ULUMUL HADIST PERTEMUAN KEDELAPAN
TBI 8
Skema Istilah Kualitas Sanad Berbahasa Indonesia, Skema Berdasarkan Gugurnya Sanad,dan Skema Berdasarkan Banyaknya Jalan atau Jalur Periwatan, Skema Istilah Kualitas Sanad Hadis Berbahasa Arab, Riwayat Hidup Para Imam 9 Hadis dan Informasi Sarana Melakukan Kritik Sanad dan cara penggunaan Aplikasi Kitab 9 Imam Hadis
Bagian Ketiga
Skema Istilah Kualitas Sanad Berbahasa Indonesia
|
Qudsi ialah secara bahasa (Etimologis), kata Qudsi dinisbahkan kepada kata Al-Quds (Suci). ‘, hadis yang dinisbahkan kepada Dzat yang Maha suci, yaitu Alloh Ta'ala. Dan secara istilah (terminologis) definisinya adalah: Sesuatu (hadis) yang dinukil dari Nabi ShallAllohu 'alaihi Wa Sallam yang disandarkan beliau kepada Rabb-nya.
Marfu' ialah sabda atau perbuatan, taqrir yang disandarkan kepada Rosulullah ShallAllohu 'alaihi wa sallam.
|
Mauquf ialah perkataan, perbuatan atau taqrir yang disandarkan kepada seorang sahabat.
|
![]() |
Maqthu' ialah perkataan atau taqrir yang disandarkan kepada tabi’in atau generasi berikutnya.
Skema Berdasarkan Gugurnya Sanad
|
Mursal ialah hadis yang diriwayatkan oleh seorang perowi langsung disandarkan kepada Nabi ShallAllohu 'alaihi wa sallam, tanpa menyebutkan nama orang (sahabat) yang menceritakan kepadanya
Mu'dhal ialah hadis/berita yang dua orang perowi atau lebih gugur/putus dalam satu tempat secara berurutan.
|
Munqathi' ialah hadis/berita yang di tengah sanadnya gugur/terputus seorang rawi atau beberapa rawi, tetapi tidak berturut-turut.
|
Mu'allaq ialah hadis yang dari awal sanadnya gugur/terputus seorang perowi atau lebih dengan berturut-turut.
Skema Berdasarkan Banyaknya Jalan atau Jalur Periwatan
|
Gharib ialah hadis yang diriwayatkan hanya dengan satu sanad
|
'Aziz ialah hadis yang diriwayatkan dua jalan saja.
|
Masyhur ialah hadis yang diriwayatkan lebih dari dua jalan, dan belum mencapai derajat mutawatir.
|
Mutawatir ialah hadis yang diriwayatkan dengan banyak sanad yang berlainan perowinya, dan mustahil mereka bisa berkumpul untuk berdusta membuat hadis itu.
Skema Istilah Kualitas Sanad Hadis Berbahasa Arab
Dari skema di bawah ini sangat mudah untuk dipahami skema kualitas sanad hadiss, hanya memperhatikan di mana yang terputus ( yang tidak jelas bacaannya.
6617 - إن الله اختار أصحابى على جميع العالمين سوى النبيين والمرسلين واختار لى من أصحابى أربعة فجعلهم خير أصحابى وفى مثل أصحابى خير أبو بكر وعمر وعثمان وعلى واختار أمتى على سائر الأمم فبعثنى فى خير قرن ثم الثانى ثم الثالث تترى ثم الرابع فرادى (أبو نعيم فى فضائل الصحابة ، والخطيب ، وابن عساكر عن جابر قال الخطيب غريب) اسم الكتاب : جامع الأحاديث المؤلف : جلال الدين السيوطي المصدر :ج 7 ص 429
(TIRMIDZI - 2565) : Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan telah menceritakan kepada kami Abu Daud Al Hafari telah bercerita kepada kami Sufyan Ats Tsauri dari Abdurrahman bin Ziyad Al Afriqi dari Abdullah bin Yazid dari Abdullah bin Amru dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pasti akan datang kepada ummatku, sesuatu yang telah datang pada bani Israil seperti sejajarnya sandal dengan sandal, sehingga apabila di antara mereka (bani Israil) ada orang yang menggauli ibu kandungnya sendiri secara terang terangan maka pasti di antara ummatku ada yang melakukan demikian, sesungguhnya bani Israil terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan, " para sahabat bertanya, "Siapakah mereka wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Mereka adalah golongan yang mana aku dan para sahabatku berpegang teguh padanya". Abu Isa berkata; 'Hadits ini hasan gharib mufassar, kami tidak mengetahuinya seperti ini kecuali dari jalur sanad seperti ini.'
2449 - حدثنا أبو داود قال حدثنا شعبة وهشام عن قتادة عن الحسن عن أبي رافع عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : إذا قعد الرجل بين شعبها الأربع ثم اجتهد فقد وجب الغسل قال وزاد حماد بن سلمة في هذا الحديث انزل أو ما لن ينزل
Riwayat Hidup Para Imam 9 Hadis
Riwayat hidup periwayat yang Sembilan ini diambil dari Program Kitab 9 Imam Hadis caranya buka Program kemudian Nampak symbol Biograpi maka klik kiri terus muncul tampilan seleuruh biografi seluruhnya. Kemudian kopi paste ke fail anda
1.Al-Bukhori
BIOGRAFI IMAM AL-BUKHORI
Pertumbuhan
beliau
Nama:Â Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin al Mughirah bin Bardizbah.
Kuniyah beliau: Abu Abdullah
Nasab beliau:
Al Ju'fi; nisabah Al Ju'fi adalah nisbah arabiyyah. Faktor penyebabnya adalah, bahwasanya al Mughirah kakek Al-Bukhori yang kedua masuk Islam berkat bimbingan dari Al Yaman Al Ju'fi. Maka nisbah beliau kepada Al Ju'fi adalah nisbah perwalian
Al Al-Bukhori; yang merupakan nisbah kepada negri Imam Al-Bukhori lahir
Tanggal
lahir: Beliau dilahirkan pada hari Jum'at setelah solat Jum'at 13 Syawwal 194 H
Tempat lahir: Bukhara
Masa kecil beliau: Al-Bukhori dididik dalam keluarga yang berilmu. Bapaknya
adalah seorang ahli hadis, akan tetapi dia tidak termasuk ulama yang banyak
meriwayatkan hadis, Al-Bukhori menyebutkan di dalam kitab tarikh kabirnya,
bahwa bapaknya telah melihat Hammad bin Zaid dan Abdullah bin Al Mubarak, dan
dia telah mendengar dari Imam Malik, karena itulah dia termasuk ulama
bermadzhab Maliki. Ayahnya wafat ketika Al-Bukhori masih kecil, sehingga dia
pun diasuh oleh sang ibu dalam kondisi yatim. Akan tetapi ayahnya meninggalkan
Al-Bukhori dalam keadaan yang berkecukupan dari harta yang halal dan berkah.
Bapak Imam Al-Bukhori berkata ketika menjelang kematiannya; "Aku tidak
mengetahui satu dirham pun dari hartaku dari barang yang haram, dan begitu juga
satu dirhampun hartaku bukan dari hal yang syubhat."
Maka dengan harta tersebut Al-Bukhori menjadikannya sebagai media untuk sibuk
dalam hal menuntut ilmu.
Ketika menginjak usia 16 tahun, dia bersama ibu dan kakaknya mengunjungi kota
suci, kemudian dia tinggal di Makkah dekat dengan baitulah beberapa saat guna
menuntut ilmu.
Kisah hilangnya penglihatan beliau: Ketika masa kecilnya, kedua mata Al-Bukhori
buta. Suatu ketika ibunya bermimpi melihat Khalilullah Nabi Ibrahim 'Alaihi wa
sallam berujar kepadanya; "Wahai ibu, sesungguhnya Alloh telah memulihkan
penglihatan putramu karena banyaknya doa yang kamu panjatkan kepada-Nya."
Menjelang pagi harinya ibu Imam Al-Bukhori mendapati penglihatan anaknya telah
sembuh. Dan ini merupakan kemuliaan Alloh subhanahu wa ta'ala yang di berikan
kepada Imam Al-Bukhori di kala kecilnya.
Perjalan
beliau dalam menuntut ilmu
Kecerdasan dan kejeniusan beliau
Kecerdasan dan kejeniusan Al-Bukhori nampak semenjak masih kecil. Alloh
menganugerahkan kepadanya hati yang cerdas, pikiran yang tajam dan daya hafalan
yang sangat kuat, sedikit sekali orang yang memiliki kelebihan seperti dirinya
pada zamannya tersebut. Ada satu riwayat yang menuturkan tentang dirinya,
bahwasanya dia menuturkan; "Aku mendapatkan ilham untuk menghafal hadis
ketika aku masih berada di sekolah baca tulis." Maka Muhammad bin Abi
Hatim bertanya kepadanya; "saat itu umurmu berapa?". Dia menjawab;
"Sepuluh tahun atau kurang dari itu. Kemudian setelah lulus dari sekolah
akupun bolak-balik menghadiri majelis hadis Ad-Dakhili dan ulama hadis yang
lainnya. Ketika sedang membacakan hadis di hadapan murid-muridnya, Ad-Dakhili
berkata; 'Sufyan meriwayatkan dari Abu Zubair dari Ibrahim.' Maka aku
menyelanya; 'Sesungguhnya Abu Zubair tidak meriwayatkan dari Ibrahim.' Tapi dia
menghardikku, lalu aku berkata kepadanya, 'kembalikanlah kepada sumber aslinya,
jika anda punya.' Kemudian dia pun masuk dan melihat kitabnya lantas kembali
dan berkata, 'Bagaimana kamu bisa tahu wahai anak muda?' Aku menjawab, 'Dia
adalah Az Zubair. Nama aslinya Ibnu 'Adi yang meriwayatkan hadis dari Ibrahim.'
Kemudian dia pun mengambil pena dan membenarkan catatannya. Dan dia pun berkata
kepadaku, 'Kamu benar.' Maka Muhammad bin Abi Hatim bertanya kepada
Al-Bukhori; "Ketika kamu membantahnya berapa umurmu?". Al-Bukhori
menjawab, "Sebelas tahun."
Hasyid bin Isma'il menuturkan: bahwasanya Al-Bukhori selalu ikut bersama kami
mondar-mandir menghadiri para masayikh Bashrah, dan saat itu dia masih anak
kecil. Tetapi dia tidak pernah menulis (pelajaran yang dia simak), sehingga hal
itu berlalu beberapa hari. Setelah berlalu 6 hari, kamipun mencelanya. Maka dia
menjawab semua celaan kami; "Kalian telah banyak mencela saya, maka
tunjukkanlah kepadaku hadis-hadis yang telah kalian tulis." Maka kami pun
mengeluarkan catatan-catatan hadis kami. Tetapi dia menambahkan hadis yang lain
lagi sebanyak lima belas ribu hadis. Dan dia membaca semua hadis-hadis tersebut
dengan hafalannya di luar kepala. Maka akhirnya kami mengklarifikasi
catatan-catatan kami dengan berpedoman kepada hafalannya.
Permulaannya
dalam menuntut ilmu
Aktifitas beliau dalam menuntut ilmu di mulai semenjak sebelum menginjak masa
baligh, dan hal itu di tunjang dengan peninggalan orang tuanya berupa harta,
beliau berkata; 'aku menghabiskan setiap bulan sebanyak lima ratus dirham, yang
aku gunakan untuk pembiaan menuntut ilmu, dan apa yang ada di sisi Alloh itu
lebih baik dan lebih eksis.'
Dia bergegas mendatangi majelis-majelis ilmu, ketika dia sudah menghafal Al
qur`an dan menghafal beberapa karya tulis para ulama, dan yang pertama kali
karya tulis yang beliau hafal adalah buku Abdullah bin Al Mubarak, buku Waki'
bin al Jarrah dalam masalah Sunan dan zuhud, dan yang lainnya. Sebagaimana
beliau juga tidak meninggalkan disiplin ilmu dalam masalah fikih dan pendapat.
Rihlah
beliau
Rihlah dalam rangka menuntut ilmu merupakan bagian yang sangat mencolok dan
sifat yang paling menonjol dari tabiat para ahlul hadis, karena posisi
Al-Bukhori dalam masalah ilmu ini merupakan satu kesatuan pada diri seorang
ahlul hadis, maka dia pun mengikuti sunnah para pendahulunya dan dia pun meniti
jalan mereka. Dia tidak puas dengan hanya menyimak hadis dari penduduk
negrinya, sehingga tidak terelakkan lagi bagi dirinya untuk mengadakan dalam
rangka menuntut ilmu, dia berkeliling ke negri-negri Islam. Dan pertama kali
dia mengadakan perjalanannya adalah pada tahun 210 hijriah, yaitu ketika
umurnya menginjak 16 tahun, pada tahun kepergiannya dalam rangka menunaikan
ibadah haji bersama dengan ibundanya dan saudara tuanya.
Negri-negri yang pernah beliau masuki adalah sebagai berikut;
Khurasan dan daerah yang bertetangga dengannya
- Bashrah
- Kufah
- Baghdad
- Hijaz (Makkah dan Madinah)
- Syam
- Al Jazirah (kota-kota yang terletak di sekitar Dajlah dan eufrat)
- Mesir
Al-Bukhori menuturkan tentang rihlah ilmiah yang dia jalani; 'Aku memasuki Syam, Mesir dan al Jazirah sebanyak dua kali, ke Bashrah sebanyak empat kali, dan aku tinggal di Hijaz beberapa tahun, dan aku tidak bisa menghitung berapa kali saya memasuki kawasan Kufah dan Baghdad bersama para muhadditsin.
Guru-guru
beliau
Imam Al-Bukhori berjumpa dengan sekelompk kalangan atba'ut tabi’in muda,
dan beliau meriwayatkan hadis dari mereka, sebagaimana beliau juga meriwayatkan
dengan jumlah yang sangat besar dari kalangan selain mereka. Dalam masalah ini
beliau bertutur; ' aku telah menulis dari sekitar seribu delapan puluh jiwa
yang semuanya dari kalangan ahlul hadis.
Guru-guru Imam Al-Bukhori terkemuka yang telah beliau riwayatkan hadisnya;
- Abu 'Ashim An Nabil
- Makki bin Ibrahim
- Muhammad bin 'Isa bin Ath Thabba'
- Ubaidullah bin Musa
- Muhammad bin Salam Al Baikandi
- Ahmad bin Hanbal
- Ishaq bin Manshur
- Khallad bin Yahya bin Shafwan
- Ayyub bin Sulaiman bin Bilal
- Ahmad bin Isykab
Dan masih banyak lagi
Murid-murid
beliau
Al Hafidz Shalih Jazzarah berkata; ' Muhammad bin Isma'il duduk mengajar di
Baghdad, dan aku memintanya untuk mendektekan (hadis) kepadaku, maka
berkerumunlah orang-orang kepadanya lebih dari dua puluh ribu orang.
Maka tidaklah mengherankan kalau pengaruh dari majelisnya tersebut menciptakan
kelompok tokoh-tokoh yang cerdas yang meniti manhaj, dintara mereka itu adalah;
1. Al Imam Abu al Husain Muslim bin al Hajjaj an Naisaburi (204-261), penulis buku sohih Muslim yang terkenal
1. Al Imam Abu 'Isa At Tirmidzi (210-279) penulis buku sunan At Tirmidzi yang terkenal
2. Al Imam Shalih bin Muhammad (205-293)
3. Al Imam Abu Bakr bin Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah (223-311), penulis buku sohih Ibnu Khuzaimah.
4. Al Imam Abu Al Fadhl Ahmad bin Salamah An Naisaburi (286), teman dekat Imam Muslim, dan dia juga memiliki buku sohih seperti buku Imam Muslim.
