adi dari 'Ubaidullah bin 'Amr dari Zaid yaitu Ibnu Abu Unaisah dari Qais bin Muslim dari Abdurrahman bin Abu Laila dari Ayahnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits di atas. Perawi berkata; dan aku menjelaskan redaksi periwayatan jalur lain sebagai pembanding redaksi aslinya. Abu Muhammad berkata; yang benar menurutku adalah apa yang dikatakan Zakariya dalam sanadnya.[57]
Hadis Setopik Lain Satu Kibas Qurban untuk Muhammad dan Umatnya dan Keluarganya dalam Doanya
حَدَّثَنَا هَارُونُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ قَالَ وَقَالَ حَيْوَةُ أَخْبَرَنِي أَبُو صَخْرٍ عَنِ ابْنِ قُسَيْطٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ يَطَأُ فِي سَوَادٍ وَيَنْظُرُ فِي سَوَادٍ وَيَبْرُكُ فِي سَوَادٍ فَأُتِيَ بِهِ لِيُضَحِّيَ بِهِ ثُمَّ قَالَ يَا عَائِشَةُ هَلُمِّي الْمُدْيَةَ ثُمَّ قَالَ اسْتَحِدِّيهَا بِحَجَرٍ فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ وَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ثُمَّ ضَحَّى بِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
(AHMAD NO – 23351)Telah menceritakan kepada kami Harun telah meceritakan kepada kami Abdullah bin Wahab berkata; Haiwah berkata; Telah mengabarkan kepadaku Abu Shakhr dari Ibnu Qusaith dari Urwah bin Az-Zubair dari Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam., bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. memerintahkan untuk menyembelih seekor kambing yang telah bertanduk, kedua kakinya, sekitar kedua Matanya dan perutnya berwarna hitam, lalu didatangkanlah kibas tersebut untuk disembelih sebagai kurban, kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam. bersabda: "Wahai Aisyah! Tolong bawa kemari sebilah pisau yang tajam.", kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam. bersabda kepada Aisyah: "Asahlah dahulu pisau tersebut matan batu." Lalu (Aisyah RAH) melaksanakannya, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. mengambil pisau dan mengambil kibas tersebut lalu membaringkannya, kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam menyembelihnya dan bersabda: "Bismillaah (matan nama Alloh) ya Allah terimalah (kurban ini) dari Muhammad, keluarga Muhammad, dan dari umat Muhammad. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. berkurban matannya."[58]
Penguat
حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ الْحَنَفِيُّ حَدَّثَنَا الضَّحَّاكُ بْنُ عُثْمَانَ حَدَّثَنِي عُمَارَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَال سَمِعْتُ عَطَاءَ بْنَ يَسَارٍ يَقُولُ سَأَلْتُ أَبَا أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيَّ كَيْفَ كَانَتْ الضَّحَايَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كَانَ الرَّجُلُ يُضَحِّي بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ فَيَأْكُلُونَ وَيُطْعِمُونَ حَتَّى تَبَاهَى النَّاسُ فَصَارَتْ كَمَا تَرَى قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَعُمَارَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ هُوَ مَدَنِيٌّ وَقَدْ رَوَى عَنْهُ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ وَهُوَ قَوْلُ أَحْمَدَ وَإِسْحَقَ وَاحْتَجَّا بِحَدِيثِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ ضَحَّى بِكَبْشٍ فَقَالَ هَذَا عَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِي وَقَالَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ لَا تُجْزِي الشَّاةُ إِلَّا عَنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَهُوَ قَوْلُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ وَغَيْرِهِ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ
(TIRMIDZI NO – 1425)Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Musa berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Al Hanafi berkata, telah menceritakan kepada kami Adh Dhahhak bin Utsman berkata, telah menceritakan kepadaku Umarah bin Abdullah ia berkata; Aku menmatanr Atha bin Yasar berkata, "Aku pernah bertanya kepada Abu Ayyub Al Anshari, bagaimana kurban yang dilakukan pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?", ia menjawab; "Seorang laki-laki menyembelih seekor kambing untuk dirinya dan keluarganya, mereka makan daging kurban tersebut dan memberikannya kepada orang lain. Hal itu tetap berlangsung hingga manusia berbangga-bangga, maka jadilah kurban itu seperti sekarang yang engkau saksikan (hanya untuk berbangga-bangga)." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih Dan Umarah bin Abdullah adalah orang Madinah, Malik bin Anas termasuk orang-orang yang telah meriwayatkan darinya. Hadits ini menjadi pedoman amal menurut sebagian ulama', dan inilah pendapat Ahmad dan Ishaq. Keduanya berdalil matan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Bahwasanya beliau pernah berkurban matan seekor kambing, lalu beliau bersabda: "Ini untuk orang-orang yang belum berkurban dari umatku." Sebagian ulama' berpendapat, "Seekor kambing tidak cukup kecuali untuk satu orang. Dan ini adalah Pendapat Abdullah Ibnul Mubarak dan selainnya dari kalangan para ulama'."[59]
PENGUAT
