Komentar
- Habis salam dianjurkan berdzikir dengan ada yang panjang dan ada yang pendek masing-masing jamaah tanpa dikomandokan oleh Imam agar umat Islam berusaha menghapal dan memahami dzikir yang ia ketahui
- Jika mengikuti komando Imam maka makmum tinggal mengikuti secara kuat kadang-kadang melebihi dari suara Imam tetapi banyak yang salah
- Jadi seharusnya sebelum dzikir habis solat belajar dengan bagus tentang dzikirnya seperti ilmu tajwid dan makhrojnya
- Seabaiknya dzikir yang akan dibaca adalah hapalan ayat Alquran dan hadis Nabi Muhammad saw dengan berbisik agar orang di samping kita tidak terganngu bacaannya demikian juga kawan sejati yang sedang solat wajib atau sunnah
- Analisisnya jika ada adzan maka kita dituntut untuk mendengarkan adzan tersebut dilarang kita mengaji dan solat
- Makanya bacaan adzan itu disesuaikan dengan ilmu tajwidnya maksimal panjang madnya 6 harkat
- Jangan bacaan adzan sangat panjang melanggar aturan ukuran madnya, kemudia solat sunnah qobliyahnya tergesa-gesa
- Seabiknya adzannya maksimal 6 harkat kemudia solat sunaah qobliyahnya sesuai dengan aturan solat
- Jangan dipahami jika solat sunnah tidak perlu baca iftitah, baca ayat setelah al-Fatihah, bacaan ruku’ dan selanjutnya cukup satu kali saja dibaca bacaan yang ada
- Dzikir yang panjang habis solat fardhu yang tidak ada solat ba’diyahnya seperti habis solat shubuh atau fajar dan solat ‘Asar
- Jika ada solat sunnah badiyahnya maka dzikirnya yang pendek saja habis solat sunnah ba’diyahnya kemudian ditambah dzikir yang panjang sesuai dengan kemampuan dan kesempatannya masing-masing
- Janganlah saudaraku kaum muslimin yang sejati, solat fardhunya cepat-cepat kemudian dzikirnya panjang setelah salam
- Sebaiknya solatnya panjang atau lama, kemudian dzikirnya panjang sesuai dengan aturan di atas masing-masing
- Dalam berdzikir ada yang perlu dipahami bersama yang ada kaitannya dengan berdoa
- Biasanya kita dzikir habis salam, kuat-kuat bersama Imam tetapi ada yang sir atau berbisik
- Yang baik berbisik dan bersama maksudnya boleh berlainan yang kita baca dalam dzikir tersebut dengan syarat yang dibaca itu ayat Alquran atau berdasarkan hadis jangan sempat terganggu bacaan kita terhadap kawan di samping
- Habis dzikir yang pendek atau yang panjang maka diharapkan kita berdoa dengan berbisik masing-masing sesuai dengan apa yang sedang kita minta kepada Alloh swt
- Sebaiknya jika doa keadaan berdiri seperti habis solat janazah maka tangan kita diletakkan di atas pusat di bawah dada seperti dalam keadaan solat
- Jika kondisi duduk posisi kita seperti duduk antara dua sujud atau duduk tawarru’ tasyahud akhir, posisi dua tangan di atas paha sejajar dengan kedua lutut
- Akhirnya dengan cara demikian kita mencontoh cara berdoa dalam solat karena makna solat adalah berdoa baik saat berdiri dan duduk
- Dan kita tahan lama berdoa dan orang lain tidak tahu bahwa kita sedang lama atau banyak yang diminta kepada Alloh swt
- Analisis seperti ini adalah perbandingan kenapa saat dzikir bersama-sama sedemikian yang diamalkan
- Mengapa saat berdoa harus Imam yang memimpin doa makmum hanya mengAMINkan saja apada gilirannya dan kenyataan di masyarakat umat Islam sedikit yang mampu berdoa untuk dirinya
- Buktinya jika ada berdoa dengan jahar atau kuat maka hampir semua makmum tidak berdoa lagi, jadi dengan berdoa berjamaah menjadikan umat semakin tidak tahu ajaran agamanya
- Jika dihubungkan dengan jumlah solat fardu yang 17 rokaat sehari semalam hanya 6 rokaat yang dijaharkan, namun al-Fatihah yang dijaharkan Imam masih dituntut makmum membaca al-Fatihah yang didengar stelah mengAMINkannya bersama-sama
- Hal ini menunjukkan betapa baiknya doa masing-masing setelah solat akarena dalam solatpun lebih banyak rokaat baca dan doa masing-masing