- Al Imam Muhammad bin Nashr Al Marwazi (202-294)
- Al Hafizh Abu Bakr bin Abi Dawud Sulaiman bin Al Asy'ats (230-316)
7. Al Hafizh Abu Al Qasim Abdullah bin Muhammad bin Abdul 'Aziz Al Baghawi (214-317)
8. Al Hafizh Abu Al Qadli Abu Abdillah Al Husain bin Isma'il Al Mahamili (235-330)
9. Al Imam Abu Ishaq Ibrahim bin Ma'qil al Nasafi (290)
10. Al Imam Abu Muhammad Hammad bin Syakir al Nasawi (311)
11. Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf bin Mathar al Firabri (231-320)
Karakter
Imam Al-Bukhori
Meskipun Imam Al-Bukhori sibuk dengan menuntut ilmu dan menyebarkannya, tetapi
dia merupakan individu yang mengamalkan ilmu yang dimilikinya, menegakkan
keta'atan kepada Rabbnya, terpancar pada dirinya ciri-ciri seorang wali yang
terpilih dan orang shalih serta berbakti, yang dapat menciptakan karismatik di
dalam hati dan kedudukan yang mempesona di dalam jiwa.
Dia merupakan pribadi yang banyak mengerjakan solat, khusu' dan banyak membaca
al Qur`an.
Muhammad bin Abi Hatim menuturkan: 'dia selalu melaksanakan solat di waktu
sahur sebanyak tiga belas raka'at, dan menutupnya dengan melaksanakan solat
witir dengan satu raka'at'
Yang lainnya menuturkan; ' Apabila malam pertama di bulan Romadon, murid-murid
Imam Al-Bukhori berkumpul kepadanya, maka dia pun meminpin solat mereka. Di
setiap rokaat dia membaca dua puluh ayat, amalan ini beliau lakukan sampai
dapat mengkhatamkan Al qur`an.
Beliau adalah sosok yang gemar menafkahkan hartanya, banyak berbuat baik,
sangat dermawan, tawadu’Â dan wara'.
Persaksian
para ulama terhadap beliau
Sangat banyak sekali para ulama yang memberikan kesaksian atas keilmuan Imam
Al-Bukhori, di antara mereka ada yang dari kalangan guru-gurunya dan
teman-teman seperiode dengannya. Adapun periode setelah meninggalnya al-Bukhori
sampai saat ini, kedudukan Imam Al-Bukhori selalu bersemayam di dalam relung
hati kaum muslimin, baik yang berkecimpung dalam masalah hadis, bahkan dari
kalangan awwam kaum muslimin sekali pun memberikan persaksian atas keagungan
beliau.
Di antara para tokoh ulama yang memberikan persaksian terhadap beliau adalah;
1. Abu Bakar ibnu Khuzaimah telah memberikan kesaksian terhadap Imam Al-Bukhori dengan mengatakan: "Di kolong langit ini tidak ada orang yang lebih mengetahui hadis dari Muhammad bin Isma'il."
2. Abdan bin 'Utsman Al Marwazi berkata; 'aku tidak pernah melihat dengan kedua mataku, seorang pemuda yang lebih mendapat bashirah dari pemuda ini.' Saat itu telunjuknya diarahkan kepada Al-Bukhori
3. Qutaibah bin Sa'id menuturkan; 'aku duduk bermajelis dengan para ahli fikih, orang-orang zuhud dan ahli ibadah, tetapi aku tidak pernah melihat semenjak aku dapat mencerna ilmu orng yang seperti Muhammad bin Isma'il. Dia adalah sosok pada zamannya seperti 'Umar di kalangan para sahabat. Dan dia berkata; ' kalau seandainya Muhammad bin Isma'il adalah seorang sahabat maka dia merupakan ayat.
4. Ahmad bin Hanbal berkata; Khurasan tidak pernah melahirkan orang yang seperti Muhammad bin Isma'il.
5. Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Ibnu Numair menuturkan; kami tidak pernah melihat orang yang seperti Muhammad bin Ism'ail
6. Bundar berkata; belum ada seorang lelaki yang memasuki Bashrah lebih mengetahui terhadap hadis dari saudara kami Abu Abdillah.
7. Abu Hatim ar-Razi berkata: "Khurasan belum pernah melahirkan seorang putra yang hafal hadis melebihi Muhammad bin Isma'il, juga belum pernah ada orang yang pergi dari kota tersebut menuju Irak yang melebihi kealimannya."
8. Muslim (pengarang kitab Sohih) berkata ketika Al-Bukhori menyingkap satu cacat hadis yang tidak di ketahuinya; "Biarkan saya mencium kedua kaki anda, wahai gurunya para guru dan pemimpin para ahli hadis, dan dokter hadis dalam masalah ilat hadis."
9. al-Hafiz Ibn Hajar yang menyatakan: "Andaikan pintu pujian dan sanjungan kepada Al-Bukhori masih terbuka bagi generasi sesudahnya, tentu habislah semua kertas dan nafas. Ia bagaikan lautan tak bertepi."
Hasil
karya beliau
Di antara hasil karya Imam Al-Bukhori adalah sebagai berikut :
- Al Jami' as Sohih (Sohih Al-Bukhori)
- Al Adab al Mufrad.
- At Tarikh ash Shaghir.
- At Tarikh al Awsath.
- At Tarikh al Kabir.
- At Tafsir al Kabir.
- Al Musnad al Kabir.
- Kitab al 'Ilal.
- Raf'ul Yadain fi ash Shalah.
- Birru al Walidain.
- Kitab al Asyribah.
- Al Qira`ah Khalfa al Imam.
- Kitab ad Dlu'afa.
- Usami ash Shahabah.
- Kitab al Kuna.
- Al Hbbah
- Al Wihdan
- Al Fawa`id
- Qadlaya ash Shahabah wa at Tabi’in
- Masyiikhah
Wafat
beliau
Imam Al-Bukhori keluar menuju Samarkand, Tiba di Khartand, sebuah desa kecil
sebelum Samarkand, ia singgah untuk mengunjungi beberapa familinya. Namun
disana beliau jatuh sakit selama beberapa hari. Dan Akhirnya beliau meninggal
pada hari sabtu tanggal 31 Agustus 870 M (256 H) pada malam Idul Fitri dalam
usia 62 tahun kurang 13 hari. Beliau dimakamkan selepas Solat Dzuhur pada Hari
Raya Idul Fitri. Semoga Alloh selalu merahmatinya dan ridla kepadanya.
2.Muslim
Pertumbuhan beliau
Nama: Muslim bin al Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi
Kuniyah beliau: Abdul Husain
Nasab beliau:
1. Al Qusyairi; merupakan nisbah kepada Qabilah afiliasi beliau, ada yang mengatakan bahwa Al Qusyairi merupakan orang arab asli, dan ada juga yang berpendapat bahwa nisbah kepada Qusyair merupakan nisbah perwalian saja
2. An Naisaburi; merupakan nisbah yang di tujukan kepada negri tempat beliau tinggal, yaitu Naisabur. Satu kota besar yang terletak di daerah Khurasan
Tanggal lahir: para ulama tidak bisa memastikan tahun kelahiran beliau, sehingga sebagian mereka ada yang berpendapat bahwa tahun kelahirannya adalah tahun 204 Hijriah, dan ada juga yang berpendapat bahwa kelahiran beliau pada tahun 206 Hijriah.
Ciri-ciri beliau: beliau mempunyai perawakan yang tegap, berambut dan berjenggot putih, menjuntaikan ujung ‘Imamahnya di antara dua punggungnya.
Aktifitas beliau dalam menimba ilmu
Sesungguhnya lingkungan tempat tumbuh Imam Muslim memberikan peluang yang sangat luas untuk menuntut ilmu yang bermanfa’at, karena Naisabur merupakan negri hidup yang penuh dengan peninggalan ilmu dari pemilik syari’at. Semua itu terjadi karena banyaknya orang-orang yang sibuk untuk memperoleh ilmu dan mentransfer ilmu, maka besar kemungkinan bagi orang yang terlahir di lingkungan masyarakat seperti ini akan tumbuh dengan ilmu juga. Adanya kesempatan yang terpampang luas di hadapan Imam Muslim kecil untuk memetik dari buah-buah ilmu syariat tidak di sia-siakannya.
Maka dia mendengar hadis di negrinya tinggal pada tahun 218 Hijriah dari gurunya Yahya bin Yahya At Tamimi, pada saat itu umurnya menginjak empat belas tahun.
Dan bisa juga orang tuanya serta keluarganya mempunyai andil dalam memotifasinya untuk menuntut ilmu. Para ulama telah menceritakan bahwa orang tuanya, Al Hajaj adalah dari kalangan masyayikh, yaitu termasuk dari kalangan orang yang memperhatikan ilmu dan berusaha untuk memperolehnya.
Muslim mempunyai kesempatan untuk mengadakan perjalanan hajinya pada tahun 220 Hijriah. Pada saat keluar itu dia mendengar hadis dari beberapa ahli hadis, kemudian dia segera kembali ke negrinya Naisabur.
Rihlah beliau
Rihlah dalam rangka menuntut hadis merupakan syi’ar ahlul hadis pada abad-abad pertama, karena terpencarnya para pengusung sunnah dan atsar di berbagai belahan negri Islam yang sangat luas. Maka Imam Muslim pun tidak ketinggalan dengan meniti jalan pakar disiplin ilmu ini, dan beliau pun tidak ketinggalan dalam ambil bagian, karena dalam sejarah beliau tertulis rihlah ilmiahnya, di antaranya;
Rihlah pertama; rihlah beliau untuk menunaikan ibadah haji pada tahun 220 hijriah, pada saat dia masih muda belia, pada saat itu beliau berjumpa dengan syaikhnya, Abdullah bin Maslamah al Qa’nabi di Makkah, dan mendengar hadis darinya, sebagaimana beliau juga mendengar hadis dari Ahmad binYunus dan beberapa ulama hadis yang lainnya ketika di tengah perjalanan di daerah Kufah. Kemudian kembali lagi ke negrinya dan tidak memperpanjang rihlahnya pada saat itu.
Rihlah kedua; rihlah kedua ini begitu panjang dan lebih menjelajah kenegri Islam lainnya. Rihlah ini di mulai sebelum tahun 230 Hijriah. Beliau berkeliling dan memperbanyak mendengar hadis, sehingga beliau mendengar dari bayak ahli hadis, dan mengantarkan beliau kepada derajat seorang Imam dan kemajuan di bidang ilmu hadis.
Beberapa negri yang beliau masuki, di antaranya;
1. Khurasan dan daerah sekitarnya
2. Ar Ray
3. Iraq; beliau memasuki Kufah, Bashrah dan Baghdad.
4. Hijaz; memasuki Makkah dan Madinah
5. Asy Syam
6. Mesir
Guru-guru beliau
Perjalanan ilmiah yang dilakukan Imam Muslim menyebabkan dirinya mempunyai banyak guru dari kalangan ahlul hadis. Al Hafizh Adz Dzahabi telah menghitung jumlah guru yang diambil riwayatnya oleh Imam Muslim dan dicantumkan di dalam kitab sohihnya, dan jumlah mereka mencapai 220 orang, dan masih ada lagi selain mereka yang tidak di cantumkan di dalam kitab sohihnya
Di antara guru-guru beliau yang paling mencolok adalah;
1. Abdullah bin Maslamah Al Qa’nabi, guru beliau yang paling tua
2. Al Imam Muhammad bin Isma’il Al Al-Bukhori
3. Al Imam Ahmad bin Hanbal
4. Al Imam Ishaq bin Rahuyah al Faqih al Mujtahid Al Hafizh
5. Yahya bin Ma’in, Imam jarhu wa ta’dil
6. Ishaq bin Manshur al Kausaj
7. Abu Bakar bin Abi Syaibah, penulis buku al Mushannaf
8. Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi
9. Abu Kuraib Muhammad bin Al ‘Alaa`
10. Muhammad bin Abdullah bin Numair
11. Abd bin Hamid
Murid-murid beliau
Al Imam Muslim sibuk menyebarkan ilmunya di negrinya dan negri-negri Islam lainnya, baik dengan pena maupun dengan lisannya, maka beliau pun tidak terlepas untuk mendektekan hadis dan meriwayatkannya, sehingga banyak sekali para penuntut ilmu mengambil ilmu dari beliau.
Di antara murid-murid beliau antara lain;
1. Muhammad bin Abdul wahhab al Farra`
2. Abu Hatim Muhammad bin Idris ar Razi
3. Abu Bakar Muhammad bin An Nadlr bin Salamah al Jarudi
4. Ali bin Al Husain bin al Junaid ar Razi
5. Shalih bin Muhammad Jazrah
6. Abu Isa at Tirmidzi
7. Ibrahim bin Abu Thalib
8. Ahmad bin Salamah An Naisaburi
9. Abu Bakar bin Khuzaimah
10. Makki bin ‘Abdan
11. Abdurrahman bin Abu Hatim ar Razi
12. Abu Hamid Ahmad bin Muhammad bin Asy Syarqi
13. Abu Awanah al-Isfarayini
14. Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan al Faqih az Zahid.
Persaksian para ulama terhadap beliau
1. Ishak bin Mansur al Kausaj pernah berkata kepada Imam Muslim: “sekali-kali kami tidak akan kehilangan kebaikan selama Alloh menetapkan engkau bagi kaum muslimin.”
2. Muhammad bin Basysyar Bundar berkata; “huffazh dunia itu ada empat; Abu Zur’ah di ar Ray, Muslim di An Naisabur, Abdullah Ad Darimi di Samarkand, dan Muhammad bin Isma’il di Bukhara.”
3. Muhammad bin Abdul Wahhab Al Farra` berkata; “(Muslim) merupakan ulama manusia, lumbung ilmu, dan aku tidak mengetahuinya kecuali kebaikan.”
4. Ahmad bin Salamah An Naisaburi menuturkan; “Saya melihat Abu Zur’ah dan Abu Hatim selalu mengutamakan Muslim bin al-Hajjaj dalam perkara hadis sohih ketimbang para masyayikh zaman keduanya.
5. Ibnu Abi Hatim mengatakan: ” Saya menulis hadis darinya di Ray, dan dia merupakan orang yang tsiqah dari kalangan huffazh, memiliki pengetahuan yang mendalam dalam masalah hadis. Ketika ayahku di Tanya tentang dia, maka dia menjawab; (Muslim) Shaduuq.
6. Maslamah bin Qasim al Andalusi berkata; ” tsiqah, mempunyai kedudukan yang agung, termasuk dari kalangan para Imam.”
7. Abu Ya’la Al Khalili berkata; “dia sangat familier sekali untuk di sebutkan keutamaannya.”
8. Al Khatib Al Baghdadi berkata; “(dia) merupakan salah seorang a`immah dan penghafal hadis.”
9. As Sam’ani menuturkan; “termasuk salah seorang Imam dunia.”
10. Ibnul Atsir berkata; “termasuk salah seorang dari para Imam penghafal hadis.”
11. Ibnu Katsir berkata; “termasuk salah seorang dari para Imam penghafal hadis.”
12. Adz Dzahabi berkata; ” Imam besar, hafizh lagi mumpuni, hujjah serta orang yang jujur.”
Hasil karya beliau
Imam Muslim mempunyai hasil karya dalam bidang ilmu hadis yang jumlahnya cukup banyak. Di antaranya ada yang sampai kepada kita dan sebagian lagi ada yang tidak sampai.
Adapun hasil karya beliau yang sampai kepada kita adalah;
1. Al Jami’ ash Sohih
2. Al Kuna wa Al Asma’
3. Al Munfaridaat wa al wildan
4. Ath Thabaqaat
5. Rijalu ‘Urwah bin Az Zubair
6. At Tamyiz
Sedangkan hasil karya beliau yang tidak sampai kepada kita adalah;
1. Al Musnad al Kabir ‘Ala ar Rijal
2. Al Jami’ al Kabir
3. Al ‘Ilal
4. Al Afraad
5. Al Aqraan
6. Su`alaat Muslim
7. Hadis ‘Amru bin Syu’aib
8. Al Intifaa’ bi`ahabbi as sibaa’
9. Masyayikhu Malik
10. Masyayikhu Ats Tsauri
11. Masyayikhu Syu’bah
12. Man laisa lahu illa raawin waahid
13. Kitab al Mukhadldlramin
14. Awladu ash shahabah
15. Dzikru awhaami al Muhadditsin
16. Afraadu Asy Syamiyyin
Wafatnya beliau
Imam Muslim wafat pada hari Ahad sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H bertepatan dengan 5 Mei 875. dalam usia beliau 55 tahun.