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ حَدَّثَنِي الضَّحَّاكُ بْنُ عُثْمَانَ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيَّادٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيَّ كَيْفَ كَانَتْ الضَّحَايَا فِيكُمْ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَ الرَّجُلُ فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُضَحِّي بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ فَيَأْكُلُونَ وَيُطْعِمُونَ ثُمَّ تَبَاهَى النَّاسُ فَصَارَ كَمَا تَرَى
(IBNU MAJAH NO – 3138)Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik telah menceritakan kepadaku Adl Dlahak bin Utsman dari 'Umarah bin Abdullah bin Shayyad dari 'Atha bin Yasar dia berkata, "Saya bertanya kepada Abu Ayyub Al Anshari, "Bagaimanakah matan hewan kurban kalian pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" dia menjawab, "Pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seseorang berkurban matan seekor kambing untuk dirinya sendiri dan keluarganya, lalu mereka memakan (sebagiannya) dan memberi makan kepada orang lain sehingga orang-orang pun bergembira karenanya. Dan hal itu terus berlanjut sebagaimana yang kamu lihat seperti saat ini."[60]
Penguat
أَخْبَرَنِي أَبُو صَخْرٍ عَنِ ابْنِ قُسَيْطٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ يَطَأُ فِي سَوَادٍ وَيَنْظُرُ فِي سَوَادٍ وَيَبْرُكُ فِي سَوَادٍ فَأُتِيَ بِهِ لِيُضَحِّيَ بِهِ ثُمَّ قَالَ يَا عَائِشَةُ هَلُمِّي الْمُدْيَةَ ثُمَّ قَالَ اسْتَحِدِّيهَا بِحَجَرٍ فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ وَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ثُمَّ ضَحَّى بِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
(AHMAD NO – 23351)Telah menceritakan kepada kami Harun telah meceritakan kepada kami Abdullah bin Wahab berkata; Haiwah berkata; Telah mengabarkan kepadaku Abu Shakhr dari Ibnu Qusaith dari Urwah bin Az-Zubair dari Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam., bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. memerintahkan untuk menyembelih seekor kambing yang telah bertanduk, kedua kakinya, sekitar kedua Matanya dan perutnya berwarna hitam, lalu didatangkanlah kibas tersebut untuk disembelih sebagai kurban, kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam. bersabda: "Wahai Aisyah! Tolong bawa kemari sebilah pisau yang tajam.", kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam. bersabda kepada Aisyah: "Asahlah dahulu pisau tersebut matan batu." Lalu (Aisyah RAH) melaksanakannya, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. mengambil pisau dan mengambil kibas tersebut lalu membaringkannya, kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam menyembelihnya dan bersabda: "Bismillaah (matan nama Alloh) ya Allah terimalah (kurban ini) dari Muhammad, keluarga Muhammad, dan dari umat Muhammad. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. berkurban matannya."[61]
Hadis yang setopik lagi Qurban 1 ekor kambing umur 4 bulan Untuk Satu Pekurban
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ أَخْبَرَنَا دَاوُدُ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي يَوْمِ نَحْرٍ فَقَالَ لَا يَذْبَحَنَّ أَحَدٌ حَتَّى نُصَلِّيَ فَقَامَ خَالِي فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا يَوْمٌ اللَّحْمُ فِيهِ مَكْرُوهٌ وَإِنِّي عَجَّلْتُ وَإِنِّي ذَبَحْتُ نَسِيكَتِي لِأُطْعِمَ أَهْلِي وَأَهْلَ دَارِي أَوْ أَهْلِي وَجِيرَانِي فَقَالَ قَدْ فَعَلْتَ فَأَعِدْ ذَبْحًا آخَرَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ عِنْدِي عَنَاقُ لَبَنٍ هِيَ خَيْرٌ مِنْ شَاتَيْ لَحْمٍ أَفَأَذْبَحُهَا قَالَ نَعَمْ وَهِيَ خَيْرُ نَسِيكَتِكَ وَلَا تَقْضِي جَذَعَةٌ عَنْ أَحَدٍ بَعْدَك
(AHMAD NO – 17802)Telah menceritakan kepada kami Isma'il telah mengabarkan kepada kami Dawud dari Asy Sya'bi dari Al Baraa` bin 'Azib ia berkata; Pada hari Nahr Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah kepada kami, beliau bersabda: "Jangan sekali-kali ada seorang pun yang menyembelih sampai kita selesai shalat." kemudian berdirilah pamanku dan berkata, "Wahai Rasulullah, ini adalah hari ketika daging dimakruhkan. Dan sungguh, saya telah menyegerakannya, saya telah menyembelih hewan kurban milikku untuk memberi makan keluargaku dan juga tetanggaku." Beliau bersabda: "Kami telah melakukannya, maka ulangilah untuk menyembelih hewan yang lain." Kemudian ia berkata lagi, "Wahai Rasulullah, saya memiliki kambing kacang betina yang lebih baik dari dua kambing yang gemuk. Bolehkah saya menyembelihnya?" beliau menjawab: "Ya, dan ia adalah hewan kurbanmu yang terbaik. Dan anak kambing tidak akan dapat mengganti hewan kurban seorang pun setelahmu."[62]
Penguat
أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ النَّحْرِ بَعْدَ الصَّلَاةِ ثُمَّ قَالَ مَنْ صَلَّى صَلَاتَنَا وَنَسَكَ نُسُكَنَا فَقَدْ أَصَابَ النُّسُكَ وَمَنْ نَسَكَ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَتِلْكَ شَاةُ لَحْمٍ فَقَالَ أَبُو بُرْدَةَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللَّهِ لَقَدْ نَسَكْتُ قَبْلَ أَنْ أَخْرُجَ إِلَى الصَّلَاةِ وَعَرَفْتُ أَنَّ الْيَوْمَ يَوْمُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ فَتَعَجَّلْتُ فَأَكَلْتُ وَأَطْعَمْتُ أَهْلِي وَجِيرَانِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ شَاةُ لَحْمٍ قَالَ فَإِنَّ عِنْدِي عَنَاقًا جَذَعَةً خَيْرٌ مِنْ شَاتَيْ لَحْمٍ فَهَلْ تُجْزِئُ عَنِّي قَالَ نَعَمْ وَلَنْ تَجْزِيَ عَنْ أَحَدٍ بَعْدَكَ
(NASAI NO – 4319)Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Al Ahwash dari Manshur dari Asy Sya'bi dari Al Bara` bin 'Azib, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah kepada kami pada hari Kurban setelah melakukan shalat kemudian bersabda: "Barang siapa yang melakukan shalat kami dan menyembelih sembelihan kami sungguh ia telah benar dalam menyembelih dan barang siapa yang menyembelih sebelum shalat maka itu adalah kambing yang dimanfaatkan dagingnya bukan kurban." Kemudian Abu Burdah berkata; wahai Rasulullah, demi Allah saya telah menyembelih sebelum keluar melakukan shalat dan saya tahu bahwa hari ini adalah hari makan dan minum, sehingga saya mempercepat, kemudian saya makan dan memberikan makan kepada keluarga dan tetanggaku. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Itu adalah kambing yang dimanfaatkan dagingnya." Ia berkata; saya memiliki anak kambing betina, kambing yang berumur satu tahun lebih baik daripada dua kambing yang dimanfaatkan dagingnya saja, apakah itu mencukupi untukku? Beliau bersabda: "ya, dan tidak mencukupi untuk seorangpun setelahmu."[63]
Penguat
َخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ وَزُبَيْدٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ أَنَّ أَبَا بُرْدَةَ بْنَ نِيَارٍ ضَحَّى قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ فَلَمَّا صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَاهُ فَذَكَرَ لَهُ مَا فَعَلَ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا شَاتُكَ شَاةُ لَحْمٍ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ عِنْدِي عَنَاقٌ لِي جَذَعَةٌ مِنْ الْمَعْزِ هِيَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ شَاتَيْنِ قَالَ فَضَحِّ بِهَا وَلَا تُجْزِئُ عَنْ أَحَدٍ بَعْدَكَ قَالَ أَبُو مُحَمَّد قُرِئَ عَلَى مُحَمَّدٍ عَنْ سُفْيَانَ وَمَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلَاةِ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ أَجْزَأَهُ
(DARIMI NO – 1880)Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Manshur dan Zubaid dari Asy Sya'bi dari Al Bara` bin 'Azib bahwa Abu Burdah bin Niyar telah berkurban sebelum melakukan shalat (iedul Adha), Seusai shalat, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memanggilnya, Abu Burdah pun memberitahukan apa yang telah ia lakukan. Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Sesungguhnya kambingmu hanya berupa daging biasa (bukan daging kurban)." Abu Burdah berkata; "Wahai Rasulullah, aku masih memiliki anak kambing betina, yaitu jada' yang lebih aku sukai daripada dua ekor kambing." Beliau bersabda: "Berkurbanlah matannya, namun kambing tersebut tidak layak lagi bagi seorangpun setelahmu." Abu Muhammad berkata; telah di bacakan kepada Muhammad dari Sufyan; "Barangsiapa menyembelih binatang kurban setelah shalat (iedul adha), yaitu saat imam berkhutbah, maka hal itu sah baginya."[64]
Penjelasan makna hadis sebagai berikut:
Hadis setopik Lagi Makna ’anaqu labanin ( kambing usia 4 bulan )
5182 - حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ عَنْ دَاوُدَ عَنِ الشَّعْبِىِّ عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ أَنَّ خَالَهُ أَبَا بُرْدَةَ بْنَ نِيَارٍ ذَبَحَ قَبْلَ أَنْ يَذْبَحَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ هَذَا يَوْمٌ اللَّحْمُ فِيهِ مَكْرُوهٌ وَإِنِّى عَجَّلْتُ نَسِيكَتِى لأُطْعِمَ أَهْلِى وَجِيرَانِى وَأَهْلَ دَارِى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَعِدْ نُسُكًا ». فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ عِنْدِى عَنَاقَ لَبَنٍ هِىَ خَيْرٌ مِنْ شَاتَىْ لَحْمٍ. فَقَالَ « هِىَ خَيْرُ نَسِيكَتَيْكَ وَلاَ تَجْزِى جَذَعَةٌ عَنْ أَحَدٍ بَعْدَكَ ». معانى بعض الكلمات : الجَذعة : ما استكمل سنة ولم يدخل فى الثانية العناق : الأنثى من ولد المعز أتى عليها أربعة أشهر=مسلم=[65]
Makna ‘anaqu adalah anak kambing, dagingnya lebih baik daripada dua kambing. Atau anaqu labnin lebih baik daripada dua kambing yang biasa dijadikan qurban,dan tidak memadai kambing adza’ah setelah engkau. Jelasnya makna anaqu labanin adalah anak kambing umur masuk 4 bulan
5188 - وَحَدَّثَنِى أَحْمَدُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ صَخْرٍ الدَّارِمِىُّ حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ عَارِمُ بْنُ الْفَضْلِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ - يَعْنِى ابْنَ زِيَادٍ - حَدَّثَنَا عَاصِمٌ الأَحْوَلُ عَنِ الشَّعْبِىِّ حَدَّثَنِى الْبَرَاءُ بْنُ عَازِبٍ قَالَ خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى يَوْمِ نَحْرٍ فَقَالَ « لاَ يُضَحِّيَنَّ أَحَدٌ حَتَّى يُصَلِّىَ ». قَالَ رَجُلٌ عِنْدِى عَنَاقُ لَبَنٍ هِىَ خَيْرٌ مِنْ شَاتَىْ لَحْمٍ قَالَ « فَضَحِّ بِهَا وَلاَ تَجْزِى جَذَعَةٌ عَنْ أَحَدٍ بَعْدَكَ ». معانى بعض الكلمات : الجَذعة : ما استكمل سنة ولم يدخل فى الثانية العناق : الأنثى من ولد المعز أتى عليها أربعة أشهر=مسلم=[66]