- Demikian juga solat sunnah lebih banyak solat sir dari pada solat jahar
- Yang jahar seperti idil fitri, adha, istisqo’, gerhana bulan jika malam hari dan solat lail, selainnya dengan sir
- Solat sunnah rowatib semuanya tidak boleh jahar dan berjamaah dengan sengaja kecuali ada makmum yang terlambat untuk solat fardu Imamnya sedang solat sunnah baidiyah yang ada
- Ketentuan ini semakin kuat bahwa berdzikir dan berdoa sebaiknya berbisik dan masing-masing
- Sekaligus memotivasi umat Islam percaya diri dan mengkaji ajaran Islam yang murni dan konsekwen
- Di antara contoh dzikir yang pendek dibaca jika ada solat sunnah ba’diyahnya:
حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ رُشَيْدٍ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ عَنْ
الْأَوْزَاعِيِّ عَنْ أَبِي عَمَّارٍ اسْمُهُ شَدَّادُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ
أَبِي أَسْمَاءَ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ
صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ
السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ قَالَ
الْوَلِيدُ فَقُلْتُ لِلْأَوْزَاعِيِّ كَيْفَ الْاسْتِغْفَارُ قَالَ تَقُولُ
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ
(MUSLIM -
931) : Telah menceritakan kepada kami Dawud bin Rusyaid telah menceritakan
kepada kami Al Walid dari Auza'i dari Abu 'Ammar namanya Syaddad bin Abdullah
dari Abu Asma` dari Tsauban dia berkata; "Jika Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam selesai shalat, beliau akan meminta ampunan tiga kali dan
memanjatkan doa ALLAAHUMMA ANTAS SALAAM WAMINKAS SALAAM TABAARAKTA DZAL
JALAALIL WAL IKROOM (Ya Allah, Engkau adalah Dzat yang memberi keselamatan,
dan dari-Mulah segala keselamatan, Maha Besar Engkau wahai Dzat Pemilik
kebesaran dan kemuliaan." Kata Walid; maka kukatakan kepada Auza'i
"Lalu bagaimana bila hendak meminta ampunan?" Jawabnya; 'Engkau
ucapkan saja Astaghfirullah, Astaghfirullah."
حَدَّثَنَا مُسْلِمُ
بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ وَخَالِدٍ
الْحَذَّاءِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا سَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ
وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ قَالَ
أَبُو دَاوُد سَمِعَ سُفْيَانُ مِنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ قَالُوا ثَمَانِيَةَ
عَشَرَ حَدِيثًا حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا عِيسَى عَنْ
الْأَوْزَاعِيِّ عَنْ أَبِي عَمَّارٍ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنْصَرِفَ مِنْ صَلَاتِهِ
اسْتَغْفَرَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ فَذَكَرَ مَعْنَى حَدِيثِ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا
(ABUDAUD - 1292) : Telah menceritakan kepadaku
Muslim bin Ibrahim telah menceritakan kepada Kami Syu'bah dari 'Ashim Al Ahwal
dan Khalid Al Hadzdza` dari Abdullah bin Al Harits dari Aisyah radliallahu
'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila mengucapkan salam beliau
berdoa: "ALLAAHUMMA ANTAS SALAAM WA MINKAS SALAAM TABAARAKTA YAA DZAL
JALAALI WAL IKRAAM" (Ya Allah, Engkau adalah Dzat Yang Memberikan
keselamatan, dan darimu datang keselamatan, Maha Suci Engkau wahai Dzat yang
memiliki keagungan dan kemuliaan). Abu Daud berkata; Sufyan telah mendengar
dari 'Amr bin Murrah (mereka mengatakan sebayak delapan belas hadits), telah
menceritakan kepada Kami Ibrahim bin Musa, telah mengabarkan kepada Kami Isa
dari Al Auza'i dari Abu 'Ammar dari Abu Asma` dari Tsauban mantan budak
Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bahwa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam apabila hendak berpaling dari shalat beliau beristighfar tiga kali,
kemudian mengucapkan, "ALLAAHUMMA….." kemudian ia menyebutkan hadits
Aisyah radliallahu 'anha.