3.Abu Dawud
Pertumbuhan
beliau
Nama:
- Menurut Abdurrahman bin Abi Hatim, bahwa nama Abu Dawud adalah Sulaiman bin
al Asy'ats bin Syadad bin 'Amru bin 'Amir.
- Menurut Muhammad bin Abdul 'Aziz Al Hasyimi; Sulaiman bin al Asy'ats bin
Basyar bin Syadad.
Ibnu Dasah dan Abu 'Ubaid Al Ajuri berkata; Sulaiman bin al Asy'ats bin Ishaq
bin Basyir bin Syadad. Pendapat ini di perkuat oleh Abu Bakr Al Khathib di
dalam Tarikhnya. Dan dia dalam bukunya menambahi dengan; Ibnu 'Amru bin 'Imran
al Imam, Syaikh as Sunnah, Muqaddimu al huffazh, Abu Dawud al-azadi
as-Sajastani, muhaddits Bashrah.
Nasab beliau:
Al Azadi, yaitu nisbat kepada Azd yaitu qabilah terkenal yang ada di daerah
Yaman.
Sedangkan as-Sijistani, ada beberapa pendapat dalam nisbah ini, di antaranya:
Ada yang berpendapat bahwasan as Sijistani merupakan nisbah kepada daerah
Sijistan, yaitu daerah terkenal. Ada juga yang berpendapat bahwa as sijistani
merupakan nisbah kepada sijistan atau sijistanah yaitu suatu kampung yang ada
di Bashrah. Tetapi menurut Muhammad bin Abi An Nashr bahwasannya di Bashrah
tidak ada perkampung yang bernama as-Sijistan. Namun pendapat ini di bantah
bahwa di dekat daerah Ahwaz ada daerah yang disebut dengan Sijistan
As Sam'ani mengutip satu pendapat bahwa as-sijistan merupakan nisbah kepada
sijistan, yaitu salah suatu daerah terkenal yang terletak di kawasan Kabul
Abdul Aziz menyebutkan bahwasannya sijistan merupakan nisbah kepada Sistan,
yaitu daerah terkenal yang sekarang ada di Negri Afganistan.
Tanggal lahir:
Tidak ada ulama yang menyebutkan tanggal dan bulan kelahiran beliau, kebanyakan
refrensi menyebutkan tahun kelahirannya. Beliau dilahirkan pada tahun 202 H.
disandarkan kepada keterangan dari murid beliau, Abu Ubaid Al Ajuri ketika
beliau wafat, dia berkata: aku mendengar Abu Dawud berkata : “Aku
dilahirkan pada tahun 202 Hijriah"
Aktifitas
beliau dalam menimba ilmu
Ketika menelisik biografi Imam Abu Dawud, akan muncul paradigma bahwasanya
beliau semenjak kecil memiliki keahlian untuk menimba ilmu yang bermanfaat.
Semua itu ditunjang dengan adanya keutamaan yang telah di anugerahkan Alloh
kepadanya berupa kecerdasan, kepandaian dan kejeniusan, disamping itu juga adanya
masyarakat sekelilingnya yang mempunyai andil besar dalam menimba ilmu.
Dia semenjak kecil memfokuskan diri untuk belajar ilmu hadis, maka kesempatan
itu dia gunakan untuk mendengarkan hadis di negrinya Sijistan dan sekitarnya.
Kemudian dia memulai rihlah ilmiahnya ketika menginjak umur delapan belas
tahun. Dia merupakan sosok ulama yang sering berkeliling mencari hadis ke
berbagai belahan negri Islam, banyak mendengar hadis dari berbagai ulama, maka
tak heran jika dia dapat menulis dan menghafal hadis dengan jumlah besar yaitu
setengah juta atau bahkan lebih dari itu. Hal ini merupakan modal besar
bagi berbagai karya tulis beliau yang tersebar setelah itu keberbagai pelosok
negri islam, dan menjadi sandaran dalam perkembangan keilmuan baik hadis maupun
disiplin ilmu lainnya.
Rihlah
beliau
Iman Abu Dawud adalah salah satu Iman yang sering berkeliling mencari hadis ke
negri-negri Islam yang ditempati para Kibarul Muhadditsin, beliau
mencontoh para syaikhnya terdahulu dalam rangka menuntut ilmu dan mengejar
hadis yang tersebar di berbagai daerah yang berada di dada orang-orang tsiqat
dan Amanah. Dengan motivasi dan semangat yang tinggi serta kecintaan beliau
sejak kecil terhadap ilmu-ilmu hadis, maka beliau mengadakan perjalanan
(Rihlah) dalam mencari ilmu sebelum genap berusia 18 tahun.
Adapun negri-negri islam yang beliau kunjungi adalah;
Iraq; Baghdad merupakan daerah islam yang pertama kali beliau masuki, yaitu
pada tahun 220 hijriah
2. Kufah; beliau kunjungi pada tahun 221 hijriah.
3. Bashrah;
beliau tinggal disana dan banyak mendengar hadis di sana, kemudian keluar dari
sana dan kembali lagi setelah itu.
4. Syam; Damsyiq, Himsh dan Halb.
5. AL Jazirah; masuk ke daerah Haran, dan mendengar hadis dari penduduknya.
6. Hijaz; mendengar hadis dari penduduk Makkah, kemungkinan besar saat itu
perjalanan beliau ketika hendak menunaikan ibadah haji.
7. Mesir
8. Khurasan; Naisabur dan Harrah, dan mendengar hadis dari penduduk Baghlan.
9. Ar Ray
10. Sijistan; tempat tinggal asal beliau, kelaur dari sana kemudian kembali
lagi, kemudian keluar menuju ke Bashrah.
Guru-guru
beliau
Di antara guru beliau yang terdapat di dalam sunannya adalah;
1. Ahmad bin Muhammmad bin Hanbal as Syaibani al Bagdadi
2. Yahya bin Ma'in Abu Zakariya
3. Ishaq binIbrahin bin Rahuyah abu ya'qub al Hanzhali
4. Utsman bin Muhammad bin abi Syaibah abu al Hasan al Abasi al Kufi.
5. Muslim bin Ibrahim al Azdi
6. Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab al Qa'nabi al Harits al Madani
7. Musaddad bin Musarhad bin Musarbal
8. Musa bin Ismail at Tamimi.
9. Muhammad bin Basar.
10. Zuhair bin Harbi (Abu Khaitsamah)
11. Umar bin Khaththab as Sijistani.
12. Ali bin Al Madini
13. Ash Shalih abu sarri (Hannad bin sarri).
14. Qutaibah bin Sa'id bin Jamil al Baghlani
15. Muhammad bin Yahya Adz Dzuhli
Dan masih banyak yang lainnya .
Murid-murid
beliau
Di antara murid-murid beliau, antara lain;
1. Imam Abu 'Isa at Tirmidzi
2. Imam Nasa'i
3. Abu Ubaid Al Ajuri
4. Abu Thayyib Ahmad bin Ibrahim Al Baghdadi (Perowi sunan Abi Dawud
dari beliau).
5. Abu 'Amru Ahmad bin Ali Al Bashri (perowi kitab sunan dari beliau).
6. Abu Bakar Ahmad bin Muhammad Al Khallal Al Faqih.
7. Isma'il bin Muhammad Ash Shafar.
8. Abu Bakr bin Abi Dawud (anak beliau).
9. Zakaria
bin Yahya As Saaji.
10. Abu Bakar bin Abi Dunya.
11. Ahmad bin Sulaiman An Najjar (perowi kitab Nasikh wal Mansukh dari
beliau).
12. Ali bin Hasan bin Al 'Abd Al Anshari (perowi sunsn dari beliau).
13. Muhammad bin Bakr bin Daasah At Tammaar (perowi sunan dari beliau).
14. Abu 'Ali Muhammad bin Ahmad Al Lu'lu'i (perowi sunan dari beliau).
15. Muhammad bin Ahmad bin Ya'qub Al Matutsi Al Bashri (perowi kitab Al
Qadar dari beliau).
Persaksian
para ulama terhadap beliau
Banyak sekali pujian dan sanjungan dari tokoh-tokoh terkemuka kalangan Imam dan
ulama hadis dan disiplin ilmu lainnya yang mengalir kepada Imam Abu Dawud
Rahimahullah, di antaranya adalah;
1. Abdurrahman bin Abi Hatim berkata : Abu Dawud Tsiqah
2. Imam Abu Bakr Al Khallal berkata: Imam Abu Dawud adalah Imam yang
dikedepankan pada zamannya.
3. Ibnu Hibban berkata: Abu Dawud merupakan salah satu Imam dunia dalam bidang
ilmu dan fiqih.
4. Musa bin Harun menuturkan: Abu Dawud diciptakan di dunia untuk hadis dan di
akhirat untuk Syurga, dan aku tidak melihat seorangpun lebih utama daripada
dirinya.
5. Al Hakim berkata: Abu Dawud adalah Imam bidang hadis di zamannya tanpa ada
keraguan.
6. Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An Nawawi menuturkan: Para ulama telah
sepakat memuji Abu Dawud dan mensifatinya dengan ilmu yang banyak, kekuatan
hafalan, wara', agama (kesholehan) dan kuat pemahamannya dalam hadis dan yang
lainnya.
7. Abu Bakr Ash Shaghani berkata: Hadis dilunakkan bagi Abi Dawud sebagaimana
besi dilunakkan bagi Nabi Dawud.
8. Adz Dzahabi menuturkan:Abu Dawud dengan keImamannya dalam hadis dan
ilmu-ilmu yang lainnya,termasuk dari ahli fiqih yang besar,maka kitabnya As
Sunan telah jelas menunjukkan hal tersebut.
Sifat
kitab sunan Abi Dawud
Imam Abu Dawud menyusun kitabnya di Baghdad. Prioritas penysunan kitabnya
adalah masalah hukum, jadi kumpulan hadisnya lebih terfokus kepada hadis
tentang hukum. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh as Suyuthi bahwasannya Abu
Dawud hanya membatasi dalam bukunya pada hadis-hadis yang berkaitan dengan
hukum saja.
Abu Bakar bin Dasah menuturkan; aku mendengar Abu Dawud berkata: Aku menulis
dari Rosulullah shallAllohu 'alaihi wa sallam sebanyak lima ratus ribu hadis,
kemudian aku pilah-pilah dari hadis-hadis tersebut dan aku kumpulkan serta aku
letakkan dalam kitabku ini sebanyak empat ribu delapan ratus Hadis. Aku
sebutkan yang sohih, yang serupa dengannya dan yang mendekati kepada ke
sohihan. Cukuplah bagi seseorang untuk menjaga agamanya dengan berpegangan
terhadap empat hadis, yaitu; yang pertama;'segala perbuatan harus di sertai
dengan niat,' yang kedua; 'indikasi baik islamnya seseorang adalah meninggalkan
perkara yang tidak bermanfaat baginya.' Yang ketiga; 'tidaklah seorang mu'min
menjadi mu'min yang hakiki, sehingga dia rela untuk saudaranya sebagaimana dia
rela untuk dirinya sendiri.' Dan yang kelima; 'yang halal itu sudah jelas..'
Hasil karya beliau
Adapun hasil karya beliau yang sampai kepada kita adalah;
1. As Sunan
2. Al marasil
3. Al Masa'il
4. Ijabaatuhu 'an su'alaati Abi 'Ubaid al Ajuri
5. Risalatuhu ila ahli Makkah
6. Tasmiyyatu al Ikhwah alladziina rowaa 'anhum al hadis
7. Kitab az zuhd
Adapun
kitab beliau yang hilang dari peredaran adalah;
1. Ar Radd 'ala ahli al qadar
2. An Nasikh wal Mansukh
3. At Tafarrud
4. Fadla'ilu al anshar
5. Musnad Hadis Malik
6. Dala'ilu an nubuwwah
7. Ad du'aa'
8. Ibtidaa'u al wahyi
9. Akhbaru al Khawarij
10. Ma'rifatu al awqaat
Wafatnya
beliau
Abu 'Ubaid al Ajuri menuturkan; 'Imam abu Dawud meninggal pada hari jum'at
tanggal 16 bulan syawwal tahun 275 hijriah, berumur 73 tahun. Beliau meninggal
di Busrah. Semoga Alloh selalu melimpahkan rahmatNya dan meridlai beliau.
4.At-Tirmidzi
Pertumbuhan beliau
Nama: Muhammad bin 'Isa bin Saurah bin Musa bin adl Dlahhak
Kunyah beliau: Abu 'Isa Nasab beliau:
- As Sulami; yaitu nisbah kepada satu kabilah yang yang di jadikan sebagai afiliasi beliau, dan nisbah ini merupakan nisbah kearaban
- At Tirmidzi; nisbah kepada negri tempat beliau di lahirkan (Tirmidz), yaitu satu kota yang terletak di arah selatan dari sungai Jaihun, bagian selatan Iran.
Tanggal
lahir: para pakar sejarah tidak menyebutkan tahun kelahiran beliau secara
pasti, akan tetapi sebagian yang lain memperkirakan bahwa kelahiran beliau pada
tahun 209 hijriah. Sedang Adz Dzahabi berpendapat dalam kisaran tahun 210
hijriah.
Ada satu berita yang mengatakan bahwa Imam At Tirmidzi di lahirkan dalam
keadaan buta, padahal berita yang akurat adalah, bahwa beliau mengalami
kebutaan di masa tua, setelah mengadakan lawatan ilmiah dan penulisan beliau
terhadap ilmu yang beliau miliki.
Beliau tumbuh di daerah Tirmidz, mendengar ilmu di daerah ini sebelum memulai
rihlah ilmiah beliau. Dan beliau pernah menceritakan bahwa kakeknya adalah
orang marwa, kemudian berpindah dari Marwa menuju ke tirmidzi, dengan ini menunjukkan bahwa
beliau lahir di Tirmidzi.
Aktifitas beliau dalam menimba ilmu
Berbagai literatur-literatur yang ada tidak menyebutkan dengan pasti kapan Imam
Tirmidzi memulai mencari ilmu, akan tetapi yang tersirat ketika kita
memperhatikan biografi beliau, bahwa beliau memulai aktifitas mencari ilmunya
setelah menginjak usia dua puluh tahun. Maka dengan demikian, beliau kehilangan
kesempatan untuk mendengar hadis dari sejumlah tokoh-tokoh ulama hadis yang
kenamaan, meski tahun periode beliau memungkinkan untuk mendengar hadis dari
mereka, tetapi beliau mendengar hadis mereka melalui perantara orang lain. Yang
nampak adalah bahwa beliau memulai rihlah pada tahun 234 hijriah.
Beliau memiliki kelebihan; hafalan yang begitu kuat dan otak encer yang cepat
menangkap pelajaran. Sebagai permisalan yang dapat menggambarkan kecerdasan dan
kekuatan hafalan beliau adalah, satu kisah perjalan beliau meuju Makkah, yaitu;
Pada saat aku dalam perjalanan menuju Makkah, ketika itu aku telah menulis dua
jilid berisi hadis-hadis yang berasal dari seorang syaikh. Kebetulan Syaikh
tersebut berpapasan dengan kami. Maka aku bertanya kepadanya, dan saat itu aku
mengira bahwa "dua jilid kitab" yang aku tulis itu bersamaku. Tetapi
yang kubawa bukanlah dua jilid tersebut, melainkan dua jilid lain yang masih
putih bersih belum ada tulisannya. aku memohon kepadanya untuk menperdengarkan
hadis kepadaku, dan ia mengabulkan permohonanku itu. Kemudian ia membacakan
hadis dari lafazhnya kepadaku. Di sela-sela pembacaan itu ia melihat kepadaku
dan melihat bahwa kertas yang kupegang putih bersih. Maka dia menegurku:
'Tidakkah engkau malu kepadaku?' maka aku pun memberitahukan kepadanya perkaraku, dan aku
berkata; aku telah mengahafal semuanya." Maka syaikh tersebut berkata;
'bacalah!'. Maka aku pun membacakan kepadanya seluruhnya, tetapi dia tidak
mempercayaiku, maka dia bertanya: 'Apakah telah engkau hafalkan sebelum datang
kepadaku?' 'Tidak,' jawabku. Kemudian aku meminta lagi agar dia meriwayatkan
hadis yang lain. Ia pun kemudian membacakan empat puluh buah hadis, lalu
berkata: 'Coba ulangi apa yang kubacakan tadi,' Lalu aku membacakannya dari
pertama sampai selesai tanpa salah satu huruf pun."