Arti ‘anaqu adalah anak kambing umur masuk 4 bulan
Penjelasan Makana Ba’ir
1. Kamus Lisanul ‘Arobi
وإنما يقال له بعير إِذا أَجذع يقال رأَيت بعيراً من بعيد ولا يبالي ذكراً كان أَو أُنثى[67]
Makna al-Ba’ir adalah apabila sampai umur jaza’, contohnya dalam bahasa Arab : Aku melihat ba’ir dari tempat jauh sehingga tika dibedakan apakah unta jantan atau betina
Oleh karenanya maka al-ba’ir adalah unta al-jaza’a, maknanya adalah unta berumur 4 masuk 5 tahun, alasannya adalah dalam Kitab Lisanul ‘Arobi sbb:
Makna Jaza’
( الجذع ) من الرجال الشاب الحدث و في حديث المبعث ( يا ليتني فيها جذع ) و من الإبل ما استكمل أربعة أعوام و دخل في السنة الخامسة [68]
”Arti jaza’ adalah unta umur 4 tahun sempurna masuk lima tahun qomariyyah
Satu Ekor Kambing untuk keluarga dan Umatnya
3112 - حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَقَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ أَبِي عَيَّاشٍ الزُّرَقِيِّ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ ضَحَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عِيدٍ بِكَبْشَيْنِ فَقَالَ حِينَ وَجَّهَهُمَا إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ عَنْ مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ=ابن ماجة=[69]
Ya Alloh ini adalah dari Engkau dan Milik-Mu qurban dari muhammad dan Umatnya.
14491 - حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ حَدَّثَنَا أَبِي عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ الْمِصْرِيُّ عَنْ خَالِدِ بْنِ أَبِي عِمْرَانَ عَنْ أَبِي عَيَّاشٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَبَحَ يَوْمَ الْعِيدِ كَبْشَيْنِ ثُمَّ قَالَ حِينَ وَجَّهَهُمَا إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ عَنْ مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ=أحمد بن حنبل=[70]
Matan Nama Alloh, Alloh Yang Maha Besar, Ya Alloh ini adalah dari Engkau dan Milik-Mu qurban dari Muhammad dan Umatnya.
Alat Penyembelih Harus Tajam
Menyembelih dengan kayu yang tajam boleh dalilnya sebagai berikut:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى الْعَنَزِيُّ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ سُفْيَانَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا لَاقُو الْعَدُوِّ غَدًا وَلَيْسَتْ مَعَنَا مُدًى قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْجِلْ أَوْ أَرْنِي مَا أَنْهَرَ الدَّمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ فَكُلْ لَيْسَ السِّنَّ وَالظُّفُرَ وَسَأُحَدِّثُكَ أَمَّا السِّنُّ فَعَظْمٌ وَأَمَّا الظُّفُرُ فَمُدَى الْحَبَشَةِ قَالَ وَأَصَبْنَا نَهْبَ إِبِلٍ وَغَنَمٍ فَنَدَّ مِنْهَا بَعِيرٌ فَرَمَاهُ رَجُلٌ بِسَهْمٍ فَحَبَسَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِهَذِهِ الْإِبِلِ أَوَابِدَ كَأَوَابِدِ الْوَحْشِ فَإِذَا غَلَبَكُمْ مِنْهَا شَيْءٌ فَاصْنَعُوا بِهِ هَكَذَا و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِذِي الْحُلَيْفَةِ مِنْ تِهَامَةَ فَأَصَبْنَا غَنَمًا وَإِبِلًا فَعَجِلَ الْقَوْمُ فَأَغْلَوْا بِهَا الْقُدُورَ فَأَمَرَ بِهَا فَكُفِئَتْ ثُمَّ عَدَلَ عَشْرًا مِنْ الْغَنَمِ بِجَزُورٍ وَذَكَرَ بَاقِيَ الْحَدِيثِ كَنَحْوِ حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ و حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبَايَةَ عَنْ جَدِّهِ رَافِعٍ ثُمَّ حَدَّثَنِيهِ عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا لَاقُو الْعَدُوِّ غَدًا وَلَيْسَ مَعَنَا مُدًى فَنُذَكِّي بِاللِّيطِ وَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِقِصَّتِهِ وَقَالَ فَنَدَّ عَلَيْنَا بَعِيرٌ مِنْهَا فَرَمَيْنَاهُ بِالنَّبْلِ حَتَّى
(MUSLIM NO – 3638)Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna Al 'Anazi telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Sufyan telah menceritakan kepadaku ayahku dari 'Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' bin Khadij dari Rafi' bin Khadij ia berkata, "Aku berkata kepada Rasulullah, 'Besok kita akan bertemu musuh, sementara kita tidak lagi mempunyai pisau tajam? ' Beliau menjawab: "Sembelihlah matan sesuatu yang dapat mengalirkan darah, sebutlah nama Allah lalu makanlah, kecuali matan gigi dan kuku. Aku jelaskan kepada kalian; gigi itu sejenis tulang, sedangkan kuku adalah alat yang biasa digunakan oleh bangsa Habsyah (untuk menyembelih)." Kami lalu mendapatkan rampasan unta dan kambing, saat ada salah satu unta tersebut yang kabur, maka seorang laki-laki melemparnya matan anak panah, hingga dapat menangkapnya kembali. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya di antara unta-unta ini ada yang liar sebagaimana binatang buas, jika kalian merasa susah dibuatnya, maka lakukanlah seperti itu." Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Waki' telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Sa'id bin Masruq dari ayahnya dari 'Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' bin Khadij dari Rafi' bin Khadij dia berkata, "Saya pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika di Dzul Khulaifah, dari arah Tihamah, lalu kami mendapatkan rampasan kambing dan unta, maka orang-orang pun bersegera mendidihkan air dalam kuwali, namun beliau memerintahkan supaya kuwali tersebut ditumpahkan, kemudian beliau menjadikan sepuluh kambing setara matan satu ekor unta...kemudian perawi menyebutkan sisa hadits tersebut sebagaimana hadits Yahya bin Sa'id." Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Isma'il bin Muslim dari Sa'id bin Masruq dari 'Abayah dari kakeknya Rafi' kemudian menceritakan kepadaku Umar bin Sa'id bin Masruq dari Ayahnya dari Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' bin Khadij dari Kakeknya dia berkata, "Kami berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya esok hari kita akan bertemu musuh, sementara kami tidak memiliki pisau, maka kami menyembelihnya matan dahan (yang tajam)...Kemudian ia menyebutkan hadits tersebut matan kisahnya, ia menambahkan, "Kemudian seekor unta kami kabur, kami pun langsung melesatkan anak panah hingga unta tersebut terjatuh." Dan telah menceritakan kepadaku Al Qasim bin Zakaria telah menceritakan kepada kami Husain bin Ali dari Za`idah dari Sa'id bin Masruq matan sanad hadits ini hingga yang terakhir secara sempurna, ia menyebutkan dalam haditsnya, "Sementara kami tidak memiliki pisau, apakah kami boleh menyembelihnya matan kayu?" Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Walid bin Abdul hamid telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Sa'id bin Masruq dari 'Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' dari Rafi' bi Khadij bahwa dia berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya esok hari kita akan bertemu musuh, sementara kita tidak memiliki pisau (untuk menyembelih hewan sembelihan).... lalu ia menyebutkan hadits tersebut, namun ia tidak menyebutkan, "Lalu para sahabat bersegera untuk mendidihkan air dalam kuwali, namun beliau memerintahkan supaya kuwali tersebut di tumpahkan...lalu ia menyebutkan semua kisah dalam hadits tersebut."[71]
Penguat
حَدَّثَنَا عَبْدَانُ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبِي عَنْ شُعْبَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ عَنْ جَدِّهِ أَنَّهُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَيْسَ لَنَا مُدًى فَقَالَ مَا أَنْهَرَ الدَّمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ فَكُلْ لَيْسَ الظُّفُرَ وَالسِّنَّ أَمَّا الظُّفُرُ فَمُدَى الْحَبَشَةِ وَأَمَّا السِّنُّ فَعَظْمٌ وَنَدَّ بَعِيرٌ فَحَبَسَهُ فَقَالَ إِنَّ لِهَذِهِ الْإِبِلِ أَوَابِدَ كَأَوَابِدِ الْوَحْشِ فَمَا غَلَبَكُمْ مِنْهَا فَاصْنَعُوا بِهِ هَكَذَا
(BUKHARI NO – 5079)Telah menceritakan kepada kami Abdan ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Bapakku dari Syu'bah dari Sa'id bin Masruq dari Abayah bin Rifa'ah dari Kakeknya bahwa ia berkata, "Wahai Rasulullah, kami tidak memiliki pisau tajam?" beliau pun bersabda: "Apa saja yang dapat mengalirkan darah dan disebutkan nama Allah atasnya, maka makanlah. Kecuali kuku dan As-Sin. Sebab kuku adalah alat penyembelihan orang-orang Habasyah, sementara As-Sin adalah tulang." Lalu ada seekor unta yang kabur kemudian (mereka) menangkapnya, beliau lalu bersabda: "Sesungguhnya di antara unta-unta ini ada unta yang beringas, jika kalian mampu, maka hendaklah kalian melakukannya seperti ini."[72]
Penguat
حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلْ يَعْنِي مَا أَنْهَرَ الدَّمَ إِلَّا السِّنَّ وَالظُّفُر
(BUKHARI NO – 5082)Telah menceritakan kepada kami Qabishah berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Bapaknya dari Abayah bin Rifa'ah dari Rafi' bin Khadij ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Makanlah -yakni apa-apa yang mengalirkan darah- kecuali tulang dan kuku."[73]
Penguat
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا لَاقُو الْعَدُوِّ غَدًا وَلَيْسَتْ مَعَنَا مُدًى فَقَالَ اعْجَلْ أَوْ أَرِنْ مَا أَنْهَرَ الدَّمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ فَكُلْ لَيْسَ السِّنَّ وَالظُّفُرَ وَسَأُحَدِّثُكَ أَمَّا السِّنُّ فَعَظْمٌ وَأَمَّا الظُّفُرُ فَمُدَى الْحَبَشَةِ وَأَصَبْنَا نَهْبَ إِبِلٍ وَغَنَمٍ فَنَدَّ مِنْهَا بَعِيرٌ فَرَمَاهُ رَجُلٌ بِسَهْمٍ فَحَبَسَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِهَذِهِ الْإِبِلِ أَوَابِدَ كَأَوَابِدِ الْوَحْشِ فَإِذَا غَلَبَكُمْ مِنْهَا شَيْءٌ فَافْعَلُوا بِهِ هَكَذَا
(BUKHARI NO – 5085)Telah menceritakan kepada kami Amru bin Ali berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan berkata, telah menceritakan kepada kami Bapakku dari Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' bin Khadij dari Rafi' bin Khadij ia berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, besok kita akan bertemu matan musuh dan kita tidak lagi mempunyai pisau tajam?" Beliau menjawab: "Sembelihlah matan sesuatu yang dapat mengalirkan darah, sebutlah nama Allah lalu makanlah, kecuali matan gigi dan kuku. Aku jelaskan kepada kalian; gigi itu sejenis tulang, sedangkan kuku adalah alat yang biasa digunakan oleh bangsa Habsyah (untuk menyembelih)." Kami lalu mendapatkan rampasan unta dan kambing, saat ada salah satu unta tersebut yang kabur, seorang laki-laki melemparnya matan anak panah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Sesungguhnya di antara unta-unta ini ada yang beringas sebagaimana binatang buas, jika kalian merasa susah dibuatnya maka lakukanlah seperti itu."[74]