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ
بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَلَّمَ لَا يَقْعُدُ
إِلَّا مِقْدَارَ مَا يَقُولُ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ
تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
حَدَّثَنَا
هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ الْفَزَارِيُّ
وَأَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ
وَقَالَ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ
ثَوْبَانَ وَابْنِ عُمَرَ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَأَبِي سَعِيدٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ
وَالْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ عَائِشَةَ حَدِيثٌ
حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ رَوَى خَالِدٌ الْحَذَّاءُ هَذَا الْحَدِيثَ مِنْ حَدِيثِ
عَائِشَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ نَحْوَ حَدِيثِ عَاصِمٍ وَقَدْ
رُوِيَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ بَعْدَ
التَّسْلِيمِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ
وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ
لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا
الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ وَرُوِيَ عَنْهُ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ سُبْحَانَ
رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
(TIRMIDZI - 275) : telah menceritakan kepada kami
Ahmad bin Mani' berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari
'Ashim Al Ahwal dari Abdullah bin Al Harits dari 'Aisyah ia berkata; "Jika
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah selesai salam beliau tidak duduk
kecuali sekadar ucapan: "ALLAHUMMA ANTAS SALAAM WA MINKAS SALAAM DZAL
JALAALI WAL IKRAAM (Ya Allah, Engkau adalah keselamatan dan dari-Mu
keselamatan itu, Engkaulah pemberi berkah dan Dzat yang mempunyai keagungan dan
kemuliaan)." Telah menceritakan kepada kami Hannad Ibnu As Sari berkata;
telah menceritakan kepada kami Marwan bin Mu'awiyah Al Fazari dan Abu Mu'awiyah
dari 'Ashim Al Ahwal dengan sanad yang serupa, beliau mengucapkan: "TABAARAKTA
YA DZAL JALAALI WAL IKRAM (Engkau Maha Pemberi berkah, wahai Dzat yang
mempunyai keagungan dan kemuliaan)." Ia berkata; "Dalam bab ini juga
ada riwayat dari Tsauban, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Abu Sa'id, Abu Hurairah dan Al
Mughirah bin Syu'bah." Abu Isa berkata; "Hadits 'Aisyah ini
derajatnya hasan shahih. Khalid juga telah meriwayatkan hadits ini dari hadits
'Aisyah dari Abdullah bin Al Harits sebagaimana hadits riwayat 'Ashim. Telah
diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwasanya setelah salam
beliau mengucapkan: "LAA ILAAHA ILLAALLAH WAHDAHUU LAA SYARIIKALAH
LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU YUHYII WA YUMIT WA HUWA 'ALA KULLI SYAI'IN QADIIR,
ALLAHUMMA LAA MAANI'A LIMA A'THAITA WA LAA MU'THIA LIMAA MANA'TA WA LAA YANFA'U
DZAL JADDI MINKAL JADDU (Tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah selian
Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Baginya segala kekuasaan dan pujian.
Dia yang menghidupkan dan mematikan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai
Allah, tidak ada yang bisa mencegah apa yang Engkau berikan, serta tidak ada
yang bisa memberi sesutau yang Engkau halangi, serta tidak bermanfaat kekayaan
di sisi-Mu, karena hanya dari-Mu lah kekayaan)." Diriwayatkan juga darinya
bahwa Rasulullah mengucapkan: "SUBHAANA RABBIKA RABBIL 'IZZATI 'AMMA
YASHIFUUN WA SALAAMUN 'ALAL MURSALIIN WAL HAMDULILLAHI RABBIL 'ALAMIIN (Maha
Suci Tuhanmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka (orang-orang
kafir) sifatkan. Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada para utusan Allah, dan
segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam)."