Rihlah
beliau
Imam At Tirmidzi keluar dari negrinya menuju ke Khurasan, Iraq dan Haramain
dalam rangka menuntut ilmu. Di sana beliau mendengar ilmu dari kalangan ulama
yang beliau temui, sehingga dapat mengumpulkan hadis dan memahaminya. Akan
tetapi sangat di sayangkan beliau tidak masuk ke daerah Syam dan Mesir,
sehingga hadis-hadis yang beliau riwayatkan dari ulama kalangan Syam dan Mesir
harus melalui perantara, kalau sekiranya beliau mengadakan perjalanan ke Syam
dan Mesir, niscaya beliau akan mendengar langsung dari ulama-ulama tersebut,
seperti Hisyam bin 'Ammar dan semisalnya.
Para pakar sejarah berbeda pendapat tentang masuknya Imam At Tirmidzi ke daerah
Baghdad, sehingga mereka berkata; kalau sekiranya dia masuk ke Baghdad, niscaya
dia akan mendengar dari Ahmad bin Hanbal. Al Khathib tidak menyebutkan at
Timidzi (masuk ke Baghdad) di dalam tarikhnya, sedangkan Ibnu Nuqthah dan yang
lainnya menyebutkan bahwa beliau masuk ke Baghdad. Ibnu Nuqthah menyebutkan
bahwasanya beliau pernah mendengar di Baghdad dari beberapa ulama, di antaranya
adalah; Al Hasan bin AshShabbah, Ahmad bin Mani' dan Muhammad bin Ishaq Ash
shaghani.
Dengan ini bisa di prediksi bahwa beliau masuk ke Baghdad setelah meninggalnya
Imam Ahmad bin Hanbal, dan ulama-ulama yang di sebutkan oleh Ibnu Nuqthah
meninggal setelah Imam Ahmad. Sedangkan pendapat Al Khathib yang tidak
menyebutkannya, itu tidak berarti bahwa beliau tidak pernah memasuki kota
Baghdad sama sekali, sebab banyak sekali dari kalangan ulama yang tidak di
sebutkan Al Khathib di dalam tarikhnya, padahal mereka memasuki Baghdad.
Setelah pengembaraannya, Imam At Tirmidzi kembali ke negrinya, kemudian beliau
masuk Bukhara dan Naisapur, dan beliau tinggal di Bukhara beberapa saat.
Negri-negri yang pernah beliau masuki adalah;
- Khurasan
- Bashrah
- Kufah
- Wasith
- Baghdad
- Makkah
- Madinah
- Ar Ray
Guru-guru
beliau
Imam at Tirmidzi menuntut ilmu dan meriwayatkan hadis dari ulama-ulama
kenamaan. Di antara mereka adalah
- Qutaibah bin Sa'id
- Ishaq bin Rahuyah
- Muhammad bin 'Amru As Sawwaq al Balkhi
- Mahmud bin Ghailan
- Isma'il bin Musa al Fazari
- Ahmad bin Mani'
- Abu Mush'ab Az Zuhri
- Basyr bin Mu'adz al Aqadi
- Al Hasan bin Ahmad bin Abi Syu'aib
10. Abi 'Ammar Al Husain bin Harits
11. Abdullah bin Mu'awiyyah al Jumahi
12. 'Abdul Jabbar bin al 'Ala`
13. Abu Kuraib
14. 'Ali bin Hujr
15. 'Ali bin sa'id bin Masruq al Kindi
16. 'Amru bin 'Ali al Fallas
17. 'Imran bin Musa al Qazzaz
18. Muhammad bin aban al Mustamli
19. Muhammad bin Humaid Ar Razi
20. Muhammad bin 'Abdul A'la
21. Muhammad bin Rafi'
22. Imam Al-Bukhori
Imam Muslim
23. Abu Dawud
24. Muhammad bin Yahya al 'Adani
25. Hannad bin as Sari
26. Yahya bin Aktsum
27. Yahya bun Hubaib
28. Muhammad bin 'Abdul Malik bin Abi Asy Syawarib
29. Suwaid bin Nashr al Marwazi
30. Ishaq bin Musa Al Khathami
31. Harun al Hammal.Dan yang lainnya
Murid-murid
beliau
Kumpulan hadis dan ilmu-ilmu yang di miliki Imam Tirmidzi banyak yang
meriwayatkan, di antaranya adalah;
- Abu Bakr Ahmad bin Isma'il As Samarqandi
- Abu Hamid Abdullah bin Dawud Al Marwazi
- Ahmad bin 'Ali bin Hasnuyah al Muqri`
- Ahmad bin Yusuf An Nasafi
- Ahmad bin Hamduyah an Nasafi
- Al Husain bin Yusuf Al Farabri
- Hammad bin Syair Al Warraq
- Dawud bin Nashr bin Suhail Al Bazdawi
- Ar Rabi' bin Hayyan Al Bahili
10. Abdullah bin Nashr saudara Al Bazdawi
11. 'Abd bin Muhammad bin Mahmud An Safi
12. 'Ali bin 'Umar bin Kultsum as Samarqandi
13. Al Fadhl bin 'Ammar Ash Sharram
14. Abu al 'Abbas Muhammad bin Ahmad bin Mahbub
15. Abu Ja'far Muhammad bin Ahmad An Nasafi
16. Abu Ja'far Muhammad bin sufyan bin An Nadlr An Nasafi al Amin
17. Muhammad bin Muhammad bin Yahya Al Harawi al Qirab
18. Muhammad bin Mahmud bin 'Ambar An Nasafi
19. Muhammad bin Makki bin Nuh An Nasafai
20. Musbih bin Abi Musa Al Kajiri
21. Makhul bin al Fadhl An Nasafi
22. Makki bin Nuh
23. Nashr bin Muhammad bi Sabrah
24. Al Haitsam bin Kulaib
25. Dan yang lainnya.
Persaksian
para ulama terhadap beliau
Persaksian para ulama terhadap keilmuan dan kecerdasan Imam Tirmidzi sangatlah
banyak, di antaranya adalah;
- Imam Al-Bukhori berkata kepada Imam At Tirmidzi; “ilmu yang aku ambil manfaatnya darimu itu lebih banyak ketimbang ilmu yang engkau ambil manfaatnya dariku."
- Al Hafiz 'Umar bin 'Alak menuturkan; “Al-Bukhori meninggal, dan dia tidak meninggalkan di Khurasan orang yang seperti Abu 'Isa dalam hal ilmu, hafalan, wara' dan zuhud."
- Ibnu Hibban menuturkan; Abu 'Isa adalah sosok ulama yang mengumpulkan hadis, membukukan, menghafal dan mengadakan diskusi dalam hal hadis."
- Abu Ya'la al Khalili menuturkan; Muhammad bin 'Isa at Tirmidzi adalah seorang yang tsiqah menurut kesepatan para ulama, terkenal dengan amanah dandan keilmuannya.
- Abu Sa'd al Idrisi menuturkan; Imam Tirmidzi adalah salah seorang Imam yang di ikuti dalam hal ilmu hadis, beliau telah menyusun kitab al jami', tarikh dan 'ilal dengan cara yang menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang alim yang kapabel. Beliau adalah seorang ulama yang menjadi contoh dalam hal hafalan."
- Al Mubarak bin al Atsram menuturkan; Imam Tirmidzi merupakan salah seorang Imam hafizh dan tokoh."
- Al Hafizh al Mizzi menuturkan; Imam Tirmidzi adalah salah seorang Imam yang menonjol, dan termasuk orang yang Alloh jadikan kaum muslimin mengambil manfaat darinya.
- Adz Dzahabi menuturkan; Imam Tirmidzi adalah seorang hafizh, alim, Imam yang kapabel
- Ibnu Katsir menuturkan: Imam Tirmidzi adalah salah seorang Imam dalam bidangnya pada zaman beliau."
Keteledoran
Ibnu Hazm;
Dalam hal ini Ibnu Hazm melakukan kesalahan yang sangat fatal, sebab dia
mengira bahwa At Tirmidzi adalah seorang yang tidak dikenal, maka serta merta
para ulama membantah setatemennya ini, mereka berkata; Ibnu Hazm telah
menghukumi dirinya sendiri dengan keminimannya dalam hal penelaahan, sebenarnya
kapabalitas Imam Tirmidzi tidak terpengaruh sekali dengan statemen Ibnu Hazm
tersebut, bahkan kapabilitas Ibnu Hazm sendiri yang menjadi tercoreng karena
dia tidak mengenali seorang Imam yang telah tersebar kemampuannya. Dan ini
bukan pertama kali kesalahan yang dia lakukan, sebab banyak dari kalangan ulama
hafizh lagi tsiqah yang terkenal yang tidak dia ketahui."
Semua ini kami paparkan dengan tidak sedikitpun mengurangi rasa hormat dan
pengakuan kami terhadap keutamaan dan keilmuannya, akan tetapi agar tidak
terpedaya dengan statemen-statemen yang nyeleneh darinya.
Hasil
karya beliau
Imam Tirmidzi menitipkan ilmunya di dalam hasil karya beliau, di antara
buku-buku beliau ada yang sampai kepada kita dan ada juga yang tidak sampai. Di
antara hasil karya beliau yang sampai kepada kita adalah:
- Kitab Al Jami', terkenal dengan sebutan Sunan at Tirmidzi.
- Kitab Al 'Ilal
- Kitab Asy Syama'il an Nabawiyyah.
- Kitab Tasmiyyatu ashhabi Rosulillah shallAllohu 'alaihi wa sallam.
Adapun karangan beliau yang tidak sampai kepada kita adalah;
- Kitab At-Tarikh.
- Kitab Az Zuhd.
- Kitab Al Asma` wa al kuna.
Wafatnya
beliau:
Di akhir kehidupannya, Imam at Tirmidzi mengalami kebutaan, beberapa tahun
beliau hidup sebagai tuna netra, setelah itu Imam atTirmidzi meninggal dunia.
Beliau wafat di Tirmidz pada malam Senin 13 Rajab tahun 279 H bertepatan dengan
8 Oktober 892, dalam usia beliau pada saat itu 70 tahun.
5.An-Nasai
Pertumbuhan beliau
Nama: Ahmad bin Syu’aib bin Ali bin Sinan bin Bahr
Kuniyah beliau: Abu Abdirrahman
Nasab beliau: An Nasa`i dan An Nasawi, yaitu nisbah kepada negri asal beliau, tempat beliau di lahirkan. Satu kota bagian dari Khurasan.
Tanggal lahir: tahun 215 hijriah
Sifat-sifat beliau: An Nasa`i merupakan seorang lelaki yang ganteng, berwajah bersih dan segar, wajahnya seakan-akan lampu yang menyala. Beliau adalah sosok yang karismatik dan tenang, berpenampilan yang sangat menarik.
Kondisi itu karena beberapa faktor, di antaranya; dia sangat memperhatikan keseimbangan dirinya dari segi makanan, pakaian, dan kesenangan, minum sari buah yang halal dan banyak makan ayam.
Aktifitas beliau dalam menimba ilmu
Imam Nasa`i memulai menuntut ilmu lebih dini, karena beliau mengadakan perjalanan ke Qutaibah bin Sa’id pada tahun 230 hijriah, pada saat itu beliau berumur 15 tahun. Beliau tinggal di samping Qutaibah di negrinya Baghlan selama setahun dua bulan, sehingga beliau dapat menimba ilmu darinya begitu banyak dan dapat meriwayatkan hadis-hadisnya.
Imam Nasa`i mempunyai hafalan dan kepahaman yang jarang di miliki oleh orang-orang pada zamannya, sebagaimana beliau memiliki kejelian dan keteliatian yang sangat mendalam. maka beliau dapat meriwayatkan hadis-hadis dari ulama-ulama kibar, berjumpa dengan para Imam huffazh dan yang lainnya, sehingga beliau dapat menghafal banyak hadis, mengumpulkannya dan menuliskannya, sampai akhirnya beliau memperoleh derajat yang pantas dalam disiplin ilmu ini.
Beliau telah menulis hadis-hadis dla’if, sebagaimana beliaupun telah menulis hadis-hadis sohih, padahal pekerjaan ini hanya di lakukan oleh ulama pengkritik hadis, tetapi Imam Nasa`i mampu untuk melakukan pekerjaan ini, bahkan beliau memiliki kekuatan kritik yang detail dan akurat, sebagaimana yang di gambarkan oleh al Hafizh Abu Thalib Ahmad bin Sazhr; ‘ siapa yang dapat bersabar sebagaimana kesabaran An Nasa`i? dia memiliki hadis Ibnu Lahi’ah dengan terperinci - yaitu dari Qutaibah dari Ibnu Lahi’ah-, maka dia tidak meriwayatkan hadis darinya.’ Maksudnya karena kondisi Ibnu Lahi’ah yang dla’if.
Dengan ini menunjukkan, bahwa tendensi beliau bukan hanya memperbanyak riwayat hadis semata, akan tetapi beliau berkeinginan untuk memberikan nasehat dan menseterilkan syarea’at (dari bid’ah dan hal-hal yang diada-adakan)
Sebagaimana Imam Nasa`i selalu berhati-hati dalam mendengar hadis dan selalu selektif dalam meriwayatkannya. Maka ketika beliau mendengar dari Al Harits bin Miskin, dan banyak meriwayatkan darinya, akan tetapi beliau tidak mengatakan; ‘telah menceritakan kepada kami,’ atau ‘telah mengabarkan kepada kami,’ secara serampangan, akan tetapi dia selalu berkata; ‘dengan cara membacakan kepadanya dan aku mendengar.’ Para ulama menyebutkan, bahwa faktor Imam Nasa`i melakukan hal tersebut karena terdapat kerenggangan antara Imam Nasa`i dengan Al Harits, dan tidak memungkinkan baginya untuk menghadiri majlis Al Harits, kecuali beliau mendengar dari belakang pintu atau lokasi yang memungkinkan baginya untuk mendengar bacaan qari` dan beliau tidak dapat melihatnya.
Rihlah beliau
Imam Nasa`i mempunyai lawatan ilmiah cukup luas, beliau berkeliling kenegri-negri Islam, baik di timur maupun di barat, sehingga beliau dapat mendengar dari banyak orang yang mendengar hadis dari para hafizh dan syaikh.
Di antara negri yang beliau kunjungi adalah sebagai berikut;
1. Khurasan
2. Iraq; Baghdad, Kufah dan Bashrah
3. Al Jazirah; yaitu Haran, Maushil dan sekitarnya.
4. Syam
5. Perbatasan; yaitu perbatasan wilayah negri islam dengan kekuasaan Ramawi
6. Hijaz
7. Mesir
Guru-guru beliau
Kemampuan intelektual Imam Nasa’i menjadi matang dan berisi dalam masa lawatan ilmiahnya. Namun demikian, awal proses pembelajarannya di daerah Nasa’ tidak bisa dikesampingkan begitu saja, karena di daerah inilah, beliau mengalami proses pembentukan intelektual, sementara masa lawatan ilmiahnya dinilai sebagai proses pematangan dan perluasan pengetahuan.
Di antara guru-guru beliau, yang teradapat didalam kitab sunannya adalah sebagai berikut;
1. Qutaibah bin Sa’id
2. Ishaq bin Ibrahim
3. Hisyam bin ‘Ammar
4. Suwaid bin Nashr
5. Ahmad bin ‘Abdah Adl Dabbi
6. Abu Thahir bin as Sarh
7. Yusuf bin ‘Isa Az Zuhri
8. Ishaq bin Rahawaih
9. Al Harits bin Miskin
10. Ali bin Kasyram
11. Imam Abu Dawud
12. Imam Abu Isa at Tirmidzi
Dan yang lainnya.