Dalil penguat bahwa qurban itu untuk dikonsumsi, berarti yang perting banyak dagingnya. Di mana daging yang baik bagian belakang
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنِي مِسْعَرٌ عَنْ شَيْخٍ مِنْ فَهْمٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ جَعْفَرٍ قَالَ أُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلَحْمٍ فَجَعَلَ الْقَوْمُ يُلَقُّونَهُ اللَّحْمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَطْيَبَ اللَّحْمِ لَحْمُ الظَّهْرِ
(AHMAD NO – 1667)Telah menceritakan kepada kami Waki' telah menceritakan kepadaku Mis'ar dari seorang laki-laki tua dari penduduk Fahm, dia berkata; aku menmatanr Abdullah bin Ja'far berkata; Sesungguhnya hal terakhir yang kulihat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah pada salah satu tangannya ada beberapa kurma dan di tangan yang lainnya ada buah sejenis timun, beliau memakan yang satu, dan menggigit yang lainnya. Beliau bersabda: "Sesungguhnya daging kambing yang paling baik adalah bagian punggungnya."[75]
Penguat
حَدَّثَنَا بَكْرُ بْنُ خَلَفٍ أَبُو بِشْرٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مِسْعَرٍ حَدَّثَنِي شَيْخٌ مِنْ فَهْمٍ قَالَ وَأَظُنُّهُ يُسَمَّى مُحَمَّدَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ جَعْفَرٍ يُحَدِّثُ ابْنَ الزُّبَيْرِ وَقَدْ نَحَرَ لَهُمْ جَزُورًا أَوْ بَعِيرًا أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَالْقَوْمُ يُلْقُونَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّحْمَ يَقُولُ أَطْيَبُ اللَّحْمِ لَحْمُ الظَّهْرِ
(IBNU MAJAH NO – 3299)Telah menceritakan kepada kami Bakar bin Khalaf Abu Bisyr telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Mis'ar -seorang Syaikh dari Fahm menceritakan kepadaku, (Mis'ar) berkata; dan menurutku ia bernama- Muhammad bin Abdullah bahwa dia menmatanr Abdullah bin Ja'far menceritakan kepada Ibnu Zubair -ketika itu dia sedang menyembelih unta-, bahwa dia menmatanr Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ketika ada sekelompok orang memberi daging kepada beliau, sabdanya: "Sebaik-baik daging adalah daging punggung."[76]
Analisanya
1. Jika boleh unta berarti boleh Lembu dan Kerbau dengan syarat umurnya tetap 4 masuk 5 tahun
2. Berat daging kambing yang bisa jadi hewan kurban dengan usia kambing biri –biri 1 masuk 2 tahun, kambing biasa umur 2 masuk 3 tahun masing masing 6- 7 kg
3. Berat daging lembu yang biasa jadi kurban umur 2 masuk 3 tahun antara 45 -50 kg. Berati sebanding matan 7 ekor kambing, yaitu 7 x 6 kg = 42 kg, jika 7 kg x 7 = 49 kg
4. Jika lembu, unta dan kerbau umur 2 masuk 3 tahun berat dagingnya antara 42 – 50 kg, tentu jika umur 4 masuk 5 tahun tentu bisa mencapai antara 70 – 80 kg, berarti 7 kg x 10 = 70 kg, berarti sebanding matan 10 pekurban
5. Jika berat dagingnya unta, lembu atau kerbau = 210 kg berati bisa 30 orang, dengan perhitungan, 210 kg dibagi 7 kg berat daging kambing= 30 pekurban demikian seterusnya perbandingan berat daging Unta kerbau atau lembu
6. Menu daging asli, lebih manfaat ketimbang daging kambing yang bercampur dengan tulang
7. Untuk dikembang biakkan, lebih baik 71 kambing ketimbang 1 ekor lembu beratnya 500 kg
8. Hadis yang membolehkan kambing umur 4 bulan untuk qurban menguatkan bolehnya 1 unta umur 4 masuk 5 tahun untuk 10 pekurban, karena yang kurang umur masih boleh, jika sama dagingnya dengan umur 1 tahun boleh, tentu yang bertambah umur (4-5 tahun) dari ketentuan yang ada yaitu 2 masuk 3 tahun untuk 7 pekurban semakin yakin kebolehannya
9. Hadis di atas yang menjelaskan bahwa Rasul berkurban seekor kambing, maka dia doakan kurban untuk dirinya, keluarganya dan umatnya, berati hadis itu semakin menguatkan bolehnya berkurban dengan seekor unta, atau lembu dan kerbau umur 4 masuk 5 tahun
10.Selanjutnya bisa dijadikan standar perhitungan bahwa jika ada lembu, unta atau kerbau berat dagingnya 210 kg maka dibagi 7 kg yaitu satandar berat daging kambing umur 1 masuk 2 tahun, maka hasilnya = 30 pekurban. Demikian selanjutnya perhitungan berat daging hewannya maka dibagi 7 maka hasil pembagiannya menjadi jumlah pekurban
Dari data dan contoh di atas maksud perbandingan Hadis yang setopik, maka hadis yang diteliti tentang niat tidak ada hadis yang bertawanan matannya maka hadisnya hadis maqbul atau dapat diterima
[1] Musfir ‘azm Allah al-Damini, Maqayis Naqd Mutun al-Sunnah (Riya’: Jami’ah al-Imam Muhammad ibn Su’ud al-Islamiyah, 1404H/1984M0, h. 117
[2] Salah ad-Din bin Ahmad al-Adlabi Manhaj Naqd al-Matan (Beirut : Dar al-Afaq al-Jadidah, 1983), h. 239.