Usai
salam Rasul baca tasbih 10 kali…
حَدَّثَنِي
إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا وَرْقَاءُ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي
صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالُوا يَا رَسُولَ
اللَّهِ ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ قَالَ
كَيْفَ ذَاكَ قَالُوا صَلَّوْا كَمَا صَلَّيْنَا وَجَاهَدُوا كَمَا جَاهَدْنَا
وَأَنْفَقُوا مِنْ فُضُولِ أَمْوَالِهِمْ وَلَيْسَتْ لَنَا أَمْوَالٌ قَالَ
أَفَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَمْرٍ تُدْرِكُونَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ وَتَسْبِقُونَ
مَنْ جَاءَ بَعْدَكُمْ وَلَا يَأْتِي أَحَدٌ بِمِثْلِ مَا جِئْتُمْ بِهِ إِلَّا
مَنْ جَاءَ بِمِثْلِهِ تُسَبِّحُونَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا
وَتَحْمَدُونَ عَشْرًا وَتُكَبِّرُونَ عَشْرًا
تَابَعَهُ
عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ عَنْ سُمَيٍّ وَرَوَاهُ ابْنُ عَجْلَانَ عَنْ
سُمَيٍّ وَرَجَاءِ بْنِ حَيْوَةَ وَرَوَاهُ جَرِيرٌ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ
رُفَيْعٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ وَرَوَاهُ سُهَيْلٌ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
(BUKHARI - 5854) : Telah menceritakan kepada kami
Ishaq ' telah mengabarkan kepada kami Yazid telah mengabarkan kepada kami
Warqa` dari Sumayy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah "Orang-orang berkata;
'Wahai Rasulullah, orang-orang kaya pergi dengan membawa derajat dan kenikmatan
yang banyak.' Beliau bertanya; 'Mengapa bisa seperti itu? ' Mereka menjawab;
'Mereka melakukan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berjihad sebagaimana
kami berjihad, dan mereka memiliki kelebihan harta untuk bersedekah sedangkan
kami tidak mempunyai harta yang lebih untuk bersedekah.' Maka beliau bersabda:
'Maukah kalian aku tunjukkan pada suatu perkara, yang tidak akan menyamai orang
sebelum kalian dan tidak pula akan di dahului oleh orang-orang setelah kalian
kecuali dan tidak akan terjangkau kecuali oleh orang yang melakukan hal yang
sama seperti yang kalian lakukan? ' Yaitu; kalian bertasbih seusai shalat sebanyak
sepuluh kali, bertahmid sebanyak sepuluh kali bertakbir sebanyak sepuluh kali.'
Hadits ini juga diperkuat oleh 'Ubaidullah bin Umar dari Sumayy. Dan
diriwayatkan pula oleh Ibnu 'Ajlan dari Sumayy dan Raja` bin Haiwah. Dan
diriwayatkan pula oleh Jarir dari Abdul Aziz bin Rufai' dari Abu Shalih dari
Abu Darda`. Dan diriwayatkan pula oleh Suhail dari Ayahnya dari Abu Hurairah
dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Analisa
1.
Hadis di atas benar dan baik jika ada solat
ba’diyahnya
2.
Alasannya jika kita memulai solat dengan adzan baik
laki- laki atau wanita
3.
Dilanjutkan dengan solat sunnah qobliyah, kemudian
kumandangkan bacaan iqomah
4.
Dilanjutkan dengan solat fardhunya
5.
Kemudian membaca dzikir yang pendek di atas jika
adaba’diyahnya
6.
Kemudian solat sunnah ba’diyah
7.
Demikian aturan yang dicontohkan oleh Rasul
8.
Jika dicermati aturan ini, memang sesuai jarak
rangkaian ibadah itu.