Murid-murid beliau
Murid-murid yang mendengarkan majlis beliau dan pelajaran hadis beliau adalah;
1. Abu al Qasim al Thabarani
2. Ahmad bin Muhammad bin Isma’il An Nahhas an Nahwi
3. Hamzah bin Muhammad Al Kinani
4. Muhammad bin Ahmad bin Al Haddad asy Syafi’i
5. Al Hasan bin Rasyiq
6. Muhmmad bin Abdullah bin Hayuyah An Naisaburi
7. Abu Ja’far al Thahawi
8. Al Hasan bin al Khadir Al Asyuti
9. Muhammad bin Muawiyah bin al Ahmar al Andalusi
10. Abu Basyar ad Dulabi
11. Abu Bakr Ahmad bin Muhammad as Sunni.
Dan yang lainnya
Persaksian para ulama terhadap beliau
Dari kalangan ulama seperiode beliau dan murid-muridnya banyak yang memberikan pujian dan sanjungan kepada beliau, di antara mereka yang memberikan pujian kepada beliau adalah;
1. Abu ‘Ali An Naisaburi menuturkan; ‘beliau adalah tergolong dari kalangan Imam kaum muslimin.’ Sekali waktu dia menuturkan; beliau adalah Imam dalam bidang hadis dengan tidak ada pertentangan.’
2. Abu Bakr Al Haddad Asy Syafi’I menuturkan; ‘aku ridla dia sebagai hujjah antara aku dengan Alloh Ta’ala.’
3. Manshur bin Isma’il dan At Thahawi menuturkan; ‘beliau adalah salah seorang Imam kaum muslimin.’
4. Abu Sa’id bin yunus menuturkan; ‘ beliau adalah seorang Imam dalam bidang hadis, tsiqah, tsabat dan hafizh.’
5. Al Qasim Al Muththarriz menuturkan; ‘beliau adalah seorang Imam, atau berhak mendapat gelar Imam.’
6. Ad Daruquthni menuturkan; ‘Abu Abdirrahman lebih di dahulukan dari semua orang yang di sebutkan dalam disiplin ilmu ini pada masanya.’
7. Al Khalili menuturkan; ‘beliau adalah seorang hafizh yang kapabel, di ridlai oleh para hafidzh, para ulama sepakat atas kekuatan hafalannya, ketekunannya, dan perkataannya bisa dijadikan sebagai sandaran dalam masalah jarhu wa ta’dil.’
8. Ibnu Nuqthah menuturkan; ‘beliau adalah seorang Imam dalam disiplin ilmu ini.’
9. Al Mizzi menuturkan; ‘beliau adalah seorang Imam yang menonjol, dari kalangan para hafizh, dan para tokoh yang terkenal.’
Hasil karya beliau
Imam Nasa`i mempunyai beberapa hasil karya, di antaranya adalah;
1. As Sunan Ash Shughra
2. As Sunan Al Kubra
3. Al Kuna
4. Khasha`isu ‘Ali
5. ‘Amalu Al Yaum wa Al Lailah
6. At Tafsir
7. Adl Dlu’afa wa al Matrukin
8. Tasmiyatu Fuqaha`i Al Amshar
9. Tasmiyatu man lam yarwi ‘anhu ghaira rajulin wahid
10. Dzikru man haddatsa ‘anhu Ibnu Abi Arubah
11. Musnad ‘Ali bin Abi Thalib
12. Musnad Hadis Malik
13. Asma`u ar ruwah wa at tamyiz bainahum
14. Al Ikhwah
15. Al Ighrab
16. Musnad Manshur bin Zadzan
17. Al Jarhu wa ta’dil
Wafatnya
beliau
Setahun menjelang kemangkatannya, beliau pindah dari Mesir ke Damsyik. Dan
tampaknya tidak ada konsensus ulama tentang tempat meninggal beliau.
Al-Daruquthni mengatakan, beliau di Makkah dan dikebumikan di antara Shafa dan
Marwah. Pendapat yang senada dikemukakan oleh Abdullah bin Mandah dari Hamzah
al-’Uqbi al-Mishri.
Sementara ulama yang lain, seperti Imam al-Dzahabi, menolak pendapat tersebut. Ia mengatakan, Imam al-Nasa’i meninggal di Ramlah, suatu daerah di Palestina. Pendapat ini didukung oleh Ibn Yunus, Abu Ja’far al-Thahawi (murid al-Nasa’i) dan Abu Bakar al-Naqatah. Menurut pandangan terakhir ini, Imam al-Nasa’i meninggal pada tahun 303 H dan dikebumikan di Bait al-Maqdis, Palestina. Inna lillah wa Inna Ilai Rajiun. Semoga jerih payahnya dalam mengemban wasiat Rosullullah guna menyebarluaskan hadis mendapatkan balasan yang setimpal di sisi Alloh. Amiiin.
5. Ibn Majah
Pertumbuhan beliau
Nama:
Muhammad bin Yazid bin Mâjah al Qazwînî.
Nama yang lebih familier adalah Ibnu Mâjah yaitu laqab bapaknya (Yazîd).
Bukan nama kakek beliau. Kuniyah beliau: Abu ‘Abdullâh
Nasab beliau:
1. Ar Rib’I; merupakan nisbah wala` kepada Rabi’ah, yaitu satu kabilah arab.
2. al Qazwînî adalah nisbah kepada Qazwîn yaitu nisbah kepada salah satu kota yang terkenal di kawasan ‘Iraq
Tanggal lahir: Ibnu Majah menuturkan tentang dirinya; "aku dilahirkan pada tahun 209 hijirah. Referensi-referensi yang ada tidak memberikan ketetapan yang pasti, di mana Ibnu Majah di lahirkan, akan tetapi masa pertumbuhan beliau berada di Qazwin. Maka bisa jadi Qazwin merupakan tempat tinggal beliau.
Aktifitas beliau dalam menimba ilmu
Ibnu majah memulai aktifitas menuntut ilmunya di negri tempat tinggalnya . Qazwin. Akan tetapi sekali lagi referensi-referensi yang ada sementara tidak menyebutkan kapan beliau memulai menuntut ilmunya. Di Qazwin beliau berguru kepada Ali bin Muhammad at Thanafusi, dia adalah seorang yang tsiqah, berwibawa dan banyak meriwayatkan hadis. Maka Ibnu Majah tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia memperbanyak mendengar dan berguru kepadanya. Ath- Thanafusi meninggal pada tahun 233 hijriah, ketika itu Ibnu Majah berumur sekitar 24 tahun. Maka bisa di tarik kesimpulan bahwa permulaan Ibnu Majah menuntut ilmu adalah ketika dia berumur dua puluh tahunan. Ibnu Majah termotivasi untuk menuntut ilmu, dan dia tidak puas dengan hanya tinggal di negrinya, maka beliaupun mengadakan rihlah ilmiahnya ke sekitar negri yang berdampingan dengan negrinya, dan beliau mendengar hadis dari negri-negri tersebut.
Rihlah beliau
Ibnu Majah meniti jalan ahli ilmu pada zaman tersebut, yaitu mengadakan rihlah dalam rangka menuntut ilmu. Maka beliau pun keluar meninggalkan negrinya untuk mendengar hadis dan menghafal ilmu. Berkeliling mengitari negri-negri islam yang menyimpan mutiara hadis. Bakat dan minatnya di bidang Hadis makin besar. Hal inilah yang membuat Ibnu Majah berkelana ke beberapa daerah dan negri guna mencari, mengumpulkan, dan menulis Hadis. Puluhan negri telah ia kunjungi,
antara lain
1. Khurasan; Naisabur dan yang lainnya
2. Ar Ray
3. Iraq; Baghdad, Kufah, Wasith dan Bashrah
4. Hijaz; Makkah dan Madina
5. Syam; damasqus dan Hims
6. Mesir
Guru-guru beliau
Ibnu Majah sama dengan ulama-ulama pengumpul hadis lainnya, beliau mempunyai guru yang sangat banyak sekali. Di antara guru beliau adalah;
1. ‘Ali bin Muhammad ath Thanâfusî
2. Jabbarah bin AL Mughalla
3. Mush’ab bin ‘Abdullah az Zubair
4. Suwaid bin Sa’îd
5. Abdullâh bin Muawiyah al Jumahî
6. Muhammad bin Ramh
7. Ibrahîm bin Mundzir al Hizâmi
8. Muhammad bin Abdullah bin Numair
9. Abu Bakr bin Abi Syaibah
10 Hisyam bin ‘Ammar
11 Abu Sa’id Al Asyaj
Dan yang lainnya.
Murid-murid beliau
Keluasan
‘ilmu Ibnu Majah membuat para penuntut ilmu yang haus akan ilmu berkeliling dalam majlis yang beliau dirikan.
Maka sangat banyak sekali murid yang mengambil ilmu darinya, di antara mereka
adalah;
1. Muhammad bin ‘Isa al Abharî
2. Abu Thayyib Ahmad al Baghdadî
3. Sulaiman bin Yazid al Fami
4. ‘Ali bin Ibrahim al Qaththan
5. Ishaq bin Muhammad
6. Muhammad bin ‘Isa ash Shiffar
7. ‘Ali bin Sa’îd al ‘Askari
8. Ibnu Sibuyah
9. Wajdî Ahmad bin Ibrahîm
Dan yang lainnya.
Persaksian para ulama terhadap beliau
1. Al HafizhAl Khalili menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah seorang yang tsiqah
2. kabir, muttafaq ‘alaih, dapat di jadikan sebagai hujjah, memiliki pengetahuan
3. yang mendalam dalam masalah hadis, dan hafalan.”
4. Al Hafizh Adz Dzahabi menuturkan; "(Ibnu Majah) adalah seorang hafizh yang agung, hujjah dan ahli tafsir."
5. Al Mizzi menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah seorang hafizh, pemilik kitab as
6. sunan dan beberapa hasil karya yang bermanfa’at.”
7. Ibnu Katsîr menuturkan: “Ibnu Majah adalah pemilik kitab as Sunnan yang
8. Masyhur. Ini menunjukkan ‘amalnya, ‘ilmunya, keluasan pengetahuannya dan
9. kedalamannya dalam hadis serta ittibâ’nya terhadap Sunnah dalam hal
10 perkara-perakra dasar maupun cabang
Hasil karya beliau
Ibnu Majah adalah seorang ulama penyusun buku, dan hasil karya beliau cukuplah banyak. Akan tetapi sangat di sayangkan, bahwa buku-buku tersebut tidak sampai kekita. Adapun di antara hasil karya beliau yang dapat di ketahui sekarang ini adalah
1. Kitab as-Sunan yang masyhur
2. Tafsîr al Qurân al Karîm
3. Kitab at Tarîkh yang berisi sejarah mulai dari masa ash-Shahâbah sampai
4. masa beliau
Wafatnya beliau
Beliau meninggal pada hari senin, tanggal duapuluh satu Romadon tahun dua ratus tujuh puluh tiga hijriah. Di kuburkan esok harinya pada hari selasa. Semoga Alloh selalu melimpahkan rahmat dan keridlaan-Nya kepada beliau.
7.Ahmad bin Hanbal
Pertumbuhan
beliau
Nama: Ahmad bin Muhamad bin Hanbal bin
Hilal bin Asad bin Idris bin Abdullah bin Hayyan bin Abdullah bin Anas bin 'Auf
bin Qasithi bin Marin bin Syaiban bin Dzuhl bin Tsa'labah bin Uqbah bin Sha'ab
bin Ali bin Bakar bin Wail. Kuniyah: Abu Abdillah
Nasab beliau: Bapak dan ibu beliau adalah orang arab, keduanya anak Syaibanbin
Dzuhl bin Tsa'labah, seorang arab asli. Bahkan nasab beliau bertemu dengan Nabi
shallAllohu 'alaihi wa sallam di Nazar.
Kelahiran beliau: Imam Ahmad dilahirkan di kota Baghdad. Ada yang
berpendapat bahwa di Marwa, kemudian di bawa ke Baghdad ketika beliau masih
dalam penyusuan. Hari lahir beliau pada tanggal dua puluh Rabi'ul awwal tahun
164 hijriah. Ayah Imam Ahmad dan
kakeknya meninggal ketika beliau lahir, sehingga semenjak kecil ia hanya
mendapatkan pengawasan dan kasih sayang ibunya saja. Jadi, beliau tidak hanya
sama dengan Nabi shallAllohu 'alaihi wa sallam dalam masalah nasab saja, akan
tetapi beliau juga sama dengan Nabi shallAllohu 'alaihi wa sallam dalam masalah
yatim.
Meskipun Imam Ahmad tidak mewarisi harta dari ayah dan kakeknya, tetapi beliau
telah mewaritsi dari kakeknya kemulian nasab dan kedudukan, sedang dari ayahnya
telah mewarisi kecintaan terhadap jihad dan keberanian. Ayah beliau, Muhammad
bin Hanbal menemui ajalnya ketika sedang berada di medan jihad, sedang
kakeknya, Hanbal bin Hilal adalah seorang penguasa daerah Sarkhas, pada saat
kekhilafahan Umawiyyah.
Aktifitas
beliau dalam menimba ilmu
Permulaan Imam Ahmad dalam rangka menuntut ilmu pada tahun 179 Â hijriah, pada
saat itu beliau berusia empat belas tahu, beliau menuturkan tentang dirinya; '
ketika aku masih anak-anak, aku modar-mandir menghadiri sekolah menulis,
kemudian aku bolak-balik datang keperpustakaan  ketika aku berumur empat belas
tahun.'
Beliau mendapatkan pendidikannya yang pertama di kota Baghdad. Saat itu, kota
Bagdad telah menjadi pusat peradaban dunia Islam, yang penuh dengan beragam
jenis ilmu pengetahuan. Di sana tinggal para qari', ahli hadis, para sufi, ahli
bahasa, filosof, dan sebagainya.
Setamatnya menghafal Alquran dan mempelajari ilmu-ilmu bahasa Arab di al-Kuttab
saat berumur 14 tahun, beliau melanjutkan pendidikannya ke ad-Diwan. Beliau
terus menuntut ilmu dengan penuh semangat yang tinggi dan tidak mudah putus
asa.
Keteguhan dalam mencari ilmu telah mengantarkan Imam Ahmad menjadi ulama besar
dan disegani, baik dari kalangan masyarakat awwam, terpelajar maupun dari
kalangan penguasa. Dalam rihlah ilmiyyah yang beliau jalani, ada satu pelajaran
yang patut kita conth, setiap kali bekalnya habis, beliau selalu mendermakan
dirinya untuk bekerja guna melanjutkan perjalanannya. Ia tidak mau menerima
uang ataupun materi lainnya selain dari hasil kerja keras dan hasil keringatnya
sendiri.
Rihlah beliau
- Sufyan bin Uyainah
- Ibrahim bin Sa'ad
- Yahya bin Sa'id al Qaththân
- Walîd bin Muslim
- Ismail bin 'Ulaiyah
- Al Imam Asy Syafi'i
- Al Qadli Abu Yusuf
- Ali bin Hasyim bin al Barid
- Mu'tamar bin Sulaiman
- Waki' bin Al Jarrah
- 'Amru bin Muhamad bin Ukh asy Syura
- Ibnu Numair
- Abu Bakar Bin Iyas
- Muhamad bin Ubaid ath Thanafusi
- Yahya bin Abi Zaidah
- Abdul Rahman bin Mahdi
- Yazid bin Harun
- Abdurrazzaq bin Hammam Ash Shan'ani
- Muhammad bin Ja'far
Dan masih banyak lagi guru-guru beliau.