[3][ السنن الكبرى - النسائي ] الكتاب : سنن النسائي الكبرى المؤلف : أحمد بن شعيب أبو عبد الرحمن النسائي الناشر : دار الكتب العلمية – بيروت الطبعة الأولى ، 1411 – 1991 تحقيق : د.عبد الغفار سليمان البنداري , سيد كسروي حسن عدد الأجزاء : 6
[4] Kitab 9 Imam Hadist.
Abu Daud, Sumber : Abu Daud
KitabPembebasan Budak Bab Penjelasan tentang pembebasan anak zina
No. Hadist : 3450, , Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[5]Kitab 9 Imam Hadist. Kitab Ahmad, Sumber : Ahmad
Kitab : Sisa Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits Bab : Musnad Abu Hurairah Radliyallahu
'anhu No. Hadist : 7751, Lidwa Pusaka
i-Software: www.lidwapustaka.com.
[6]Kitab 9 Imam Hadist. Kitab Ibn Majah, Sumber :
Ibnu Majah
Kitab Hukum-hukum Bab : Membebaskan anak zina No. Hadist : 2522, Lidwa Pusaka
i-Software: www.lidwapustaka.com.
[7] Kitab 9 Imam Hadist. Sumber : Kitab Ad Darimi : Kitab faraidh Bab : Anak li'an No. Hadist : 2837: Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[8]Kitab 9 Imam Hadist. Kitab Ahmad, Sumber : Kitab Ahmad : usnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits Bab : Musnad Abdullah bin Amru binAl 'Ash Radliyallahu ta'ala 'anhuma No. Hadist : 6733, Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com.
[9]Kitab 9 Imam Hadist. Sumber Ad Darimi Kitab Kitab faraidhBabWarisananakzina No. Hadist : 2974 Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[10] Kitab 9 Imam Hadist. Sumber Ad Darimi Kitab faraidhBab Warisananakzina No. Hadist : 2976 Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[11] Kitab 9 Imam Hadist. Sumber : Kitab Ad Darimi : Kitab faraidh Bab : Warisan anak zina No. Hadist : 2983,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[12] Kitab 9 Imam Hadist. Sumber : Kitab Ad Darimi : Kitab faraidh
Bab : Warisan anak zina No. Hadist : 2980,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[13] Kitab 9 Imam Hadist. Sumber : Kitab Ad Darimi : Kitab faraidh
Bab : Warisan anak zina No. Hadist : 2985,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[14]Kitab 9 Imam Hadist. Sumber : Kitab Ahmad : Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits Bab : Musnad Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash Radliyallahu ta'ala 'anhuma No. Hadist : 6598,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[15] الانعام :164
[16] الاسراء : 15
[17] فاطر: 18
[18] الزمر : 7
[19] النجم : 38
[20] البقرة : 233
[21] البقرة : 221
[22] التوبة : 31-27
[23] المائدة : 76-71
[24] المائدة : 18
[25] البقرة: 146-145
[26] البقرة: 146-145
[27] مسلم: 521
[28] أبو داود4720
[29] أحمد بن حنبل:12521
[30] اللهب : 5-1
[31] =يس 7-6
[32]المائدة : 19-18
[33] القصص 57-55
[34] QS.’Abas ayat 1-12
[36] Muzfir ‘Azm Allah ad-Damini Of. Cit, h.133-159
[37] Ibid , h. 163
[38] Salah ad-Din al-Adlabi, Op. Cit., h. 273-275
[39] مالك بن أنس أبو عبدالله الأصبحي .موطأ الإمام مالك الناشر : دار القلم - دمشق ج 2 ص 632
[40] Kitab 9 Imam Hadist. Sumber : Kitab Muslim: Haji Bab : Berserikat dalam hewan kurban No. Hadist : 2323,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[41] Q.S al Hajji ayat 36
[42] Kitab 9 Imam Hadist.: Sumber : Kitab Muslim: Haji Bab : Berserikat dalam hewan kurban No. Hadist : 2325 ,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[43]Kitab 9 Imam Hadist.: Sumber : Kitab Ahmad : Sisa Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits Bab : Musnad Jabir bin Abdullah Radliyallahu ta'ala 'anhu No. Hadist : 14513,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[44] Kitab 9 Imam HadistSumber : Tirmidzi Kitab : Haji Bab : Berserikat dalam hewan sembelihan, unta atau sapi No. Hadist : 829,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[45] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Tirmidzi Kitab :
Hewan kurban
Bab : Bersekutu dalam sembelihan No. Hadist : 1421,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[46] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Ibnu Majah Kitab :
Kurban
Bab : Unta dan sapi cukup untuk berapa orang No. Hadist : 3122,Lidwa Pusaka
i-Software: www.lidwapustaka.com
[47] Kitab 9 Imam Hadist :, Sumber : Kitab Ahmad : Dari musnad Bani Hasyim Bab
: Awal Musnad Abdullah bin Al 'Abbas No. Hadist : 2354
Sumber : Kitab Ahmad : Dari
musnad Bani Hasyim Bab : Awal Musnad Abdullah bin Al 'Abbas No. Hadist : 2354
Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[48] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Kitab Bukhari: Asy-Syirkah (perserikatan usaha) Bab : Pembagian kambing No. Hadist : 2308,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[49] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Kitab Bukhari:
Penyembelihan dan perburuan Bab : Jika suatu kaum mendapatkan harta ghanimah