9. Habis ba’diyah jika mau lanjut dzikir lagi dan doa
sebanyak mungkin sesuai dengan posisi seseorang dalam bekerja atau aktivitas
lainnya
Analisa
dzikir dan doa yang panjang dibaca jika tidak ada solat badiyahnya seprti habis
solat fardu subuh dan ‘asar. Contoh dzikir panjang:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ قَالَ
حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
جَاءَ
الْفُقَرَاءُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا
ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ مِنْ الْأَمْوَالِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَا وَالنَّعِيمِ
الْمُقِيمِ يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَلَهُمْ فَضْلٌ
مِنْ أَمْوَالٍ يَحُجُّونَ بِهَا وَيَعْتَمِرُونَ وَيُجَاهِدُونَ وَيَتَصَدَّقُونَ
قَالَ أَلَا أُحَدِّثُكُمْ إِنْ أَخَذْتُمْ أَدْرَكْتُمْ مَنْ سَبَقَكُمْ وَلَمْ
يُدْرِكْكُمْ أَحَدٌ بَعْدَكُمْ وَكُنْتُمْ خَيْرَ مَنْ أَنْتُمْ بَيْنَ
ظَهْرَانَيْهِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ مِثْلَهُ تُسَبِّحُونَ وَتَحْمَدُونَ
وَتُكَبِّرُونَ خَلْفَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَاخْتَلَفْنَا
بَيْنَنَا فَقَالَ بَعْضُنَا نُسَبِّحُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَنَحْمَدُ ثَلَاثًا
وَثَلَاثِينَ وَنُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ فَرَجَعْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ
تَقُولُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ حَتَّى يَكُونَ
مِنْهُنَّ كُلِّهِنَّ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ
(BUKHARI
- 798) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Bakar berkata, telah
menceritakan kepada kami Mu'tamir dari 'Ubaidullah dari Sumayyah dari Abu
Shalih dari Abu Hurairah berkata, "Pernah datang para fuqara kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Orang-orang kaya, dengan
harta benda mereka itu, mereka mendapatkan kedudukan yang tinggi, juga
kenikmatan yang abadi. Karena mereka melaksanakan shalat seperti juga kami
melaksanakan shalat. Mereka shaum sebagaimana kami juga shaum. Namun mereka memiliki
kelebihan disebabkan harta mereka, sehingga mereka dapat menunaikan 'ibadah
haji dengan harta tersebut, juga dapat melaksnakan 'umrah bahkan dapat berjihad
dan bersedekah." Maka beliau pun bersabda: "Maukah aku sampaikan
kepada kalian sesuatu yang apabila kalian ambil (sebagai amal ibadah) kalian
akan dapat melampaui (derajat) orang-orang yang sudah mengalahkan kalian
tersebut, dan tidak akan ada yang dapat mengalahkan kalian dengan amal ini
sehingga kalian menjadi yang terbaik di antara kalian dan di tengah-tengah
mereka kecuali bila ada orang yang mengerjakan seperti yang kalian amalkan ini.
Yaitu kalian membaca tasbih (Subhaanallah), membaca tahmid (Alhamdulillah) dan
membaca takbir (Allahu Akbar) setiap selesai dari shalat sebanyak tiga puluh tiga
kali." Kemudian setelah itu di antara kami terdapat perbedaan pendapat. Di
antara kami ada yang berkata, "Kita bertasbih tiga puluh tiga kali, lalu
bertahmid tiga puluh tiga kali, lalu bertakbir empat puluh tiga kali."
Kemudian aku kembali menemui Beliau shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu
bersabda: "Bacalah 'Subhaanallah walhamdulillah wallahu Akbar' hingga dari
itu semuanya berjumlah tiga puluh tiga kali."
حَدَّثَنِي عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ بَيَانٍ
الْوَاسِطِيُّ أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِي
عُبَيْدٍ الْمَذْحِجِيِّ قَالَ مُسْلِم أَبُو عُبَيْدٍ مَوْلَى سُلَيْمَانَ بْنِ
عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي
دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا
وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ
وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
و
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ
عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ
(MUSLIM
- 939) : Telah menceritakan kepadaku Abdul Hamid bin Bayan Al Wasithi telah
mengabarkan kepada kami Khalid bin Abdullah dari Suhail dari Abu 'Ubaid Al
Madzhiji. -Muslim menjelaskan bahwa Abu Ubaid adalah mantan budak Sulaiman bin
Abdul Malik- dari 'Atha` bin Yazid Al Laitsi dari Abu Hurairah dari Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Barangsiapa bertasbih
kepada Allah sehabis shalat sebanyak tiga puluh tiga kali, dan bertahmid kepada
Allah tiga puluh tiga kali, dan bertakbir kepada Allah tiga puluh tiga kali,
hingga semuanya berjumlah sembilan puluh sembilan, -dan beliau menambahkan- dan
kesempurnaan seratus adalah membaca Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika
lahu, lahul mulku walahul walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadiir, maka
kesalahan-kesalahannya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan." Dan
telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Shabh telah menceritakan kepada
kami Ismail bin Zakariya dari Suhail dari Abu 'Ubaid dari Atha` dari Abu
Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda seperti
hadits di atas.