Murid-murid
beliau
Tidak hanya ahli hadis dari kalangan murid-murid beliau saja yang meriwayatkan
dari beliau, tetapi guru-guru beliau dan ulama-ulama besar pada masanyapun
tidak ketinggalan untuk meriwayatkan dari beliau. Dengan ini ada klasifikasi
tersendiri dalam kategori murid beliau, di antaranya;
Guru beliau yang meriwayatkan hadis dari beliau;
- Abdurrazzaq
- Abdurrahman bin Mahdi
- Waki' bin Al Jarrah
- Al Imam Asy Syafi'i
- Yahya bin Adam
- Al Hasan bin Musa al Asy-yab
Sedangkan dari ulama-ulama besar pada masanya yang meriwayatkan dari beliau adalah;
- Al Imam Al Al-Bukhori
- Al Imam Muslim bin Hajjaj
- Al Imam Abu Dawud
- Al Imam At Tirmidzi
- Al Imam Ibnu Majah
- Al Imam An Nasa`i
Dan murid-murid beliau yang meriwayatkan dari beliau adalah;
- Ali bin Al Madini
- Yahya bin Ma'in
- Dahim Asy Syami
- Ahmad bin Abi Al Hawari
- Ahmad bin Shalih Al Mishri
Persaksian para ulama terhadap beliau
- Qutaibah menuturkan; sebaik-baik penduduk pada zaman kita adalah Ibnu Al Mubarak, kemudian pemuda ini (Ahmad bin Hanbal), dan apabila kamu melihat seseorang mencintai Ahmad, maka ketahuilah bahwa dia adalah pengikut sunnah. Sekiranya dia berbarengan dengan masa Ats Tsauri dan al Auza'I serta Al Laits, niscaya Ahmad akan lebih di dahulukan ketimbang mereka. Ketika di tanyakan kepada Qutaibah; apakah anda menggabungkan Ahmad dalam kategori Tabi’in? maka dia menjawab; bahkan kibaru at tabi’in. dan dia berkata; 'kalau bukan karena Ats Tsauri, wara' akan sirnah. Dan kalau bukan karena Ahmad, dien akan mati.'
- Asy Syafi'I menuturkan; aku melihat seorang pemuda di Baghdad, apabila dia berkata; 'telah meriwayatkan kepada kami,' maka orang-orang semuanya berkata; 'dia benar'. Maka ditanakanlah kepadanya; 'siapakah dia?' dia menjawab; 'Ahmad bin Hanbal.'
- Ali bin Al Madini menuturkan; sesungghunya Alloh memuliakan agama ini dengan perantaraan Abu Bakar pada saat timbul fitnah murtad, dan dengan perantaraan Ahmad bin Hanbal pada saat fitnah Al qur`an makhluk.'
- Abu 'Ubaidah menuturkan; 'ilmu kembali kepada empat orang' kemudian dia menyebutkan Ahmad bin Hmabal, dan dia berkata; 'dia adalah orang yang paling fakih di antara mereka.'
- Abu Ja'far An Nufaili menuturkan; 'Ahmad bin Hanbal termasuk dari tokoh agama.'
- Yahya bin Ma'in menuturkan; 'Aku tidak pernah melihat seseorang yang meriwayatkan hadis karena Alloh kecuali tiga orang; Ya'la bin 'Ubaid, Al Qa'nabi, Ahmad bin Hanbal.'
- Ibrahim berkata; 'orang 'alim pada zamannya adalah Sa'id bin Al Musayyab, Sufyan Ats Tsaur di zamannya, Ahmad bin Hanbal di zamannya.'
- Ibnu bi Hatim menuturkan; 'Aku bertanya kepada ayahku tentang 'ali bin Al Madini dan Ahmad bin Hanbal, siapa di antara kedunya yang paling hafizh?' maka ayahku menjawab; ' keduanya didalam hafalan saling mendekat, tetapi Ahmad adalah yang paling fakih.'
- Imam Syafi'i masuk menemui Imam Ahmad dan berkata, “Engkau lebih tahu tentang hadis dan perowi-perowinya. Jika ada hadis sohih (yang engkau tahu), maka beri tahulah aku. Insya Alloh, jika (perowinya) dari Kufah atau Syam, aku akan pergi mendatanginya jika memang sohih.†Ini menunjukkan kesempurnaan agama dan akal Imam Syafi'i karena mau mengembalikan ilmu kepada ahlinya.
Hasil
karya beliau
Di antara hasil karya Imam Al-Bukhori adalah sebagai berikut :
- Al Musnad
- Al 'Ilal
- An Nasikh wa al Mansukh
- Az Zuhd
- Al Asyribah
- Al Iman
- Al Fadla`il
- Al Fara`idl
- Al Manasik
- Tha'atu ar Rosul
- Al Muqaddam wa al mu`akhkhar
- Jawwabaatu al qur`an
- Hadisu Syu'bah
- Nafyu at tasybih
- Al Imamah
- Kitabu al fitan
- Kitabu fadla`ili ahli al bait
- Musnad ahli al bait
- Al asmaa` wa al kunaa
- Kitabu at tarikh
Masih ada lagi buku-buku yang di nisbahkan kepada Imam Ahmad, di antaranya;
- At tafsir. Adz Dzahabi berpendapat bahwa buku tersebut tidak ada.
- Ar Risalah fi ash shalah
- Ar Radd 'ala al jahmiyyah.
Ada lagi beberapa hasil karya beliau yang di kumpulkan oleh Abu Bakar al Khallal, di antaranya;
- Kitabu al 'illal
- Kitabu al 'ilmi
- Kitabu as sunnah.
Wafatnya
beliau
Pada permulaan hari Jumat tanggal 12 Rabi'ul Awwal tahun 241, beliau menghadap
kepada rabbnya menjemput ajalnya di Baghdad. Kaum muslimin bersedih dengan
kepergian beliau. Tak sedikit mereka yang turut mengantar jenazah beliau sampai
beratusan ribu orang. Ada yang mengatakan 700 ribu orang, ada pula yang
mengatakan 800 ribu orang, bahkan ada yang mengatakan sampai satu juta lebih
orang yang menghadirinya. Semuanya menunjukkan bahwa sangat banyaknya mereka
yang hadir pada saat itu demi menunjukkan penghormatan dan kecintaan mereka
kepada beliau
8.Malik
Nama: Mâlik bin Anas bin Mâlik bin Abi Âmir bin Amru bin Al Harits bin ghailân bin Hasyat bin Amru bin Harits.
Kunyah beliau: Abu Adbillah
Nasab beliau:
1. Al Ashbuhi; adalah nisbah yang di tujukan kepada dzi ashbuh, dari Humair
2. Al Madani; nisbah kepada Madinah, negri tempat beliau tinggal.
Tanggal lahir:
Beliau dilahirkan di Madinah tahun 93 H, bertepatan dengan tahun meninggalnya sahabat yang mulia Anas bin Malik. Ibunya mengandung dia selama tiga tahun. Sifat-sifat Imam Malik: beliau adalah sosok yang tinggi besar, bermata biru, botak, berjenggot lebat, rambut dan jenggotnya putih, tidak memakai semir rambut, dan beliau menipiskan kumisnya. Beliau senang mengenakan pakaian bersih, tipis dan putih, sebagaimana beliaupun sering bergonta-ganti pakaian. Memakai serban, dan meletakkan bagian sorban yang berlebih di bawah dagunya.
Aktifitas beliau dalam menimba ilmu
Imam Malik tumbuh ditengah-tengah ilmu pengetahuan, hidup dilingkungan keluarga yang mencintai ilmu, dikota Darul Hijrah, sumber mata air As Sunah dan kota rujukan para alim ulama. Di usia yang masih sangat belia, beliau telah menghapal Al Qur`an, menghapal Sunah Rosulullah, menghadiri majlis para ulama dan berguru kepada salah seorang ulama besar pada masanya yaitu Abdurrahman Bin Hurmuz.
Kakek dan
ayahnya adalah ulama hadis terpandang di Madinah. Maka semenjak kecil, Imam
Malik tidak meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah
kota dengan sumber ilmu yang berlimpah dengan kehadiran ulama-ulama besar.
Karena keluarganya ulama ahli hadis, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran
hadis kepada ayah dan paman-pamannya. Disamping itu beliau pernah juga berguru
kepada para ulama terkenal lainnya
Dalam usia yang terbilang muda, Imam Malik telah menguasai banyak disiplin ilmu. Kecintaannya kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya di salurkan untuk memperoleh ilmu.
Rihlah beliau
Meskipun Imam Malik memiliki kelebihan dalam hafalan dan kekuatan pengetahuannya, akan tetapi beliau tidak mengadakan rihlah ilmiah dalam rangka mencari hadis, karena beliau beranggapan cukup dengan ilmu yang ada di sekitar Hijaz. Meski beliau tidak pernah mengadakan perjalanan ilmiyyah, tetapi beliau telah menyangdang gelar seorang ulama, yang dapat memberikan fatwa dalam permasalahan ummat, dan beliau pun membentuk satu majlis di masjid Nabawi pada saat beliau menginjak dua puluh satu tahun, dan pada saat itu guru beliau Nafi’ hiudp. Semua itu agar dapat mentransfer pengetahuannya kepada kaum muslimin serta kaum muslimin dapat mengambil manfaat dari pelajaran yang di sampaikan sang Imam
Guru-guru beliau
Imam Malik berjumpa dengan sekelompok kalangan tabi’in yang telah menimba ilmu dari para sahabat Rosulullah shallAllohu ‘alaihi wasallam. Dan yang paling menonjol dari mereka adalah Nafi’ mantan budak Abdullah bin ‘Umar. Malik berkata; ‘Nafi’ telah menyebarkan ilmu yang banyak dari Ibnu ‘Umar, lebih banyak dari apa yang telah disebarkan oleh anak-anak Ibnu Umar,’
Guru-guru Imam Malik, selain Nafi’, yang telah beliau riwayatkan hadisnya adalah;
1. Abu Az Zanad Abdullah bin Zakwan
2. Hisyam bin ‘Urwah bin Az Zubair
3. Yahya bin Sa’id Al Anshari
4. Abdullah bin Dinar
5. Zaid bin Aslam, mantan budak Umar
6. Muhammad bin Muslim bin Syihab AzZuhri
7. Abdullah bin Abi Bakr bin Hazm
8. Sa’id bin Abi Sa’id Al Maqburi
9. Sami mantan budak Abu Bakar
Murid-murid beliau
Banyak sekali para penuntut ilmu meriwayatkan hadis dari Imam Malik ketika beliau masih muda belia. Disini kita kategorikan beberapa kelompok yang meriwayatkan hadis dari beliau, di antaranya;
Guru-guru beliau yang meriwayatkan dari Imam Malik, di antaranya;
1. Muhammad bin Muslim bin Syihab Az Zahrani
2. Yahya bin SA’id Al Anshari
3. Paman beliau, Abu Sahl Nafi’ bin Malik
Dari kalangan teman sejawat beliau adalah;
1. Ma’mar bin Rasyid
2. Abdul Malik bin Juraij
3. Imam Abu Hanifah, An Nu’man bin Tsabit
4. Syu’bah bin al Hajaj
5. Sufyan bin Sa’id Ats Tsauri
6. Al Laits bin Sa’d
Orang-orang yang meriwayatkan dari Imam Malik setelah mereka adalah;
1. Yahya Bin Sa’id Al Qaththan
2. Abdullah bin Al Mubarak
3. Abdurrahman bin Mahdi
4. Waki’ bin al Jarrah
5. Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’i.
Sedangkan yang meriwayatkan Al Muwaththa` banyak sekali, di antaranya;
1. Abdullah bin Yusuf At Tunisi
2. Abdullah bin Maslamah Al Qa’nabi
3. Abdullah bin Wahb al Mishri
4. Yahya bin Yahya Al Laitsi
5. Abu Mush’ab Az Zuhri
Persaksian para ulama terhadap beliau
1. Imam malik menerangkan tentang dirinya; ‘aku tidak berfatwa sehingga tujuh puluh orang bersaksi bahwa diriku ahli dalam masalah tersebut.
2. Sufyan bin ‘Uyainah menuturkan; “Malik merupakan orang alim penduduk Hijaz, dan dia merupakan hujjah pada masanya.”
3. Muhammad bin idris asy syafi`i menuturkan: “Malik adalah pengajarku, dan darinya aku menimba ilmu.” Dan dia juga menuturkan; ” apabila ulama di sebutkan, maka Malik adalah bintang.”
4. Muhammad bin idris asy syafi`i menuturkan: “saya tidak mengetahui kitab ilmu yang lebih banyak benarnya dibanding kitab Imam Malik” dan Imam Syafi’I berkata: “tidak ada diatas bumi ini kitab setelah kitabullah yang lebih sohih dari kitab Imam Malik”.
5. Abdurrahman bin Mahdi menuturkan; “aku tidak akan mengedepankan seseorang dalam masalah sohihnya sebuah hadis dari pada Malik.”
6. Al Auza’I apabila menyebut Imam Malik, dia berkata; ” ‘Alimul ‘ulama, dan mufti haramain.”
7. Yahya bin Sa’id al Qaththan menuturkan; “Malik merupakan Imam yang patut untuk di contoh.”
8. Yahya bin Ma’in menuturkan; ” malik merupakan hujjah Alloh terhadap makhluk-Nya.”
Hasil karya beliau
Muwaththa` merupakan hasil karya Imam Malik yang paling spektakuler, dan disana masih ada beberapa karya beliau yang tersebar, di antaranya;
1. Risalah fi al qadar
2. Risalah fi an nujum wa manazili al qamar
3. Risalah fi al aqdliyyah
4. Risalah ila abi Ghassan Muhammad bin Mutharrif
5. Risalah ila al Laits bin Sa’d fi ijma’i ahli al madinah
6. Juz`un fi at tafsir
7. Kitabu as sirr
8. Risalatu ila Ar Rasyid.
Wafatnya beliau
Beliau meninggal dunia pada malam hari tanggal 14 safar 179 H pada usia yang ke 85 tahun dan dimakamkan di Baqî` Madinah munawwarah
9.Ad-Darimi
Pertumbuhan
beliau
Nama: Beliau adalah Abdullah bin Abdurrahman bin al Fadhl bin Bahram bin Abdush
Shamad.
Kuniyah beliau; Abu Muhammad
Nasab beliau:
- At Tamimi; adalah nisbah yang ditujukan kepada satu qabilah Tamim.
- Ad Darimi; adalah nisbah kepada Darim bin Malik dari kalangan at Tamimi. Dengan nisbah ini beliau terkenal.
- As Samarqandi; yaitu nisbah kepada negri tempat tinggal beliau
Tanggal lahir:
Ia di
lahirkan pada taun 181 H, sebagaimana yang di terangkan oleh Imam Ad Darimi
sendiri, beliau menuturkan; 'aku dilahirkan pada tahun meninggalnya Abdullah
bin al Mubarak, yaitu tahun seratus delapan puluh satu.
Ada juga yang berpendapat bahwa beliau lahir pada tahun seratus delapan puluh
dua hijriah.
Aktifitas
beliau dalam menimba ilmu
Alloh menganugerahkan kepada iama Ad Darimi kecerdasan, pikiran yang tajam dan
daya hafalan yang sangat kuat, teristimewa dalam menghafal hadis. Beliau berjumpa
dengan para masyayikh dan mendengar ilmu dari mereka. Akan tetapi sampai
sekarang kami tidak mendapatkan secara pasti sejarah beliau dalam memulai
menuntut ilmu
Beliau adalah sosok yang tawadu’ dalam hal pengambilan ilmu, mendengar hadis
dari kibarul ulama dan shigharul ulama, sampai-sampai dia mendengar dari
sekelompok ahli hadis dari kalangan teman sejawatnya, akan tetapi dia juga seorang yang sangat selektif dan
berhati-hati, karena dia selalu mendengar hadis dari orang-orang yang
terpercaya dan tsiqah, dan dia tidak meriwayatkan hadis dari setiap orang.
Rihlah
beliau
Rihlah dalam rangka menuntut ilmu merupakan bagian yang sangat mencolok dan
sifat yang paling menonjol dari tabiat para ahlul hadis, karena terpencarnya
para pengusung sunnah dan atsar di berbagai belahan negri islam yang sangat
luas. Maka Imam ad Darimi pun tidak ketinggalan dengan meniti jalan pakar
disiplin ilmu ini.
Di antara negri yang pernah beliau singgahi adalah;
- Khurasan
- Iraq
- Baghdad
- Kufah
- Wasith
- Bashrah
- Syam; Damasqus, Himash dan Shur.
- Jazirah
- Hijaz; Makkah dan Madinah.