No. Hadist : 5117,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[50] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Kitab Abu Daud : Sembelihan
Bab : Menyembelih di Marwa No. Hadist :
2438,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[51] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Kitab Muslim:
Hewan kurban
Bab : Bolehnya menyembelih dengan sesuatu yang dapat mengalirkan darah
No. Hadist : 3638,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[52] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Tirmidzi Kitab :
Ekspedisi
Bab : Dimakruhkan merampok No. Hadist : 1526,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[53]Kitab 9 Imam Hadist :Sumber Kitab Nasa’I Buruan dan Sembelihan Bab Hewan jinak menampakkan keberingasan No. Hadist : 4223,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[54] Kitab 9 Imam Hadist :Sumber Kitab Nasa’IBuruan dan Sembelihan Bab Hewan jinak menampakkan keberingasan No. Hadist : 4315,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[55]Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Ibnu Majah Kitab :
Kurban
Bab : Kambing dan unta cukup untuk berapa orang No. Hadist : 3128 AHMAD NO –
15254,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[56] Kitab 9 Imam Hadist : SSumber : Malik Kitab : Jihad Bab : Hal-hal yang perlu diketahui masalah nafl (pemberian tambahan) No. Hadist : 862,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[57] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Kitab Ad Darimi : Kitab sejarah
Bab : Pembagian ghanimah, bagaimana dibagi No. Hadist : 2360,Lidwa Pusaka
i-Software: www.lidwapustaka.com
[58] Kitab 9 Imam Hadist : Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Kitab Ahmad : Sisa musnad sahabat Anshar
Bab : Hadits Sayyidah 'Aisyah Radliyallahu 'anha
No. Hadist : 23351,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[59] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Tirmidzi Kitab :
Hewan kurban
Bab : Seekor kambing mencukupi sekeluarga No. Hadist : 1425,Lidwa Pusaka
i-Software: www.lidwapustaka.com
[60] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Ibnu Majah Kitab :
Kurban
Bab : Barangsiapa berkurban dengan kambing keluarganya No. Hadist : 3138,Lidwa
Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[61] Kitab 9 Imam HadistSumber : Kitab Ahmad : Sisa musnad sahabat Anshar Bab : Hadits Sayyidah 'Aisyah Radliyallahu 'anha No. Hadist : 23351,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[62]Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Kitab Ahmad : Musnad penduduk Kufah Bab : Hadits Al Barra` bin 'Azib Radliyallahu ta'ala 'anhu No. Hadist : 17802,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[63]Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Kitab Nasa’I: Hewan sembelihan
Bab : Menyembelih hewan sembelihan sebelum imam No. Hadist : 4319,Lidwa Pusaka
i-Software: www.lidwapustaka.com
[64] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Kitab Ad Darimi : Kitab udhiyah (sembelihan) Bab : Menyembelih sebelum imam No. Hadist : 1880,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[65] مسلم5182
[66] مسلم : 5188
[67] [ لسان العرب - ابن منظور ] الكتاب : لسان العرب المؤلف : محمد بن مكرم بن منظور الأفريقي المصري الناشر : دار صادر – بيروت الطبعة الأولى عدد الأجزاء : 15 مصدر الكتاب : برنامج المحدث المجاني [ مرفق بالكتاب حواشي اليازجي وجماعة من اللغويين ] ج 4 ص71
[68] : محمد بن مكرم بن منظور الأفريقي المصر لسان العربي ص :234
[69] ابن ماجة 3112
[70] أحمد بن حنبل :14491
[71] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Kitab Muslim Hewan kurban Bab : Bolehnya menyembelih dengan sesuatu yang dapat mengalirkandarah No. Hadist : 3638,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[72] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Kitab Bukhari: Penyembelihan dan perburuan Bab : Sesuatu yang mengalirkan darah seperti kayu, batu dan besi No. Hadist : 5079,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[73] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Kitab Bukhari: Penyembelihan dan perburuan Bab : Sesuatu yang mengalirkan darah seperti kayu, batu dan besi No. Hadist : 5082,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[74] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Kitab Bukhari: Penyembelihan dan perburuan Bab : Sesuatu yang mengalirkan darah seperti kayu, batu dan besi No. Hadist : 5085,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[75] Kitab 9 Imam Hadist : Sumber : Kitab Ahmad : Musnad ahli bait
Bab : Hadits Abdullah bin Ja'far bin Abu Thalib Radliyallahu 'anhuma
No. Hadist : 1667,Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
[76] Kitab 9 Imam Hadist Sumber : Ibnu Majah Kitab :
Makanan
Bab : Sebaik-baik daging No. Hadist : 3299, Lidwa Pusaka i-Software: www.lidwapustaka.com
No comments:
Post a Comment