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ
حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ حَدَّثَنِي
حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ قَالَ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَائِشَةَ قَالَ
حَدَّثَنِي أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ أَبُو ذَرٍّ
يَا
رَسُولَ اللَّهِ ذَهَبَ أَصْحَابُ الدُّثُورِ بِالْأُجُورِ يُصَلُّونَ كَمَا
نُصَلِّي وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَلَهُمْ فُضُولُ أَمْوَالٍ يَتَصَدَّقُونَ
بِهَا وَلَيْسَ لَنَا مَالٌ نَتَصَدَّقُ بِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا ذَرٍّ أَلَا أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ تُدْرِكُ
بِهِنَّ مَنْ سَبَقَكَ وَلَا يَلْحَقُكَ مَنْ خَلْفَكَ إِلَّا مَنْ أَخَذَ
بِمِثْلِ عَمَلِكَ قَالَ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ تُكَبِّرُ اللَّهَ عَزَّ
وَجَلَّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَتَحْمَدُهُ ثَلَاثًا
وَثَلَاثِينَ وَتُسَبِّحُهُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَتَخْتِمُهَا بِلَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ لَهُ ذُنُوبُهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ
الْبَحْرِ
(ABUDAUD
- 1286) : Telah menceritakan kepada Kami Abdurrahman bin Ibrahim telah
menceritakan kepada Kami Al Walid bin Muslim, telah menceritakan kepada Kami Al
Auza'i, telah menceritakan kepadaku Hassan bin 'Athiyyah, ia berkata; telah
menceritakan kepadaku Muhammad bin Abu Aisyah, ia berkata; telah menceritakan
kepadaku Abu Hurairah RhadhiyAllahu 'anhu, ia berkata; Abu Dzar berkata; wahai
RasulAllah! Orang-orang kaya pergi dengan membawa banyak pahala, mereka
melakukan shalat sebagaimana Kami melakukan shalat, mereka berpuasa sebagaimana
Kami berpuasa, mereka mempunyai kelebihan harta yang mereka sedekahkan
sementara Kami tidak memiliki harta untuk bersedekah. Kemudian Rasulullah
shalallAllahu 'alaihi wa sallam berkata: "Wahai Abu Dzar, maukah aku
ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang dengannya kamu dapat menyusul orang yang
telah mendahuluimu dan orang yang di belakangmu tidak dapat mengejarmu kecuali
orang yang mengerjakan seperti apa yang kamu kerjakan?" Dia menjawab; ya,
wahai Rasulullah! Beliau bersabda: "Engkau bertakbir kepada tiga puluh
tiga kali setiap selesai shalat, bertahmid tiga puluh tiga kali, bertasbih tiga
puluh tiga kali dan kamu tutup dengan ucapan LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAU
LAA SYARIIKALAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR
(tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu
bagiNya, milikNya seluruh kerajaan, dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Mampu
melakukan segala sesuatu) niscaya dosa-dosanya akan diampuni walaupun sebanyak
buih lautan."
Perlu diingat jangan
ditambahi bacaan antara tasbih dengan tahmid dan takbir menurut hadis di atas
dan juga awalnya tidak ada. Silakan hapal banyak ayat Alquran dan hadis Rosul
lengkap arti dan pemahaman yang cermat dan mendalam serta mengajarkannya dan
menulisnya dalam bentuk buku yang baik untuk diwariskan demi generasi
selanjutnya
No comments:
Post a Comment