Guru-guru
beliau
Guru-guru Imam Ad Darimi yang telah beliau riwayatkan hadisnya adalah;
- Yazid bin Harun
- Ya'la bin 'Ubaid
- Ja'far bin 'Aun
- Basyr bin 'Umar az Zahrani
- 'Ubaidullah bin Abdul Hamid al Hanafi
- Hasyim bin al Qasim
- 'Utsman bin 'Umar bin Faris
- Sa'id bin 'Amir adl Dluba'i
- Abu 'Ashim
- 'ubaidullah bin Musa
- Abu al Mughirah al Khaulani
- Abu al Mushir al Ghassani
- Muhammad bin Yusuf al Firyabi
- Abu Nu'aim
- Khalifah bin Khayyath
- Ahmad bin Hmabal
- Yahya bin Ma'in
- Ali bin Al Madini
Dan yang lainnya
Murid-murid
beliau
Sebagaimana kebiasaan ahlul hadis, ketika mereka mengetahui bahwa seorang alim
mengetahui banyak hadis, maka mereka berbondong-bondong mendatangi alim
tersebut, guna menimba ilmu yang ada pada diri si 'alim. Begitu juga dengan
Imam Ad Darimi, ketika para penuntut ilmu mengetahui kapabaliti dalam bidang
hadis yang dimiliki Imam, maka berbondong-bondong penuntut ilmu mendatanginya,
di antara mereka itu adalah;
- Imam Muslim bin Hajaj
- Imam Abu Dawud
- Imam Abu 'Isa At Tirmidzi
- 'Abd bin Humaid
- Raja` bin Murji
- Al Hasan bin Ash Shabbah al Bazzar
- Muhammad bin Basysyar (Bundar)
- Muhammad bin Yahya
- Baqi bin Makhlad
- Abu Zur'ah
- Abu Hatim
- Shalih bin Muhammad Jazzarah
- Ja'far al Firyabi
- Muhammad bin An Nadlr al Jarudi
Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Persaksian para ulama terhadap beliau
- Imam Ahmad menuturkan; (Ad Darimi) Imam.
- Muhammad bin Basysyar Bundar menuturkan; penghafal dunia ada empat: Abu Zur'ah di ar Ray, Muslim di an Nasaiburi, Abdullah bin Abdurrahman di Samarqandi dan Muhamad bin Ismail di Bukhara".
- Abu Sa'id al Asyaj menuturkan; 'Abdullah bin Abdirrahman adalah Imam kami.'
- Muhammad bin Abdullah al Makhrami berkata; 'wahai penduduk Khurasan, selagi Abdullah bin Abdurrahman di tengah-tengah kalian, maka janganlah kalian menyibukkan diri dengan selain dirinya.'
- Raja` bin Murji menuturkan; 'aku telah melihat Ibnu Hanbal, Ishaq bin Rahuyah, Ibnu al Madini dan Asy Syadzakuni, tetapi aku tidak pernah melihat orang yang lebih hafizh dari Abdullah.
- Abu Hatim berkata; Muhammad bin Isma'il adalah orang yang paling berilmu yang memasuki Iraq, Muhammad bin Yahya adalah orang yang paling berilmu yang berada di Khurasan pada hari ini, Muhammad bin Aslam adalah orang yang paling wara' di antara mereka, dan Abdullah bin Abdurrahman orang yang paling tsabit di antara mereka.
- Ad Daruquthni menuturkan; ' tsiqatun masyhur.
- Muhammad bin Ibrahim bin Manshur as Sairazi menuturkan; "Abdullah adalah puncak kecerdasan dan konsistensi beragama, di antara orang yang menjadi teladan dalam kesantunan, keilmuan, hafalan, ibadah dan zuhud".
Hasil karya beliau
- Sunan ad Darimi.
- Tsulutsiyat (kitab hadis)
- al Jami'
- Tafsir
Wafatnya
beliau
Beliau meninggal dunia pada hari Kamis bertepatan dengan hari tarwiyyah, 8
Dzulhidjah, setelah ashar tahun 255 H, dalam usia 75 tahun. Dan dikuburkan
keesokan harinya, Jumat (hari Arafah).
Informasi Sarana Melakukan Kritik Sanad
Untuk memudahkan pelaksanaan kritik sanad hadis maka alat yang relevan dengan itu adalah:
1. Program al-Maktabah asy-Syamilah
2. Program Kitab 9 Imam Hadis
3. Dan tidak menutup kemungkinan masih akan muncul penemuan yang baru dan lebih paten
4. Pelajari cara mengoperasionalkannya dengan baik
5. Jika terjadi hasil tampilan yang kurang mampu memahaminya maka jalan baiknya menanya kepada ahlinya
6. Jika tidak lakukan terjemahannya lewat internet
7. Agar terlatih dan semakin dalam ilmu kita tentang takhrij hadis maka lakukan setiap ada masalah hadis yang masih ragu atas kesohihannya
8. Pengalaman penulis jangan tidur
malam sebelum dapat menyelesaikan satu takhrij satu matan hadis
Perlu
diperhatikan bahwa nama perowi yang 9, kadang ada yang disingkat. Contohnya
sebagai berikut:
1- البخاري = خ =256-194
2- مسلم = م =261-206
3- ابو داود = د =275-202
4- النسائ = ن =303-214
5- الترمذي = ت =279-209
6- ابن ماجة = جة =273-209
7- مالك = طأ = 179-97
8- احمد بن حنبل = حم= 241-164
9- الدارمي = مي = 255-1811
10- الشافعي= الشافعي= 204-150
Sigkatan di atas dapat dilihat dalam Al-Mu’jam al-Mujfarosy li al-Fazil Hadis an-Nabawi oleh Muhammad Fuada al-Albaqi. Buku ini dipakai dalam mentakhrij secara manual lewat Kamus tersebut. Tetapi sekarang bisa melalui Program Kitab 9 Imam Hadis atau Proram al-Maktabah asy- Syamilah dan alat mekanik yang akan semakin berkembang di masa mendatang.
Riwayat Hidup Mukhorrij atau Perowi Yang 9 (Sembilan)
dan Asy-Syafi’i
1. Malik bin Anas ( 93 atau 97-179 H.) nama lengkapanya (Abu ‘Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abu ‘Amir al-Asbahiy al-Himyari al-Madaniy.
2. Ahmad bin Hanbal ( 164-241 H ) nama lengkapnya Abu ‘Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin As’ad Asy- Syaibani al-Marwaziy dari Maru
3. Ad-Darimi (181-255 H) nama lengkapnya adalah Abu Muhammad ‘Abdullah bin ‘Abdur Rohman bin Fadl bin Bahrum at- Tamimiy ad-Darimi.
4. al-Bukhori(194-256 H),nama lengkapnya, Abu ‘Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Mugiroh al-Ja’fi, kakeknya Majusi.
5. Muslim,( 206-261 H), nama lengkapnya adalahAbul Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi an- Naisaburi.
6. Abu Dawud (202-275 H) nama lengkapnya adalah Abu Dawud Sulaiman bin Asy’ast bin Syidad bin ‘Amar bin ‘Amir Assijistani
7. Ibn Majah (209-273 H) nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah ar-Robi’I al-Qozwani.
8. At-Timidzi ( 209-279 H) nama lengkapnya adalah Abu ‘Isa Muhammad bin Sauroh bin Musa bin Dohhar bin Sulami al Bugi at-Tirmidzi
9. An- Nasa’i (214-303 H) nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdur Rohman Ahmad bin Syu’aib bin ‘Ali bin Bakar bin Sinan an-Nasai.
10. Asy –Syafi’I (150-204 H) nama lengkapnya adalah Abu ‘Acdullah Muhammad bin Idris bin al-‘Abbas bin Syafi’I bin as-Saibbin’Ubaid bin ‘Abdu Yaziz bin Hasyim bin ‘Abdul Mutolib bin ‘Abdul Manaf al-Muttolib al-Qurisyiy.
Perowi Hadis Abad 4,5 dan 6
1. At-Thobroni (260-360 H), lahir di Syam, wafat di Hamamah ad-Dausi
2. Al- Hakim ( 321-405 H), lahir di Naisabur pindah ke Iroq
3. Ibn Khuzaimah (223-313 H), lahir di Khurosan
4. Ibn Hibban ( w 354), dia orang Samarqond.
5. Ad-Daruquthni ( 306-385 H), dia orang Bagdad
6. At-Tohawi (238-321H), dia orang Mesir
7. Al- Baihaqi (w. 458 H), wafat di Naisabur, belajar hadis ke ‘Iroq dan Hijaj.
8. An-Nawawi ( 631-676 H),lahir di Nawa, beliau pensyarah hadis seperti Kitab Riyadus solihin.
Cara Memilih dan Memilah Hadis yang Berlawanan
1. Usahakan untuk al-jam’u atau mengkompromikannya, dari berbagai sudut pandang.
2. Jika sama-sama Mutawatir , masyhur,’aziz atau ahad maka cari hadis lain yang paling banyak pendukungnya dengan syarat tidak mungkin lagi dikompromikan.
Analisis Riwayat Hadis Kutub at-Tis’ah
dengan Riwayat Abad 4,5 dan 6 dan seterusnya.
1. Apabila satu matan hadis ada pada Kutub at-Tis’ah dan Kutub abad 4,5 dan 6 maka hadis tersebut tambah kuat kualitasnya.
2. Jika satu matan hadis hanya pada Kutub at-Tis’ah, tetapi tidak ditemukan pada riwayat sesudahnya, maka hadis tersebut kualitasnya masih kuat ‘ tidak berpengaruh atas kesohihannya.
3. Jika satu matan hadis hanya ditemukan pada kutub abad 4, dan 6, maka hadis tersebut harus diteliti apakah bertentangan dengan Alquran dan hadis pada Kutub at-Tis’ah.
Analisis Hadis yang Bertentangan dengan Kitab Fiqh
1. Jika ada matan hadis bertentangan dengan pemahaman Ulama Fiqh, maka hadis itu yang dimenangkan jika sudah sohih menurut ilmu Takhrij.
2. Jika pemahaman selama ini misalnya tidak boleh, tetapi sekarang ditemukan hadisnya yang membolehkan, maka yang dimenangkan adalah hadisnya.
3. Jika ada hadis yang ditemukan tetapi sudut pandangnya berbeda dengan Fiqh yang ada, maka hadis itu yang dimenangkan, pemahaman Fih itu perlu dikompromikan, karena duluan ilmu Hadis dari pada ilmu Fiqh, bahkan sebahagian perbedaan Fiqh disebabkan perbedaan pemahaman menilai suatu hadis, atau ulama Fiqh yang satu tidak menemukan hadis dalil ulama fiqh yang lain.
4. Pemahaman Ilmu Hadis harus didahulukan dari pada pemahaman Fiqh.
5. Alasannya adalah, jika ada kasus yang berbeda dalam Fiqh, misalnya perbedaan antara Madzhab Syafi’i dengan Madzhab Hanafi, maka datang mazhab Hanafi silakan anda mengamalkan madzhab yang anda pilih dan aku mengamalkan madzhab yang saya pilih karena satu lawan satu pendapatnya. Akhirnya mengamalkan madzhabnya seperti inilah keadaan umat sampai sekarang pada umumnya, tidak menemukan titik temunya. Jika dikembalikan dengan hadis yang mendukung persoalan dicari dalam Kutub at-Tis’ah maka insya Alloh akan menemukan titik terang mana yang kuat dan mana yang lemah dalilnya.
6. Maka langkah positifnya adalah mengumpulkan semua dalil yang berkaitan dengan masalah yang berbeda, kemudian baru di analisis dengan pertanyaan 5 w + 1 H, yaitu : 1.What ‘ apa, 2.Who ‘ siapa, 3. Why ‘ mengapa, 4.Where ‘ di mana, 5.Wheen ‘ kapan, 6.How ‘ bagaimana.
7. Maka jawaban kata tanya di atas merupakan kesimpulan yang baik dan benar, caranya berikan pertanyaan sebanyak-banyaknya dengan memakai kata tanya di atas dan tampilkan jawabannya berdasarkan hadis yang ada dan bandingkan dengan kitab- kitab yang relevan pembahsannya
8. Akhirnya akan ditemukan jawaban yang mana yang paling kuat , karena sudah nampak semua dalil baik dari Alquran, hadis,Ulama Tafsir, Ulama fiq.
Petunjuk Kritik Matan Hadis
1. Kumpul semua hadis yang setopik dan yang berkaitan dengannya, kemudian analisis dengan Alquran apakah sesuai atau bertentangan, jika sesuai maka matannya hadis maqbul dan dapat diamalkan, jika bertentangan maka matannya hadis mardud tidak boleh dimalkan.
2. Jika matannya bertentangan dengan akal sehat yanga disinari dengan ilmu Alquran dan hadis, maka matannya tidak boleh diamalkan, karena akal manusia yang disinari Alquran dan hadis merupakan indikator kebenaran matan hadis, hal ini bisa diterima karena hadis itu dalah hapalan para sanad hadis dari Gurunya untuk disampaikan kepada muridnya. Kemudian dari sudut lainnya adalah bahwa Alquran sendiri menyuruh untuk mempergunakan akal itu sendiri seperti afala ta’qilun,afala tubsirun,afala tazakkarun,afala tadabbarun, fa’tabiru ya ulil albab,fa’tabiru ya ulil absor dsb, tujuannya agar mempergunakan akal yang benar dan positif tinking.
3. Jika matan hadis bertentangan dengan alam semesta atau sunnatulloh, maka hadis itu mardud tidak boleh diamalkan, jika tidak bertentangan maka matan hadisnya maqbul boleh diamalkan.
4. Jika matan hadis bertentangan dengan siroh atau sejarah hidup Rosul, maka hadis itu mardud, jika sesuai maka matan hadis itu maqbul bisa diamalkan.
5. Jika matannya hadis itu terdapat kata ,di mana kata tersebut ada sesudah Nabi Muhammad wafat, maka matan hadis seperti demikian tidak bisa jadi hujjah.
Metode Belajar yang Efisien Sekarang
1. Persiapkan dulu modul yang akan dibahas kepada audiens
2. Beli Hand Phone, lakukan dialog dengan gurunya.Gurunya bisa di mana saja berada.
3. Jika banyak pendengarnya sambungkan dengan Mikropon
4. Jika ada yang bertanya silakan lewat HP itu
5. Biayanya murah , Guru tidak susah datang ke tempat Ta’lim atau sekolah
6. Manfaatnya bisa memilih Guru yang professional dari berbagai tempat dan disiplin limu yang banyak dan berbeda.
7. Kerja panitia menghubungi nomor HP Gurunya dan waktu yang tersedia.
Aplikasi Pendidikan Luar Sekolah
1. Disepakati pendidikan luar sekolah atau pendidikan non formal adalah bahagian pendidikan Formal
2. Kurikulum Pendidikan Non Formal disesuaikan dengan Penidikan Formal
3. Sertifikat Pendidikan Non Formal diakui Lembaga Pendidikan Formal, dengan cara Guru atau Dosen tinggal mengujinya, dengan catatan nilai dalam sertifikat boleh naik atau turun sesuai dengan kemampuannya didepan Guru dan Dosennya. Bentuk ujiannya yang tepat disuruh siswa atau Mahsiswanya peraktek mengajar dan mempersiapkan modul, model dan modal yang akan diajarkan dan seluruh materi inti Mata Pelajaran atau mata Kuliahnya.
4. Manfaatnya murid bisa mengisi waktu senggangnya sesudah kembali dari sekolah atau Kampus. Juga anak bisa lebih cepat tamat misalnya tingkat Ibtidaiyyah 4 atau 5 tahun, Tsanawiyyah 2 tahun, Aliyyah tamat 2 tahun,S-1 3 tahun, S-2 tamat 1 tahun dan S-3 2 tahun atau tepat waktu dan berhasil guna
5. Sekaligus menampung lapangan kerja para Sarjana yang belum punya kesempatan PNS tenaga pengajar pendidikan non formal.
Demikian langkah mencari penyelesaian yang tepat dan umatpun merasa puas dan yakin di mana yang akan dia amalkan dan sekaligus tahu bagaimana mengajarkannya, karena dalilnya ada bukunya. Jadi metode ceramah tanpa buku rujukan ditangan audiens, maka ceramah itu tinggal ceramah atau perkuliahan hanya Dosen yang tahu dan pintar, maka mahasiswa atau audiens tinggal bingung. Karena yang didengar hanya 5% yang tersimpan dalam ingatan audiens, makanya penyampaian ajaran hanya lewat ceramah, maka umat tetap bertengkar dengan dalil kata Guru saya begini, bukan begitu ditanya di mana kitab dalilnya dia menjawab tidak tahu hanya ingatanku kata Guruku demikian. Oleh karena itu perlu ditingkatkan cara dan sarana penyampaian ajaran Islam ini dengan pakai buku rujukan, untuk bisa diwariskan kepada generasi demi generasi
Penggunaan Fitur Software Hadis 9 Imam
1. Software Hadis 9 Imam
a. Pengertian Software Hadist 9 Imam
Software Hadist 9 Imam adalah program yang dirangcang sedemikian rupa berbentuk sebuah database tentang 9 orang perowi hadist. Yang terdiri dari Shohih Bukhari, Shohih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunsn Tirmidzi, Sunan Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad, Muwattho’ Malik, Sunan Ad-Darimi.
b. Tahap awal dalam membuka dan memdapatkankan software hadist 9 imam.
1) Pada tahap awal instalkan terlebih dahulu progam hadis 9 imam di laptop atau di komputer anda kepada teknisi atau programer.
2) Setelah program hadis 9 imam telah selesai di instal, maka akan ada tampilan simbol hadis 9 imam yang muncul di desktop laptop atau pun komputer anda seperti gambar di bawah ini.
a) Klik dua kali pada simbol hadis 9 imam yang ada di desktop laptop atau komputer anda, kemudian akan muncul tampilan sebagai berikut ini.
(1) Klik 2 kali pada lambang apache kemudian akan muncul tampilan sebagai berikut.
Setelah muncul tulisan Diese Eingabeforderung, selanjutnya lihatlah lambang minimize (-) pada sudut kanan atas dengan mengklik 1 kali untuk meminimizekan tampilan tersebut.
(2) Klik 2 kali pada lambang Mysql kemudian akan muncul tampilan sebagai berikut.
Setelah muncul tulisan Diese Eingabeforderung, selanjutnya lihatlah lambang minimize (-) pada sudut kanan atas dengan mengklik 1 kali untuk meminimizekan tampilan tersebut.
(3) Klik 2 kali pada lambang dengan bacaan Start Hadis kemudian akan muncul tampilan sebagai berikut.
c. Tata Cara Penggunaan Software Hadis 9 Imam
1) Pengenalan Fitur/Menu Utama
a) Fitur ini merupakan fitur Informasi yang berisi kata Pengantar dari Lidwa Pustaka dan Ilmu Mushthalah Hadits. Ilmu Mushthalah Hadits ini terdiri dari :
· Beberapa definisi dalam ilmu mushthalah hadits
· Pembagian hadits menurut jalan periwayatannya yang sampai kepada kita
· Pembagian khabar ditinjau kepada orang yang disandarkan
· Pembagian hadits dilihat dari sisi kuat dan lemahnya hadits
· Hadits yang tertolak
· Istilah-istilah dalam jarhu wa ta’dil
Untuk lebih jelas, silahkan klik pada fitur Informasi, kemudian klik sub menu Ilmu Mushthalah Hadits.
b) Fitur ini merupakan lokasi dari menu-menu utama seperti Kitab, Cari kata, Bab, Indeks, Kumpulan, Biografi, dan Daftar Rawi. Tampilan ini memang seting awalnya adalah menu Kitab yaitu menu yang digunakan untuk mencari hadits berdasarkan kitab dari 9 imam hadits. Namun, tampilan ini bisa berubah sesuai dengan menu-menu lain yang kita pilih/klik (no: 3,4,5,6,7,8,9).
c) Fitur ini digunakan untuk mencari suatu hadits berdasarkan bab-bab yang terdapat pada kitab 9 imam hadits. Untuk melihatnya, pilih/klik fitur ini satu kali. Setelah diklik, maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini:
Anda dapat memilih Imam Hadits diantara 9 imam yang ada untuk dilihat bab-bab pada kitab mereka (a). Kemudian Anda bisa memilih bab mana yang ingin dilihat (b).
d) Pilih/klik fitur ini bila Anda ingin mencari hadits berdasarkan kumpulan Hadits Qudsi, Mutawatir, Marfu’, Mauquf, Maqthu’, Mu’allaq, Mursal, Munqathi’, dan hadits-hadits tentang Ayat-ayat al Qur’an. Setelah anda klik fitur ini, maka akan muncul tampilan seperti ini:
Silahkan klik tombol Hadits Qudsi, Mutawatir, Marfu’, Mauquf, Maqthu’, Mu’allaq, Mursal, Munqathi’, dan Ayat-ayat al Qur’an yang ada di sebelah kiri di bawah tulisan kumpulan, sesuai dengan pilihan yang anda butuhkan.
e) Fitur ini adalah fitur yang digunakan untuk mencari suatu hadits hanya dengan mengetikkan kata yang ingin Anda cari. Klik fitur ini maka akan muncul tampilan seperti berikut:
Kata yang ingin dicari bisa kata dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Arab. Bila Anda ingin mencari kata dalam bahasa Indonesia, klik (c) kemudian ketik katanya di dalam kotak dengan kata kunci yang dicari (d). Selanjutnya, Anda tentukan pada kitab Imam Hadits mana kata tersebut ingin dicari. Anda bisa memilih pada Bukhari atau Muslim saja atau kedua-duanya, atau juga memilih semua imam dengan mencontreng (√ ) pada pilihan (e). Baru setelah itu, Anda klik tombol Cari, maka akan muncul tampilan sebagai berikut:
Kemudian klik pada tulisannya atau pada angka yang diblok warna merah dan pada imam yang dituju untuk membukanya (f).
f) Fitur ini digunakan untuk mencari suatu hadits berdasarkan kitab dari 9 imam hadits. Klik fitur ini maka akan keluar tampilan seperti pada Fitur nomor 2. Silahkan klik pada tulisan Shohih Bukhari untuk membuka kitab shohih imam Bukhari, klik pada tulisan Shohih Muslim untuk membuka kitab sohih imam Muslim, dan seterusnya.
g) Fitur ini digunakan untuk mencari keterangan tentang data seluruh perawi yang meriwayatkan hadits yang ada di software Hadits Kitab 9 Imam. Klik pada fitur ini, maka akan muncul tampilan seperti berikut:
Pada fitur ini, Anda dapat mencari data perawi dengan mengetikkan kata kunci atau namanya yang kita ingat. Ataupun mencari secara lebih detail dengan mengetikkan nama perawi, nama kuniyah, julukan, kalangan, dan level. Untuk mencari berdasarkan kata kunci, Anda bisa menggunakan sub menu (g). Sedangkan untuk mencari secara lebih detail, silahkan menggunakan sub menu (h). Bila data-data yang diperlukan untuk mencari data perawi sudah dimasukkan, maka selanjutnya klik tombol cari (i). Setelah di-klik, maka akan muncul tampilan ( j ). Klik pada tulisan/nama perawi yang ingin dilihat data keterangannya, maka akan keluar tampilan ( k ).
h) Fitur ini digunakan untuk melihat riwayat hidup (biografi) 9 imam hadits mulai dari Imam Bukhari sampai dengan imam Darimi. Klik Fitur ini, maka akan keluar tampilan:
Untuk melihat biografinya, klik pada tombol-tombol nama para imam hadits pada tampilan ( I ).
i) Fitur ini adalah fitur indeks yaitu fitur yang digunakan untuk mencari hadits berdasarkan indeks (tema) seperti iman, ilmu, ibadah, pakaian dan perhiasan, dan lain-lain. Indeks ini disusun/diambil dari kitab 9 imam hadits. Klik Fitur ini, maka akan keluar tampilan:
Untuk mencari hadits berdasarkan indeksnya, silahkan klik pada tulisan-tulisan indeks yang ada pada tampilan (m).
2) Pengenalan Fitur/Menu Tambahan
Selain fitur/menu utama, pada software Hadits Kitab 9 Imam juga terdapat fitur-fitur tambahan sepertifitur perawi, cari nomor, tombol maju mundur, fitur copy, dan hadits penguat serta table daftar. Berikut gambar dari fitur/menu tambahan tersebut:
a) Fitur nomor 1 ini untuk mencari nomor hadits pada Fitur Utama yang sedang dibuka. Misalnya fitur utamayang sedang dibuka adalah fitur kitab pada shohih Bukhari, maka fitur tambahan ini akan mencari haditspada kitab Shohih Bukhari sesuai dengan nomor hadits yang diinginkan. Cara menggunakan fitur ini yaituketika nomor pada kotak fitur tambahan nomor 1, lalu klik fitur tambahan nomor 2 (gambar bukuterbuka).
b) Fitur tambahan nomor 3 dan 5 adalah fitur maju mundur yang digunakan untuk melihat hadits sebelumdan sesudahnya. Klik tombol fitur nomor 3, maka akan tampil hadits sebelumnya. Klik tombol fitur nomor 5, maka akan keluar hadits sesudahnya.
c) Fitur tambahan nomor 4 adalah fitur yang disediakan untuk menyalin teks arab atau teks Indonesia dari suatu hadits. Klik fitur ini maka akan keluar tampilan:
Untuk menyalin teks Indonesia, klik/tekan tombol Blok Teks Indonesia, kemudian klik kanan pada teks Indonesia yang telah ter-blok lalu pilih Copy (atau lebih cepat bisa dengan menekan tombol Ctrl + C pada keyboard komputer Anda secara bersamaan. Kemudian silahkan temple (paste) pada tempat yang diinginkan. Untuk menyalin teks Arab, klik/tekan tombol Blok Teks Arab, kemudian klik kanan pada teks Indonesia yang telah ter-blok lalu pilih Copy (atau lebih cepat bisa dengan menekan tombol Ctrl + C pada keyboard komputer Anda secara bersamaan. Kemudian silahkan temple (paste) pada tempat yang diinginkan seperti ke Microsoft Word, seperti tampilan di bawah ini. Bila sudah selesai, klik tombol Tutup yang berwarna merah untuk mengakhirinya.
Kemudian untuk mengatur tulisan arab dan bahasa indonesia agar rata kiri dan rata kanan, dengan cara sebagai berikut :
(1) Blok seluruh tulisan bahasa arab, kemudian pilihlah Justify atau dengan menekan tombol Ctrl + J pada keyboard laptop atau komputer anda secara bersamaan agar rata kiri dan rata kanan.
(2) Selanjutnya blok kembali bahasa arab yang ada di Microsoft Word, kemudian klik lambang yang berwarna kuning yang ada pada tampilan di bawah ini dengan tulisan ( Right-to-left Text Direction ), agar tulisan arab yang ada di Microsoft Word bergeser posisi ke kanan.
(3) Apabila terdapat tulisan belum rata kiri dan kanan pada tulisan bahasa arab, maka posisikan kusor pada salah satu baris bahasa arab yang kurang rata pada baris yang kedua dengan memposisikannya sebelah kanan di sudut tulisan bahasa arab, kemudian tekan tombol backspace 1 kali dan tekan tombol spasi 1 kali pada keyboard laptop atau komputer anda.
(4) Kemudian untuk meratakan tulisan bahasa indonesia, Blok seluruh tulisan bahasa indonesia, kemudian pilihlah Justify atau dengan menekan tombol Ctrl + J pada keyboard laptop atau komputer anda secara bersamaan agar rata kiri dan rata kanan.
(5) Untuk membuat footnote dari hadis yang di ambil dari software hadis 9 imam dengan cara, menuliskan kitab 9 imam kemudian sumber hadis yang diambil, dengan judul hadis, kemudian menuliskan Bab, nomor hadis, dan menulis Lidwa Pustaka i-Software : www.lidwapustaka.com. Dengan contoh : Kitab 9 imam hadis : Sumber : Ibnu Majah, Kitab : Kurban, Bab : Barang siapa berkurban dengan kambing keluarganya, No. Hadis : 4138, Lidwa Pustaka i-Software : www.lidwapustaka.com.
d) Fitur tambahan selanjutnya adalah fitur nomor 7. Fitur tambahan ini digunakan untuk melihat para perawi yang ada pada jalur sanad hadits yang sedang dibuka. Klik/tekan fitur ini, maka akan keluar tampilan seperti berikut:
Tampilan (a) adalah tampilan perawi atau jalur sanad dari hadits yang disampingnya. Klik pada nama perawi yang ingin dilihat keterangannya, misalnya pada (b) maka akan muncul tampilan (c) pada sebelah kanan bawah. Anda juga dapat melihat status (dapat dipercaya atau pendusta, dll) dari perawi tersebut dengan menekan/meng-klik pada fitur (e). Bila Anda meng-klik fitur (e) maka akan keluar tampilan seperti berikut:
Status dari seorang perawi dapat dilihat pada fitur ini sesuai dengan keterangan warna yang ada. Misalnya bila nama seorang perawi pada jalur sanad berwarna kuning berarti perawi itu Tsiqoh. Bila berwarna merah berarti Kadzab (pendusta). Contoh dari warna-warna tersebut sebagai berikut :
Skema Jalur sanad :
Kemudian skema seluruh bjalur sanad gabungan :[1]
Klik tombol tutup (warna merah) bila ingin menutup fitur ini. Kemudian bila Anda klik fitur (d), maka akan keluar tampilan berikut:
Tampilan fitur ini merupakan penjelasan ringkas melalau bagan (grafik) tentang pengertian dari hadits Qudsi, marfu’, Mauquf, maqthu’, Mursal, Mu’dhal, Munqathi’, Mu’allaq, Gharib, ‘Aziz, Masyhur, dan Mutawatir.
Contoh hadis dari salah satu hadis-hadis yang dimaksud di atas, seperti hadis Qudsi :
e) Fitur tambahan selanjutnya yaitu Fitur nomor 8 (Hadits Penguat). Fitur ini digunakan untuk melihat hadits penguat atau pembanding atau hadits senada dari hadits yang sedang dibuka. Klik fitur ini maka akan muncul tampilan.
Hadits pada tampilan kotak (a) merupakan hadits penguat dari hadits diatasnya. Table (b) memberikan daftar dari hadits penguat lainnya selain hadits penguat pada tampilan kotak (a). Klik pada Nomor Hadits untuk membukanya. Sedangkan table (c) merinci tentang Jumlah Hadits Penguat. Pada contoh tabel (c) diatas dapat kita lihat bahwa hadits yang sedang kita buka (Bukhari no 4) total terdapat 4 hadits penguat dengan rincian pada imam Bukhari terdapat 1 hadits penguat, Ahmad terdapat 1 hadits penguat, Muslim terdapat 1 hadits penguat, dan Nasa’I terdapat 1 hadits penguat.
f) Fitur tambahan nomor 9 merupakan tabel tampilan hasil dari pencarian pada Fitur Utama. Bila Fitur Utama yang sedang dijalankan adalah Cari kata, maka fitur tambahan nomor 9 diatas akan memuat daftar hadits-hadits yang sesuai dengan kata yang dicari. Bila Fitur Utama yang sedang dijalankan adalah Kumpulan dengan pilihan Hadits Qudsi, maka fitur tambahan nomor 9 diatas akan memuat daftar seluruh Hadits Qudsi yang ada. Klik pada tulisan (fitur tambahan nomor 10) atau No.Hadits untuk membukanya.
g) Fitur Tambahan nomor 11, 12, 13, 14, dan 15 merupakan fitur yang disediakan untuk mendalami fitur tambahan nomor 9. Klik fitur tambahan nomor 13 untuk membuka daftar tabel per halaman. Atau bisa juga dengan meng-klik fitur tambahan nomor 14. Untuk melihat tampilan halaman sebelumnya, Anda bisa meng-klik fitur tambahan nomor 12. Jika Anda ingin kembali pada halaman awal, maka klik fitur tambahan nomor 11. Jika Anda ingin langsung ke akhir halaman bisa meng-klik fitur tambahan nomor 15.[2]
No comments:
Post a Comment